“Kenapa menduga seperti itu, Aya?” Ivan menatapku tajam.“Karena waktu itu Papi bilang kasian ngeliat dia yang sekarang.”Napas yang terhembus kasar dari pria di hadapan membuatku merasa bahwa dugaanku tadi benar. Sama sepertinya, aku pun mengela napas berat. Ya, setelah semua yang terjadi, berat rasanya menerima Tari kembali berada di sekitar Ivan. Tetapi ..., di luar dugaanku, Ivan justru menanggapi berbeda.“Setelah sekian lama, setelah dibiliangin bucin berat ke kamu sama Kak Dian, setelah setiap hari kepergok Bik Jum, aku kecewa ternyata kamu belum sepenuhnya memahamiku, Aya.”Aku menelan ludah dengan kasar. Tak memahaminya? Bagaimana mungkin aku tak memahaminya sedangkan selama ini aku sudah cukup banyak memberi ruang untuknya bertanggung jawab atas kesalahan masa lalunya.“Bukan aku yang tak memahamimu, kamu yang harusnya memahamiku. Aku nggak suka dia kembali ada di sini, di sekitarmu. Dan juga ....”“Justru ini yang belum kamu pahami, Aya.” Dia tak membiarkanku selesai berbic
Terakhir Diperbarui : 2023-08-14 Baca selengkapnya