“Itu bukan istri Ivan, Pak. Ivan masih single.”“Oh, maaf.” Si pelatih melihat ke arah ku dan Ivan. “Bapak pikir tadi istrinya, soalnya dari tadi Ivan seolah jagain dan ngeliatin terus,” lanjutnya lagi.Suara riuh kembali terdengar.“Cocok kan, Pak?”“Apa kubilang. Chemistrinya dapat banget mereka.”“Uwuwu ... ada yang salah tingkah nih.”“Kalau milik teman boleh ditikung nggak, Pak?”Suara-suara itu membuat kupingku panas. Aku menunduk.“Sekali lagi maaf, ya. Tadinya Bapak benar-benar mengira kalian suami istri.” Si Pelatih kembali meminta maaf.“Itu istrinya Adam, Pak. Ivan mah masih mencari, entah mencari yang bagaimana dia. Sudah mapan, tajir, good looking, tapi masih betah jadi lajang.” Salah satu teman Ivan kembali meluruskan.“Istri Adam? Adam Haidar? Oh, iya. Bapak nggak lihat si Adam? Apa dia tidak hadir di sini?” Si Pelatih bertanya.Kudengar beberapa dari mereka menjelaskan, aku tak lagi menyimaknya dengan jelas karena kini aku memilih menunduk. Kejadian barusan menimbulkan
Last Updated : 2022-11-01 Read more