Home / Romansa / DOSA TERINDAH / Chapter 351 - Chapter 360

All Chapters of DOSA TERINDAH: Chapter 351 - Chapter 360

476 Chapters

Bab 68

“Oh, kalo itu sama anak-anak cabang dijuliki bayangan Pak Ivan. Sekarang di mana ada Boss, di situ dia ada. Tiara kayaknya udah nggak kepake lagi sama Pak Ivan.”Deg! Aku terkejut. Kurasa Iin mengetahui keterkejutanku.“Eh ... itu kalo Boss lagi kunjungan ke cabang ya, Mbak. Bu Tari itu pasti selalu ada. Aku nggak tau kalo di kantor pusat karena kayaknya Tiara juga masih jadi orang pentingnya Pak Ivan di pusat.”Aku tak lagi menanggapi karena masih terkejut oleh pengakuan Iin tadi tentang julukan bayangan dari suamiku pada wanita itu.“Pas kamu ‘sksd’ itu, Tari ngeliat kamu, nggak?” Entah kesimpulan apa yang sedang ingin kucari.“Ng ... aku nggak ingat, Mbak. Waktu itu kan banyak orang, semua karyawan cabang ada di sana nyambut Boss.”Aku mengangguk.“Kenapa emangnya, Mbak? Kenapa Mbak Aya nanya tentang Bu Tari?” Iin menelengkan kepalanya menyelidik.“Nggak papa, In. Aku cuma mau cari tau sesuatu.”Aku yakin Iin masih ingin bertanya, terbukti dengan wajahnya yang masih terlihat penasa
last updateLast Updated : 2023-06-13
Read more

Bab 69

“Kenapa lama banget? Ngobrolin apa aja ama Iin?” Dia sudah bermain-main memenuhi inginnya, tangannya hinggap di bagian mana saja dari diriku yang diinginkannya, tetapi bibirnya masih saja bicara.Posisiku yang terperangkap di pangkuannya sejak masuk ke ruangan ini tadi membuatku harus merunduk demi lebih mendapatkan perhatiannya.“Nggak usah basa-basi bahas Iin.”Tawanya terdengar terpaksa, di sela-sela suara-suara lain yang mewakili keinginannya saat ini. Terhitung dua kali pintu ruangan diketuk dari luar, tetapi lelaki itu seperti sudah tak ingin lagi menanggapi hal lain selain menuntaskan inginnya. Sofa di ruang kerjanya memang tak mampu menampung tubuh tingginya, tetapi mampu membuatnya meneriakkan namaku siang itu.“Tadi ada yang ngetuk,” ucapku.Pria yang masih terkulai dalam dekapanku itu tak bereaksi.“Kayaknya penting tuh, sampai dua kali ngetuk,” lanjutku lagi, namun ia tetap bergeming. Akhirnya aku mengalah, memeluk dengan rasa sayang yang melimpah pada lelaki pelupa yang m
last updateLast Updated : 2023-06-15
Read more

Bab 70

Ivan ... lelaki yang seolah dikirim Tuhan untuk membuatku patuh, mengikuti begitu saja apa yang dikatakannya. Aku tak bisa menolak pesonanya, bahkan saat hatiku sedang kecewa oleh kecurigaanku. Maka di Twin House, aku hanya menurut saja ketika Ivan benar-benar menuntunku bicara, seperti yang ia janjikan.Satu hal lagi yang membuatku bertambah patuh adalah, saat ia benar-benar memenuhi dahagaku akan pejelasan darinya, Ivan memilih mengabaikan ponselnya yang beberapa kali berkedip tanda sebuah pesan atau panggilan masuk. Setelah memenuhi keinginannya untuk dimandikan dan disentuh, ia menunaikan janjinya memberi semua penjelasan seperti pintaku.Dia ... benar-benar menomorsatukan inginku.Lalu semua penjelasan itu mengalir dari bibirnya. Menceritakan bagiamana sofa di ruang kerjanya bisa dipenuhi oleh wangi parfum Tari, dan buku bacaan wanita itu pun terselip rapi di rak bukunya. Pengakuan Ivan yang melukai, tetapi sekaligus melegakanku. Paling tidak aku tak menduga-duga sendiri, juga ta
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

Bab 71

“Terus kenapa dia juga nyimpan novel-novelnya di rak buku?” Aku bertanya.“Kalo itu aku nggak tau, Aya. Mungkin dia nggak sengaja.”“Atau mungkin dia sengaja biar aku nemuin jejaknya di sana.”“Jangan mikir yang nggak nggak, Aya.”“Gimana kalo dia yang mikir yang nggak nggak?”“Maksud kamu?”Aku menatap mata elang itu dalam dalam. “Aku perempuan, Pi. Dan aku tau dia berbeda, berubah dari Tari yang dulu saat pertama kali bergabung dengan perusahaan, berbeda dengan Tari yang waktu itu kelihatan bersedih karena ditinggal mendiang suaminya. Dia manggil kamu Kakak bahkan tak mengubahnya meski aku sudah pernah memperingatkan. Dia berani meluk kamu meski katanya hanya refleks karena panik dengan kondisi anak kalian.” Aku mempertegas kalimat terakhirku.“Ck!” Lelaki di hadapanku kelihatan tak suka.“Aku nggak peduli dia berubah apa nggak, Aya. Aku nggak peduli dia punya maksud lain atau nggak. Aku dengan dia bener-bener hanya untuk urusan kerjaan sama urusan Wira. Tolong hargai usahaku untuk
last updateLast Updated : 2023-06-16
Read more

Bab 72

Jangan mikir macam-macam. Aku milikmu, Aya.Berkali-kali kubaca ulang pesan itu, berharap semua kekhawatiranku tak benar-benar terjadi. Pembicaraan kami di Twin House siang itu seharusnya sudah menjadi peganganku untuk percaya pada suamiku. Ya, dengan semua perlakuannya, dengan semua kejujurannya, dengan semua upayanya menemukanmu meski romansa kami pernah hilang dari ingatannya, kurasa ia memang hanya milikku. Aku hanya berharap Tari bukan wanita serakah yang memanfaatkan situasi.Yang ada di otakku setelah kelelahan ini adalah beristirahat. Besok aku harus melakukan sesuatu agar hal semacam ini tak terulang lagi. Rasanya lelah jiwa raga ketika harus menemaninya menghadapi banyak masalah, tumpukan kasus penyalahgunaan uang perusahaan sudah cukup menyita waktu dan pikiran, lalu sekarang keberadaan Wira dengan segala problemanya juga sedang menuntut perhatian. Mungkin besok aku harus bersiap untuk lebih berlelah-lelah lagi, karena kurasa aku harus mulai berpikir untuk ikut membantunya
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Bab 73

Aku bangkit, berniat menunaikan kewajiban Subuh, tetapi aku kembali menoleh ketika menyadari satu hal.“Kamu terlalu berfikiran positif tentangnya, padahal selama ini aku udah banyak melihat kejanggalan perilakunya. Caranya manggil kamu Kak Ivan padahal aku udah ngelarang, wangi parfumnya di sofa ruang kerjamu, novel-novelnya di deretak rak buku, kurasa itu bukan kebetulan tapi dia sengaja ngelakuin itu.”Kali ini kulihat Ivan mengangguk pasrah menyetujui apa yang baru saja kukatakan.“Kamu benar, Aya. Maafin aku yang selama ini menganggapmu berlebihan.” Ia menggapai tanganku.“Pi ...,” panggilku. Ia menatapku dalam keremangan lampu tidur.“Seperti apa kamu memperlakukannya semalam?”Matanya meredup. “Aku melukin dia ... seperti caraku meluk kamu tadi ... maafin aku. Itu benar-benar di luar kesadaranku. Aku ngantuk, dan di pikiranku aku sedang meluk kamu.”Aku bergidik. Lelaki ini kembali ke rumah lalu memelukku setelah tadi bersentuhan dengan wanita lain! Kutarik tangannya dengan sel
last updateLast Updated : 2023-06-18
Read more

Bab 74

Ini sudah hari kedua sejak malam di mana Ivan tertidur di rumah sakit lalu pulang menjelang dini hari dengan penyesalan yang ditampakkannya. Sepanjang hari kemarin, lelaki itu bahkan terus saja menempel padaku padahal sejujurnya aku pun sedang kesal padanya. Namun berkali-kali kata maaf yang digumamkannya membuatku tak mampu memperpanjang rasa kesalku.Tahun-tahun sebelum bertemu dengannya, aku pernah hidup dengan seseorang yang hampir tak pernah mengucapkan kata itu, maka ketika Ivan dengan tatapan sendunya berulang kali berkata maaf karena selama ini mengabaikan rasa cemburuku, aku luluh oleh ketutulusannya.Sudah selama itu pula ibuku masih menginap di rumah kami sebab Ivan dengan rengekan manjanya meminta ibu untuk tetap tinggal untuk beberapa hari lagi. Dari caranya merengek, dari caranya bermanja pada ibuku, aku yakin sepotong kenangan indah hubungan kami sedang kembali dipeluknya.Satu hal yang membuatku bertanya-tanya adalah, selama pulang dari rumah sakit dengan semua ceritan
last updateLast Updated : 2023-06-20
Read more

Bab 75

“Jangan didengerin. Nggak penting!” ucapnya, bisa kulihat dengan jelas ekspresi kesalnya.“Sedekat apa kalian kalo di kantor? Kenapa mereka semua sampai menilai seperti itu?” tanyaku menatap dari sofa yang kini tak lagi membuatku merasa tak nyaman. Aroma parfum lembut itu sudah tak ada lagi di sana, berganti aroma lavender yang kurasa berasal dari parfum sofa yang disemprotkan.“Aya, please! Aku ngajak kamu ke sini supaya bikin mood kerjaku kembali. Jadi jangan bahas hal yang nggak penting.”Ck! Kalau bukan demi pekerjaannya yang sepertinya memang sedang padat-padatnya, rasanya aku masih ingin mendebatnya. Mengatakan bahwa hal yang dikatakannya “nggak penting” adalah karena kecerobohannya, tetapi aku memilih tak lagi bersuara, membiarkannya membuka berlembar-lembar tumpukan berkas di sana.“Ck!”“Sial!”Berkali-kali aku melirik saat pria itu terlihat kesal, hingga akhirnya wajah kesal itu menghampiriku ke sofa.“Udah selesai?” tanyaku bersemangat, rasanya sedikit suntuk menemaninya d
last updateLast Updated : 2023-06-20
Read more

Bab 76

Di sinilah aku sekarang, meja kecil dengan kursi saling berhadapan yang membuat posisiku dan Tari pun tepat berhadapan. Sepintas lalu tak ada keanehan yang kulihat pada wanita itu, tak kulihat pula sedikit saja rasa sesal darinya padahal aku sedang mencari itu di sana setelah apa yang dilakukannya pada suamiku.“Ini kantor, Aya. Kalo mau bicara masalah pribadi sebaiknya di luar saja.”Lihatlah, aku bahkan belum mengatakan apa pun dan hanya menatap dengan niat mengintimisasinya lewat tatapan mata ketika justru ia yang berbicara terlebih dulu. Aya, hanya seperti itu ia menyebut namaku kini, tak ada sebutan “Mbak Aya” lagi seperti dulu. Dan entah mengapa itu membuatku merasa wanita di hadapanku ini sedang merasa posisinya sama denganku.“Aku tau ini kantor, Tari. Dan asal kamu tau, ini kantor suamiku!”Ia terdiam sejenak, menatapku tajam sebelum kembali menyesap kopi dari gelas yang sejak tadi dipegangnya.“Ya, aku tau. Ini kantor suamimu, kantor yang mungkin sebentar lagi akan dijual ka
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more

Bab 77

“Aku kasih tau kamu, ya, Tari. Bagaimana pun caramu, seperti apa pun jejak yang ingin kamu tinggalkan di sekitar suamiku, itu hanya akan sia-sia. Sebab Ivan nggak akan pernah ngelirik kamu, jadi mendingan kamu menjauh dan tau diri. Jangan mimpi ngerebut dia dariku, karena dia sekarang milikku. Kamu tau kan dia selalu bilang itu? Kamu tau kan gimana bucinnya dia ke aku? Kamu tau kan meski dia berada jauh di luar kota saat bekerja besamamu, tapi dia selalu ngirim foto dan videonya ke aku? Kamu ngebajak nomor suamiku, kan?”Tepat sebelum pintu pantry dibuka dan beberapa karyawan masuk dengan saling mengobrol, aku berdiri tepat dihadapannya.“Ivan milikku, hanya milikku.”Beberapa karyawan yang turut hadir di pantry membuat suasana menjadi ramai. Satu persatu mereka menyapa dan mengangguk hormat padaku sebelum aku meninggalkan pantry. Kurasa cukup hari ini, semoga setelah ini Tari bisa lebih menjaga sikapnya. Aku tak ingin menebar permusuhan, aku hanya semua kembali pada tempatnya. Sama
last updateLast Updated : 2023-06-21
Read more
PREV
1
...
3435363738
...
48
DMCA.com Protection Status