Home / Romansa / DOSA TERINDAH / Chapter 311 - Chapter 320

All Chapters of DOSA TERINDAH: Chapter 311 - Chapter 320

476 Chapters

Bab 28

“Bukan rindu rumah kami, Kak. Sepertinya maksuh Ibu dia rindu rumah ini seperti dulu, saat seisi rumah ini masih menginginkan kehadirannya.”Kedua kakak beradik itu saling menatap.“Oiya, aku permisi dulu ya, Kak. Mau ngecek dapur.” Aku berdiri, dan sebelum aku melangkah jauh, telapak tangan hangat yang sangat kukenali itu meraih tanganku.Kutatap mata elang itu dengan alis bergerak naik.“Aku nggak minta Ibu pergi.” Ivan menatapku.“Iya, aku tau.”“Kurasa kehadiran Ibu di rumah ini sangat berarti, buktinya Ibu adalah orang yang pertama dicari Kak Dian waktu datang tadi.”“Iya,” jawabku lagi. “Kak Dian emang dekat dengan Ibu. Kamu juga.”“Kalau begitu minta Ibu untuk kembali ke rumah ini.”“Kurasa Ibu nggak mau kembali kalo bukan pemilik rumah ini yang memintanya langsung.”“Maafkan aku. Aku lupa bagaimana hubunganku dengan Ibu.” Ia terdiam sesaat. “Yang aku ingat hanya ruangan rumah sakit saat kita menikah, selain itu aku tak ingat di mana Ibu dalam hidupku.”Aku menatapnya iba. Mesk
last updateLast Updated : 2023-03-26
Read more

Bab 29

“Ay, adek kamu yang cowok itu tinggal di rumah ibu juga?” Kak Dian bertanya saat kami bertiga sedang sarapan.“Nggak, Kak. Belakangan ini rumah itu kosong. Candra tinggal di rumahnya sendiri sekarang, adikku yang satunya kerja di luar kota dan hanya pulang sesekali.”Kulihat tak hanya Kak Dian, tapi Ivan juga menghentikan kunyahannya.“Kenapa?” tanyaku lirih, aneh melihat kedua kakak beradik itu menatap intens padaku.“Ya Allah, Aya. Kalian ini ya, masih punya ibu tapi dibiarin tinggal sendirian gitu. Tau nggak, aku dan ini bocah pelupa selalu iri ngeliat orang-orang seperti kalian yang masih memiliki orang tua. Sedangkan kami ...” Kak Dian tak melanjutkan ucapannya.“Bukan dibiarin, Kak. Semalam Ibu memang bilang mau pulang ke rumah dulu sementara waktu."“Ini gara-gara si bocah pelupa ini pasti nih Ibu jadi nggak nyaman di rumah ini.”Aku sedikit khawatir melihat Kak Dian melotot pada Ivan yang masih diam menahan makanan di dalam mulutnya.“Heh bocah! Ibu itu pergi karena elu. Ibu n
last updateLast Updated : 2023-03-29
Read more

Bab 30

[Bapak ada di kantor, Tiara?]Siang ini aku mengirim pesan pada Tiara menanyakan keberadaan Ivan di kantornya. Jika biasanya aku akan memilih datang ke sana memberi kejutan, maka kali ini aku lebih memilih bertanya pada Tiara dulu. Sejak Ivan kecelakaan lalu menjaga jarak denganku, sudah dua kali aku datang dengan niat memberinya kejutan seperti yang dulu sering kulakukan, tapi dua kali pula aku harus menahan rasa kesalku karena mendapatinya di sana dengan Tari.Keberadaan Tari sebenarnya tak pernah kukhawatirkan lagi, wanita itru sudah kuanggap bagian dari masa lalu suamiku. Meski Tari adalah ibu dari anak Ivan namun kami bertiga sudah bisa menempatkan diri dan saling mengerti. Tari memang pernah menjadi ketakutanku, pernah menjadi sumber kecewaku ketika wanita itu kembali hadir di hidup suamiku, tapi Ivan selalu meyakinkanku bahwa kehadiran Tari kembali tak akan mempengaruhi apa pun.Aku sendiri punya andil banyak dengan kehadiran wanita itu kembali sebab aku lah yang memilih CV nya
last updateLast Updated : 2023-04-03
Read more

Bab 31

Aku menatapnya tajam. Apa sebenarnya yang ingin dikatakan lelaki ini? Apa ia sedang mengatakan ingin menjadi pendamping Tari lalu hidup bersama putra mereka?“Ada kah yang bisa menjelaskan padaku kenapa identitas Wira sama sekali tak memakai namaku padahal wajahnya sangat mirip denganku? Itu bukan aku, Aya. Aku bukan laki-laki yang lari dari tanggung jawab. Itu yang sedang kucari jawabannya pelan-pelan dari Tari.”Dadaku bergemuruh.“Aku berharap dari penjelasan Tari aku bisa merasakan bagaimana sebenarnya arti kehadiranmu dalam hidupku, Aya. Lari dari tanggung jawabku pada Tari dan Wira lalu hidup bersamamu dan Kia, itu hal yang mustahil kulakukan jika kamu bukan orang yang istimewa.”Aku menautkan alis.“Malam itu saat aku ketiduran di kafe, aku seperti memimpikanmu. Entah itu potongan ingatanku yang kembali tapi malam itu aku tiba-tiba saja ingin segera pulang dan memelukmu. Dan aku benar-benar melakukannya malam itu, mendatangimu ke kamar Kia dan memelukmu sampai pagi.”Ingatanku
last updateLast Updated : 2023-04-03
Read more

Bab 32

(Pov Ivan)“Aku mau ketemu Tari, boleh nggak?” Aku masih memandangin Aya dengan segala pesonanya ketika wanita itu memergokiku.Cahaya Kirana. Di dalam ingatanku wanita ini pernah hadir mewarnai masa mudaku dulu. Aku pernah menyukainya dan aku masih ingat dulu selalu diam-diam memperhatikan Aya saat ia sedang bersama kekasihnya di kampus, lalu ingatanku terputus sampai di situ, lalu potongan memoriku tentang pernikahan kami di rumah sakit adalah isi ingatanku berikutnya. Bagaimana prosesku melamarnya? Apa aku melamarnya di pantai seperti foto dalam pigura yang ada di meja kerjaku?Foto itu selalu mengalihkan perhatianku saat sedang termenung di ruang kerjaku. Foto Aya dengan gaun berwarna biru senada dengan warna lautan lepas yang menjadi latarnya, juga cincin bermata biru yang terselip di jari manisnya dan dipamerkannya ke kamera. Ahh, hatiku selalu berdesir saat melihat foto itu.Pantai itu adalah salah satu tempat favoritku selain perkebunan, karena di sana ada kenangan masa kecilk
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

Bab 33

Darahku berdesir hebat mendengarnya, napasku memburu. Sejak kecelakaan dan tak mengingat beberapa hal tentangnya, aku memang memilih menghindarinya. Satu-satunya keintimanku dengannya saat malam itu aku menyusup masuk ke kamar Kia dan memeluknya hingga pagi. Dan sekarang ... wanita ini menari meliuk-liuk di atas pangkuanku. Seluruh tubuhku rasanya terpanggil untuk menikmatinya.Huhh! Persetan dengan ingatan! Persetan dengan dugaan dan kecurigaanku! Aku sedang menginginkan wanita ini! Dulu aku bahkan sering membayangkan wajahnya pasrah dalam kuasaku saat ia masih punya kekasih. Dan kini wajah itu justru terlihat sedang mendamba untuk kukuasai.“Papi.” Ia memanggil dengan desahan.“Hmm.”“Aku mau ....”Tak kubiarkan Aya meneruskan kalimatnya, kubungkam mulutnya dan menikmati manis bibirnya.“Aya.” Aku balas berbisik, dan ternyata bisikanku menimbulkan gelenyar yang sama padanya, karena kulihat matanya menatap penuh harap padaku.“Iya.”“Jangan panggil Papi, panggil Ivan aja. Itu terdeng
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

Bab 34

“Minuman untukku mana, Bi?” Pertanyaan sesederhana itu membuat beberapa orang yang ada di dapur menoleh padaku.‘Ada apa?’ Alisku bertaut, bertanya dalam diam.“Ehh ... itu ... Pak ....” Wanita paruh baya itu tergagap. Entah sejak kapan aku mempekerjakan beberapa orang asing itu di rumah ini, aku sendiri tak mengingatnya.“Bapak ... mau minum apa?”Pertanyaan ragu-ragu wanita itu membuatku berdiri tak menginginkan minuman yang kucari tadi. Ada apa? Kenapa mereka semua seolah heran mendengarku? Bukankah hal yang wajar jika aku menanyakan minumanku untuk sarapan pagi ini?“Sudahlah, Bi! Aku sudah tak berselera!” Dengan sedikit nada tinggi kutinggalkan meja makan meskipun deretan menu sarapan pagi tadi sempat menggugah selera makanku.“Ada apa, Pi?”Langkahku terhenti sesaat ketika melihat Aya muncul dengan rambut yang diikat tinggi dan digulung dengan asal. Leher putih mulusnya membuatku menelan ludah. Langkah pelan Aya ke arahku dengan gaya rambutnya yang dikuncir ke atas membuat kepal
last updateLast Updated : 2023-05-16
Read more

Bab 35

(PoV Aya)Sejujurnya kejadian pagi itu memaksaku harus kembali merasakan kepedihan masa laluku. Ivan yang tiba-tiba saja oleng ketika melihatku muncul ke dapur pagi ini membuatku mau tak mau mengingat kembali penggalan ingatan yang juga tiba-tiba saja terlintas di kepala Ivan. Aku masih mengingat jelas momen itu, momen ketika ia menjemputku di rumah Ibu, memintaku menemaninya makan siang di rumah makan padang, lalu terlihat frustasi ketika melihat beberapa bercak merah kebiruan di leherku.Aku masih ingat dengan jelas, waktu itu aku dan Mas Adam masih tinggal serumah. Dan malam sebelumnya, Mas Adam memperlakukanku dengan brutal, meninggalkan apa yang disebut Ivan “tanda perang” di sekitar leher hingga tulang selangkaku. Bahkan aku masih ingat pertanyaannya malam itu setelah semua perlakuan kasarnya, “Apa kamu pernah tidur dengannya?”Ahh, sungguh mengingat perjalanan hidupku saat masih bersama Mas Adam membuatku selalu tak bisa untuk tak menitikkan air mata. Apalagi pagi ini, justru I
last updateLast Updated : 2023-05-16
Read more

Bab 36

“Aya.” Lelaki itu masih memeluk pinggangku setelah melakukan apa yang ingin dilakukannya.“Iya.”Mataku yang tadinya terpejam kubuka dengan paksa lalu menoleh ke arahnya ketika ia tak jua meneruskan kalimatnya.“Banyak sekali yang ingin kuketahui, tapi semakin aku menggali ingatan, semakin sakit rasanya kepalaku.”“Jangan dipaksa, Pi. Dokter juga bilang gitu, kan?”Lelaki itu menghela napasnya, tatapan tajamnya menggambarkan ada sesuatu yang sedang dipikirkannya. "Ada apa, Sayang?” bisikku.“Huhhh! Bagiamana aku menjelaskan ini, Aya. Aku kehilangan potongan ingatanku tentangmu, aku mendapati keadaan di mana aku memiliki seorang anak dari masa laluku, tapi meski tak mengingatmu, aku seolah jatuh ke dalam kamu. Semakin aku bertanya-tanya kenapa kamu yang dulunya milik sahabatku yang sekarang ada di sisiku, semakin jatuh hatiku padamu. Aku yakin ada kisah tentang kita yang terlalu sayang untuk kulupakan.”Rentetan kalimat seperti itu bukan sekali ini saja kudengar dari seorang Ivan, tapi
last updateLast Updated : 2023-05-17
Read more

Bab 37

“Jangan pergi dengan Tari. Aku cemburu dan aku trauma!” Kuucapkan permintaanku dengan sangat percaya diri. Meyakinkan diriku sendiri bahwa lelaki yang tengah berdiri di hadapanku ini adalah Ivan Nicholas, lelaki yang menumbuhkan kembali rasa percaya diriku, yang tak mungkin marah hanya karena aku mengucapkan hal-hal yang mungkin dianggapnya receh.Di masa lalu, jika sedikit saja dari bibirku terucap kata-kata pembelaan diri, maka akan dibalas oleh mantan suamiku dengan bahasa kasar yang menyakiti. Aku sudah lama melupakan masa-masa itu, tepatnya Ivan membantu bahkan memaksaku agar tak pernah lagi mengingat hal-hal yang menyakitkan. Akan tetapi, sejak dia kehilangan sebagian ingatannya, selalu ada saja celah untukku kembali teringat dan membandingkan keadaan.“Aku pergi untuk urusan pekerjaan, Aya.” Dia berkata lembut sambil menarik tubuhku. “Aku butuh Tari untuk mengaudit keuangan di sana, selain karena dia berkompeten, dia juga satu-satunya orang yang bisa kupercaya untuk mengaudit k
last updateLast Updated : 2023-05-18
Read more
PREV
1
...
3031323334
...
48
DMCA.com Protection Status