“Mas Adam bukan nelpon aku, dia cuma bilang mama dan papanya nyariin aku. Kamu udah baca isi pesannya tadi, kan?”Dalam hati aku memohon, semoga saja ia menerima penjelasanku. Kurasa ini akan lebih masuk akal dari pada kuceritakan mimpiku yang menyebalkan tadi.Tapi, ternyata dugaanku salah.“Kamu belain dia, Aya?” Tatapannya padaku menyiratkan kekecewaan.Ivan kemudian melangkah meninggalkanku sendirian di sofa dan memilih kembali duduk di kursi kerjanya.Napasku terembus berat. Gara-gara penasaran dengan aroma parfum di sofa ini membawaku memimpikan orang yang kucurigai sebagai pemiliknya. Dari sofa, kutatap wajah Ivan yang sangat jelas menampakkan kekecewaan dan kemarahan di sana. Aku harus menyudahi salah paham ini. Aku berdiri dan menghampirinya.“Kakk,” panggilku.Ia bergeming.“Nggak seperti yang ada dalam pikiranmu.”Ia tak menjawab.“Aku tadi cuma mimpi.”“Dan nyebut namanya?” Ia menoleh, masih dengan tatapan tak suka. “Aku cemburu, Aya!”“Cemburumu nggak beralasan.”“Tapi ka
Last Updated : 2023-05-28 Read more