Beranda / Romansa / DOSA TERINDAH / Bab 461 - Bab 470

Semua Bab DOSA TERINDAH: Bab 461 - Bab 470

476 Bab

Bab 178

“Ini pesanan siapa, Aya?” Kak Dian muncul ke Twin House hari ini setelah tadi pagi minta diantarkan Ivan ke kantor pusat Bang Malik di Jakarta untuk urusan arisan.“Pesanan pelanggan baru, Kak.”Wanita itu memperhatikan dengan seksama gaun yang terpajang paling depan di butik. “Wah, desain-desain kamu banyak kemajuan, Aya.” Kak Dian memuji.“Ini ide yang terkumpul di kepala selama nggak aktif desain, Kak.”Kak Dian manggut-manggut. “Kurasa mantan kamu itu kerja sana dengan butik ini bukan karena kamu, Aya. Tapi karena emang desain-desainmu semakin bagus. Ini nggak kalah loh dengan sentuhan desainer-desainer yang udah punya nama.”“Ah, Kak Dian berlebihan. Tapi kalo urusan kerja sama dengan Hendra itu emang bener, Kak. Waktu dia tertarik dengan produk-produk kami yang dipamerkan Iin di media sosial, Hendra emamg nggak tau kalo butik ini punyaku, Kak.” Ingatanku melayang pada malam launching kantor baru Ivan dan butikku, pada malam itulah Hendra baru menyadari bahwa aku adalah pemilik b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-11
Baca selengkapnya

Bab 179

“Wira ada di Twin House, Ay. Nih Kak Dian baru ngabarin.” Setelah menemani Ivan memilih beberapa mainan untuk hadiah ulang tahun Wira, kulihat Ivan menerima panggilan telepon.“Ya udah, kasih hadiah hadiah ini di sana aja, Pi.” Aku menunjuk beberapa mainan yang kami pilihkan tadi.“Tapi nggak ada Kia.” Ia terlihat tak bersemangat. “Ini gara-gara jadwal arisan Kak Dian tadi pagi nih jadinya Kia nggak jadi ikut.”“Jadi gimana?”“Sebenarnya pengen bawa Kia ketemu abangnya, Ay. Apalagi emang pas abangnya lagi ulang tahun, udah lama juga kan mereka nggak ketemu.”Kesibukan Ivan sejak kantor barunya launching memang membuatnya jarang bertemu Wira. Padahal dulu saat usahanya masih jaya, Ivan tak pernah melewatkan sehari untuk tak bertemu atau sekadar menyapa bocah lelaki itu, apalagi waktu Tari masih bekerja di peusahaannya.“Aya ... boleh nggak hari minggu nanti kita ajak Kia dan Wira jalan-jalan? Kita berempat. Udah lama juga kita nggak jalan-jalan, kan?” usulnya.Aku langsung menyetujui,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-12
Baca selengkapnya

Bab 180

Wanita itu berpamitan, sebelum melangkah ke bangunan utama Twin House. Tari tentu sudah tahu di mana ruang kerja Ivan mengingat ini bukan pertama kalinya wanita itiu datang ke Twin House. Kubiarkan ia berlalu dan berencana akan ikut ke sana setelah mengawasi Iin menyelesaikan pemeriksaan barang.***“Aku akan selalu ada untukmu dan Wira, Tari.”Suara Kak Dian terdengar dari dalam ruangan Ivan ketika aku baru saja hendak mengetuk pintu. Kondisi pintu yang sedikit terbuka memang membuatku dengan mudah bisa mendengarkan pembicaraan keduanya.“Iya, Kak. Aku tau.” Itu suara Tari.“Jadi jangan pernah memlihara pemikiran seperti yang kemarin-kemarin lagi, ya. Jangan khawatir, Wira nggak akan mungkin kehilangan Papanya, dan adikku juga nggak akan mungkin menelantarkan anaknya.” Suara Kak Dian.“Iya, Kak. Aku memang pernah berpkkir untuk kembali hadir dalam hidup Ivan, aku juga pernah melakukan kesalahan dengan mempercayai hasutan Toni. Saat itu di kepalaku hanya ingin Aya pergi dari hidup Iva
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-12
Baca selengkapnya

Bab 181

“Tari bilang gitu tadi?”Bukan aku yang menjelaskan kejadian di ruang kerja Ivan di Twin House tadi, tetapi Kak Dian lah yang bercerita pada adiknya dengan berapi-api.“Yaela, lu kira gue boong.” Kak Dian menanggapi keraguan adiknya.“Bener gitu, Aya?” Kali ini pria itu bertanya padaku.“Iya. Kak Dian benar. Itu yang bikin aku nangis tadi, aku nggak nyangka ... aku tersentuh dengan permintaan maafnya berkali-kali.”Kami memang baru membahas ini setelah pulang ke rumah. Pelukan dan kekhawatiran Ivan di Twin House tadi mampu diredam Kak Dian dengan memberi pengertian pada adiknya itu untuk tak membahas apa pun di sana. Apalagi kemudian Wira terbangun setelah mendengar ribut-ribut karena suara panik ayahnya.“Aya baik-baik saja, jangan mikir yang nggak-nggak. Nanti kita bicara di rumah. Kasian Wira, dia kebingungan. Fokus ke Wira aja dulu, Dek. Bikin dia senang di hari ulang tahunnya. Aku pastikan Aya-mu baik-baik saja, bahkan sangat baik-baik saja.”Itu yang kudengar sekilas ketika Kak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-13
Baca selengkapnya

Bab 182

“Dia putus asa. Dia tau Imelda nggak mungkin sama dia, tapi dia cinta. Dan rasa cintanya itulah yang membuat Toni tak lagi bisa berpikir jernih?” Pillow talk kami malam ini adalah pembahasn mengenai Imelda dan Toni.Aku terheran-heran mendengar cerita Ivan tentang hubungan Toni dan Imelda. Toni sendiri memang diakui Ivan merupakan karyawan yang baru dua tahunan bergabung di perusahaannya, tetapi Toni adalah salah satu karyawan yang paling gigih bekerja. Lalu ketika Ivan kehilangan ingatannya, ia memilih Toni menjadi tangan kanannya sebab ternyata Toni menguasai banyak hal yang waktu itu tak mampu diingatnya.“Setelah dapat salinan CCTV di rumah yang dibeli Imel waktu itu, aku menyuruh orangku menyelidiki apa hubungan keduanya.” Ivan kembali melanjutkan ceritanya. “Sejak mengetahui keberadaan Toni di sana, aku menduga Toni adalah kerabat dekat Imel, atau orang kepercayaan Imel yang menyusup ke kantorku, tapi ternyata dugaanku meleset. Toni adalah pengagum Imelda, bahkan menurut informa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-14
Baca selengkapnya

Bab 183

Ponsel Ivan yang berpendar di atas nakas tak membuat pria ini menghentikan aksinya, menciumiku dengan lembut dan menghanyutkan seperti biasa, membawaku melayang tak lagi terkendali.“Ada telepon, Pi,” gumamku di sela perlakuan manisnya.“Biarin aja. Paling Kak Dian.” Suaranya masih berat dan serak.Jika sedang seperti ini, aku hanya perlu mengikuti arus yang dibuatnya. Hingga dering ponsel di atas nakas benar-benar tak lagi mengganggu aktifitas kami.Akan tetapi, semuanya buyar saat suara ketukan lebih kepada gedoran di pintu kamar kami terdengar sangat mengganggu.“Sial!” umpatnya kesal, kilatan matanya menggambarkan kekecewaan seperti baru saja terhenpas dari ketinggian.“Pakai ini, Aya.” Ia mengambil selimut lalu membungkus tubuhku. “Kak Dian nggak ada ahlak emang!” Ivan terlihat begitu yakin bahwa yang mengetuk adalah kakaknya.Kulihat ia memilih potongan pakaian yang berserak di lantai, memakai boxer-nya yang ditemukannya di lantai lalu membuka pintu.“Apaan sih, Kak?!”Dari posi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-14
Baca selengkapnya

Bab 184

[Ay, kalo jadwal kamu dan Ivan lagi nggak padat, liburan ke Surabaya, dong.]Sudah kesekian kalinya Kak Dian mengirim pesan serupa. Beberapa hari ini ia memang sering sekali menelepon lalu bercerita tentang rasa rindunya pada kami semua, namun tak bisa berkunjung karena kesibukannya. Ajakan Kak Dian ini pun sebenarnya sudah kuceritakan ke Ivan, tetapi jadwal pekerjaannya memang belum memungkinkan meski Ivan tetap mengiyakan dan sedang mencari jadwal kosongnya.“Kita emang udah lama nggak liburan, Ay. Sebelum Kak Dian minta, aku juga sebenarnya udah mikir mau bawa kamu dan Kia liburan. Ide bagus sih kalo kita berkunjung ke Kak Dian sekaligus lanjut liburan, nanti dari Surabaya bisa lanjut ke Bali.” Itu yang dikatakan Ivan saat aku menyampaikan permintaan Kak Dian.[Baguslah kalo emang udah ada rencana gitu, Aya. Nanti ajakin Wira juga, ya.]Dan satu lagi permintaan Kak Dian yang kusampaikan pada adiknya.Sejak malam itu, saat Ivan memintaku menemaninya jalan-jalan bersama anak-anaknya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-16
Baca selengkapnya

Bab 185

Dari sini aku bisa melihat seperti apa hubungan kekeluargaan mereka di masa lalu yang sering Kak Dian ceritakan. Mungkin seperti inilah hubungan akrab mereka dulu di masa lalu sebelum semua hancur karena sebuah kesalahan. Tak ada yang perlu disesali, karena jika menyesali masa lalu, maka mungkin kehadiran Wira juga akan menjadi penyesalan. Padahal bocah yang memiliki banyak keisitimewaan itulah yang menjadi pemersatu kebersamaan kami ini.Tangan Ivan pun tak lagi selalu tertaut padaku. Kurasa dia juga sudah mulai menyadari bahwa Tari sudah berubah, setidaknya berusaha sangat keras untuk berubah.Dan hingga kebersamaan itu berakhir, kami semua seperti sedang menemukan kebahagiaan baru. Aku, Ivan dan Kia serta pengasuhnya melanjutkan liburan kami ke Bali, meninggalkan Tari dan anak-anaknya di rumah Kak Dian.“Aku bangga punya kamu, Aya.” Dan genggaman tangan itu kembali tertaut saat kami dalam perjalanan melanjutkan trip liburan. “Kalo bukan karena kebesaran hatimu, nggak akan ada keber
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-16
Baca selengkapnya

Bab 186

“Dari mana, Pi?” Rasanya tak dapat kutahan kekesalanku hari ini. Bagaimana tidak? Kami tiba di villa sejak beberapa jam yang lalu, dan beristirahat sebentar. Lalu saat aku terjaga, tak kutemui pria itu di sudut mana pun sementara ponselnya tergeletak begitu saja di atas meja.“Udah bangun, Sayang? Gimana istirahatnya udah cukup belum?”Dan kesalnya lagi, Ivan justru menanggapi santai dengan kecupan di keningku.“Dari mana aja? Ponsel ditinggal nggak bisa dihubungi, tadi kan cuma mau istirahat bentar abis itu kita jalan-jalan. Kenapa malah ditinggalin berjam-jam gini?” Aku benar-benar kesal kali ini. Yang ada dalam pikiranku tadi, setelah tiba di villa, kami hanya perlu beristirahat sebentar lalu keluar dan menikmati liburan ini.Villa yang disewa Ivan kurasa bukan villa sembarangan. Lokasinya tepat menghadap ke pantai Jimbaran yang terkenal dengan keindahan sunset-nya. Bukan hanya aku, Kia dan Mbak Ri pun terlihat begitu antusias ketika tiba di villa ini tadi. Pemandangan pantai yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-17
Baca selengkapnya

Bab 187

“Hari ini ikut ke Twin House, ya.”Ini sudah sebulan sejak kami kembali dari Bali setelah seminggu menikmati kebersamaan di sana. Dan untuk memenuhi permintaannya waktu itu agar aku mengurangi waktuku di butik, aku juga sudah mulai beradaptasi. Tentu tak ada alasan bagiku untuk tak mengikuti inginnya, apalagi alasan yang mendasari keinginannya sangat masuk akal.“Adam akan lebih sering datang ke kantorku, dan tentu saja akan lebih sering bertemu kamu juga. Bagaimanapun juga, kalian pernah memiliki cerita, aku hanya ingin menjagamu lebih baik lagi.”“Aku juga bakalan banyak pekerjaan, Aya. Dan keberadaanmu di sekitarku hanya akan membuatku tak bisa berkonsentrasi. Yang ada bukannya kerja, tapi malah ngerjain kamu.”Itu dua alasan yang membuatku menerima keingingannya, karena sejujurnya memang seperti inilah kebersamaan yang sejak dulu kuinginkan. Bertukar pendapat dengan pasangan, saling mendengarkan isi hati, saling memahami apa yang pasangan inginkan. Pernikahanku dengan Ivan adalah
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-09-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
434445464748
DMCA.com Protection Status