Sesekali masih kulirik wajah tampan yang memang terlihat sangat lelah itu sambil mengendara. Beberapa kali masih kudengar embusan napas kasarnya sebelum kemudian tergantikan oleh dengkuran halusnya.Kubiarkan pria itu terlelap sepanjang perjalanan dari rumah sakit menuju rumah kami.***“Kak,” panggilku menepuk lembut pipinya. “Udah sampai rumah,” ucapku lagi.“Hmmm.” Pria itu hanya menggeliat sebentar, lalu kemudian kembali terlelap.Kubiarkan dia terlelap, sementara aku menikmati dengan menatap wajah lelahnya.“Maafin aku,” desisku sambil mengusap lembut pipinya yang terasa kasar oleh rambut-rambut halus yang tumbuh di sana.Entah sudah berapa kali kata maaf itu terucap dari bibirku, karena sungguh aku merasa bersalah atas kejadian hari ini.“Hmmmmhhh.” Pria itu kembali menggeliat pada usapanku yang kesekian.“Aya?” matanya membuka.“Kita udah sampai rumah,” ucapku.“Kita dari mana emang, Ay?”Rupanya ia masih sedang mengumpulkan kesadarannya.“Dari rumah sakit,” kataku.Matanya mem
Terakhir Diperbarui : 2023-06-07 Baca selengkapnya