“Kamu juga,” lanjutku lagi.“Aku kenapa, Sayang?”“Aku nggak suka cara dia memanggilmu.”Dia tertawa nyaring, lalu mengeratkan pelukannya.“Kami sudah seperti itu sejak dulu, Ay. Tari juga memanggil Kak Dian seperti itu, kami sudah mengenal sejak kecil.”“Tapi ini di kantor, dan keadaan juga sudah berubah. Pokoknya aku nggak mau dia manggil kamu semesra itu.”“Istriku ini sedang cemburu, ya.” Dia menggodaku.“Iya, aku cemburu. Cemburu pada caranya memanggilmu, juga cemburu pada perhatianmu padanya.”“Bukan padanya, Aya. Pada anaknya, perhatianku hanya pada anaknya, bukan ibunya.”“Tapi mereka satu paket. Nggak akan ada anaknya kalau nggak ada ibunya, dan aku nggak suka berada di posisi ini, menonton interaksi kalian atas nama anak itu.”“Aku nggak akan mendebatmu, Sayang. Ini untukmu.” Pria itu mengeluarkan sebatang coklat Silver Queen dari sakunya lalu membukanya untukku.“Makannya jangan dijilatin, ya. Takutnya kerjaanku hari ini terbengkalai semua gara-gara coklat.”Dia terkekeh, l
Last Updated : 2023-01-10 Read more