“Cepetan dikit, Aya!” Suara teriakan Mas Adam terdengar dari depan.“Iya, Mas. Bentar lagi.”Buru-buru kusapukan lipstik di bibirku agar tak terlihat pucat, lalu berjalan keluar kamar sambil merapikan gaunku.“Kamu ini kebiasaan deh, kalau udah dandan lama banget. Mana hasilnya juga biasa saja.” Pria itu menyapukan pandangannya dari ujung kaki hingga kepalaku.Aku sudah biasa mendapatkan komentar kurang menyenangkan dari pria yang berstatus suamiku ini, maka aku sudah tak terlalu ambil pusing.“Aku cuma dandan 15 menit tadi, Mas. Itu masih wajar, wanita-wanita lain bahkan menghabiskan waktu lebih dari itu jika berdandan.” Aku berusaha protes, namun yang kudapatkan justru tatapan mata melotot dari pria itu.“Iya, kalau orang lain lama-lama hasilnya bagus, cantik, elegan. Lah, kamu ya gini-gini aja. Dandan nggak dandan juga sama aja, sama-sama ngebosanin liatnya!” Ia tak mau kalah. Kali ini bahkan sambil menoyor pelan keningku.Sakit? Dulunya iya. Sakit sekali mendengarnya selalu menghi
Last Updated : 2022-09-22 Read more