Beranda / Romansa / DOSA TERINDAH / Bab 291 - Bab 300

Semua Bab DOSA TERINDAH: Bab 291 - Bab 300

476 Bab

Bab 8

Pov Ivan Aku terdiam dengan napas tersengal di depan Aya yang memelukku dengan sangat erat. Ini sudah beberapa menit yang lalu sejak tiba-tiba saja Mang Karta datang padaku dengan tergopoh-gopoh menyampaikan berita yang membuatku terkejut bukan kepalang. “Bu Aya, Pak! Bu Aya pingsan!” Mang Karta mengatakannya takut takut tadi. Saat berlari secepat kilat ke arah yang Mang Karta tunjuk, aku tahu apa yang membuat Mang Karta seperti ketakutan ketika tiba di tempat yang ditunjuknya. Aya bukan pingsan, tapi terduduk di sudut timur villa dengan tatapan kosong, meringkuk di sana memeluk lutut. Ah, hatiku hancur melihatnya. Aku memang belum tahu apa yang terjadi pada wanitanya, pada wanita kesayanganku itu, tetapi melihatnya meringkuk seperti itu membuatku ikut gemetaran. “Aya! Nggak apa-apa. Aku di sini.” Sungguh aku belum ingin bertanya kenapa, karena kemungkinan itu akan membuat Aya histeris meski hati kecilku berteriak ingin bertanya pada dunia ada apa dengannya, apa yang membuatnya te
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-02-25
Baca selengkapnya

Bab 9

Sehari ... dua hari ... hingga berhari-hari aku sama sekali tak beranjak dari sisi Aya. Tatapan kosongnya dan histerisnya membuatku ikut mematung di sisinya. Ia bahkan mengabaikan putri kecil kami dan itu membuatku hancur. Padahal sebelum kuajak ke villa, kebersamaan dengan Adzkia putri kecilku selalu menjadi momen yang kurindukan. Aku selalu bahagia melihat kedua wanita beda generasi yang begitu kusayangi itu. Meski terus berada di sisi Aya dan tak pernah meninggalkannya, aku tak mungkin tak melakukan apa-apa, karena ketika tangan kananku memeluk tubuhnya maka tangan kiriku bergerak mencari tahu apa pun lewat orang-orang kepercayaanku. Mang Karta mengamankan rekaman kamera CCTV di villa yang kuharap bisa menjadi titik terang, sementara Supri melaporkan keberadaan Adam seperti yang kuperintahkan waktu itu.Supri memang salah satu sahabat terbaikku dan Adam. Dia pernah menghajarku atas nama Adam ketika tahu aku mencurangi Adam dengan mendekati Aya, tapi dia juga yang sekarang berusaha
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-03
Baca selengkapnya

Bab 10

“Lo dan Adam sama aja gilanya, Van!” serunya. Meski sedang berkelahi, tapi aku masih menahan pukulanku agar tak terlalu menyakitinya. Bagaimana pun ia bukan targetku, bahkan Supri lah yang membantuku di sini. Aku hanya marah ketika ia menghentikan langkahku, sementara emosiku sudah di ubun-ubun.“Hanya karena satu wanita kalian berdua jadi terlibat perselisihan berlarut-larut seperti ini!” ucapnya lagi.Sayangnya, ucapannya barusan membuatku kembali menyarangkan tinjuku di wajahnya.“Apa katamu? Hanya karena satu wanita?” Kali ini aku marah karena kata ‘hanya’ yang tersemat di kalimatnya tadi. “Jangan pernah menyebutnya hanya, dia segalanya bagiku!”Sialnya, keributan malam itu membuat ibu terbangun dan keluar dari kamarnya mencari tahu, lalu terkejut menemukanku tengah meninju Supri hingga terhuyung.Masalah lain datang ketika wajah ibu pucat pasi ketika memergoki perkelahianku dengan Supri, sementara aku tak mungkin menjelaskan kenapa aku memukulnya.“Maaf, Bu. Kami hanya sedang sal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-03
Baca selengkapnya

Bab 11

PoV AyaAda hal yang sulit untuk kukatakan sejak kejadian malam itu meski pada suamiku sendiri. Beberapa menit terkurung di sana dengan Mas Adam dengan segala kenekatannya membuatku selalu gemetar saat mengingatnya. Tak jarang ketika Ivan sedang tak di sisiku, aku meraung sendiri, menangisi diriku yang terasa kotor. Lalu aku berusaha sekuat menenangkan diri ketika Ivan kembali.Aku tahu, sejak membawaku pulang malam itu juga dari villa, Ivan selalu ada di sampingku dan hanya sesekali meninggalkanku ketika harus menerima telepon dari Tiara atau ketika ada bawahannya yang datang membawa berkas pekerjaan untuk ditandatangani. Ia juga tak pernah menanyakan apa pun, tak pernah membahas apa pun mengenai kejadian malam itu. Tapi, aku sudah sangat mengenalnya, aku tahu ia sedang mencari tahu dengan caranya sendiri.Saat terakhir kali bertemu Mas Adam di bekas rumah kami dulu, aku pernah menakutkan hal semacam ini. Saat itu ia jelas-jelas mengatakan menyesal dan ingin membawaku kembali padanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-05
Baca selengkapnya

Bab 12

“Pii ... bangun! Ada telepon.” Aku berusaha memanggilnya, namun tangan itu justru menarikku hingga aku terjatuh di bawah impitan tubuh besarnya.“Piii.” Aku menepuk-nepuk lengannya.Ivan hanya mengerang pelan, lalu justru membenamkan wajahnya ke rambutnya, menghirup napas panjang berkali-kali di sana seperti yang selalu dilakukannya.“Ada telepon Pi,” ucapku.Kupikir dia sudah terbagun dan hanya ingin malas-malasan dengan menarikku ke dalam pelukannya, mendekapku dari arah belakang. Sejak ia membawaku pulang dari villa malam itu, kami memang belum melakukan kegiatan ranjang lagi karena ia seolah sedang memberiku ruang. Maka helaan napas hangatnya di leherku tadi membuatku menggeliat dalam dekapnya.“Bangun pi!”“Hmmm?”“Ada telepon dari –“ Aku tak meneruskan kalimatku karena aku justru mendengar ia menggumam.“Kamu diapain sama dia? Kalian ngapain aja di sana?” Kudengar suaranya hanya serupa gumaman.Aku terkejut. Bukankah selama beberapa hari ini ia menghindarkanku dari pertanyaan se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-05
Baca selengkapnya

Bab 13

Penjualan villa benar-benar dilakukan Ivan meski telah berusaha kucegah. Dari awal aku bertemu lelaki ini di acara peresmian Coffeshop miliknya, lalu sepanjang perjalananku dengannya aku menyaksikannya selalu bahagia ketika tenggelam dalam hobinya. Peralatan meracik kopi yang tak kuketahui namanya dan ternyata harganya selangit dan membuatku tercengang cengang selalu menjadi koleksinya. Hobi unik tapi mahal, begitu aku menilainya. Namun aku tak pernah melarangnya, bahkan aku sangat menikmati pemandangan ketika meracik dengan serius minuman yang aku sendiri tak menyukainya itu.Kepemilikan villa dengan hamparan kebun kopi miliknya juga adalah salah satu bukti rasa cintanya pada hobinya, selain beberapa coffeeshop miliknya. Dan sekarang ia menjual villa dengan hamparan kebun kopi itu karenaku. Demi menghapus rasa traumaku, katanya.Padahal selama bersamanya aku tak merasakan trauma itu. Aku merasa ia begitu melindungiku, tak pernah membahas apa pun mengenai kejadian malam itu meski kupe
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-07
Baca selengkapnya

Bab 14

‘Jangan pergi, firasatku tak enak!’ ‘Segera kembali, aku ingin kamu. Hanya ingin kamu.’ Aku kembali ke dalam rumah setelah mobil suamiku menghilang di ujung tikungan. Paper bag yang sama dengan yang ditenteng Ivan tadi terlihat di kamar putriku ketika aku masuk. “Kia udah bangun, Mbak?” tanyaku pada pengasuh Sidney. Sebenarnya aku pernah menolak saat Ivan memintaku memilih pengasuh untuk Adzkia dari yayasan penyalur, karena aku merasa tak membutuhkan bantuan mengasuh Sidney. Selain itu aku juga ingin lebih banyak bersama putriku, tapi Ivan bersikeras agar aku memilih salah satu berkas yang dibawanya. “Mungkin sekarang kamu belum membutuhkannya, tapi ada saatnya kamu pasti membutuhkan bantuan pengasuh. Maka lebih baik pilih sekarang agar bisa akrab di awal awal dan Kia terbiasa.” Kia sebenarnya masih tidur denganku di kamar kami, kamar utama di rumah ini. Namun tak jarang gadis kecil itu juga tertidur di kamarnya yang didesain bernuansa putri kerajaan. Ternyata apa yang dulu dikat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-08
Baca selengkapnya

Bab 15

“Kiiaaa!!!” Pekikan itu mengejutkanku ketika sedang mengobrol santai dengan Ibu di taman belakang. Aku memang selalu suka berada di taman ini, begitu pun dengan ibuku. Hobiku berkebun sejak dulu membuatku selalu betah berlama-lama berada di sini.“Kak Dian!”Wanita cantik yang kini menjadi kakak iparku itu terlihat menghambur menggendong putriku.“Baru tiba, Kak?” tanyaku lagi.“Iya, Ay.”“Kok nggak ngabarin, Kak? Tau gitu kan bisa dijemput tadi.”“Aku ... bawa teman, Ay.” Kulihat Kak Dian ragu-ragu.Beberapa saat kemudian Kak Dian memperkenalkan padaku dan Ibu seorang wanita yang ternyata datang bersamanya.Nita, begitu wanita itu memperkenalkan diri. Kak Dian yang memang pembawannya selalu riang dengan mudah membuatku dan Nita berbincang santai. Hingga pada saat Kak Dian menyebutkan profesi wanita itu, aku baru menyadari mengapa Nita yang disebut Kak Dian tadi adalah sahabat karibnya datang bersama Kak Dian dari Surabaya.“Nita ini psikolog, Ay. Dia sahabatku dari SMA. Dia orangnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-08
Baca selengkapnya

Bab 16

“Pak Ivan kecelakaan.” “Bersama Mbak Tari.” “Berduaan di dalam mobil Pak Ivan.” Itu desas-desus yang kudengar jelas namun aku tak begitu menggubrisnya, fokusku hanya satu, mencari tahu keberadaan dan keadaan suamiku. Di tengah kepanikanku, ada tatapan mata aneh yang kutangkap dari Kak Dian namun ia seperti enggan bertanya. Nama Tari tentu tak asing bagi Kak Dian mengingat wanita itu pernah menjadi tetangga dekat mereka, dan aku tahu persis apa yang ada dalam pikiran Kak Dian ketika mendengar nama Tari, apalagi bisik-bisik di luar sana yang menyebut Ivan dan Tari berdua dalam mobil saat kecelakaan. Saat tiba di rumah sakit tadi, Tiara dan beberapa karyawan Ivan memang sudah ada di sana. Lokasi kecelakaan yang dekat dari kantornya membuat Tiara dan yang lain lebih dulu berada di sana dari pada aku dan Kak Dian, juga Nita, sang psikolog yang baru saja kukenal pagi ini. Aku melewati Tiara dan beberapa orang yang memanggil dan menyapaku, tetapi aku tak nyaman dengan tatapan iba mereka.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-09
Baca selengkapnya

Bab 17

“Sejak kapan Ivan dekat dengan Tari, Aya?”“Kok bisa berduaan di dalam mobil?”“Kamu tau siapa Tari?”Dan banyak lagi pertanyaan Kak Dian lainnya. Kami semua masih menunggu kabar petugas medis yang menangani Ivan, tapi Kak Dian sepertinya sudah tak bisa memendam pertanyaannya.“Aku kenal Tari, Kak. Dan tolong jangan salah sangka dulu, Ivan memang tadi menjemputnya karena ada pekerjaan yang ditugaskannya pada Tari.” Aku teringat beberapa hari ini ponsel suamiku sering menampilkan nama Tari di sana, sebelum kemudian ia bercerita tentang villa yang penjualannya diurus Tari.“Hari ini Ivan bersama Tari untuk tandatangan di notaris, Kak. Tari yang mengurus penjualan villa di puncak.”“Haa? Jual villa?” Dari keterkejutan yang ditampakkan Kak Dian, aku tahu bahwa wanita itu belum mengetahui perihal Ivan yang menjual villa. Beruntung kemudian Bang Malik ikut menjelaskan.“Ivan sempat sharing denganku mengenai rencanya menjual villa, Ma. Tapi aku belum sempat cerita ke kamu.”“Tapi kenapa diju
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
48
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status