“Kalo aku yang bikin, Papi nggak suka, ya?” tanyaku ketika melihat Ivan sibuk meracik kopi, minuman kesukaannya.Dia menoleh lalu tersenyum manis, khas Ivan banget.“Bukan nggak suka, Sayang. Cuma nggak mau ngerepotin kamu aja.” Dia meraih pinggangku. “Gimana Kia?” tanyanya, sebab aku memang baru saja keluar dari kamar putri kami lalu menujunya.“Masih tidur lelap, Pi. Tapi kata Mbak Ri semalam nggak rewel, nggak nyariin juga.”Dia masih tersenyum. “Kayaknya Kia tau Papi Maminya lagi usaha bikinin adik, makanya nggak rewel.”“Bikin mulu! Jadi juga nggak!” Suara dari arah belakang kami, aku dan Ivan sudah tahu persis itu suara siapa.“Good morning, Kak Dian yang cantik.” Ivan melepas pelukannya di pinggangku, lalu menghampiri kakaknya. Aku tersenyum menyaksikan Ivan yang ternyata bukan hanya bermanja padaku tapi juga pada kakak kandungnya. Dia menunduk mencium bahu Kak Dian hingga ke lengannya.“Dih! Sana! Udah punya istri masih kek gitu ke gue aja lu!” Kak Dian menegur, tetapi Ivan ju
Last Updated : 2023-09-02 Read more