Home / Romansa / DOSA TERINDAH / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of DOSA TERINDAH: Chapter 271 - Chapter 280

476 Chapters

Bab 271

Besok paginya, Ivan menepati janjinya mengajakku keliling perkebunan seperti waktu itu. Sepanjang jalan pria dengan setelan casual itu terus saja menggenggam tanganku. Namun kami tak mengulangi kejaidan di pondok di tengah perkebunan waktu itu. Karena pagi ini, kami mengelilingi perkebunan bersama anak-anak Kak Dian dan juga ketiga adikku, tak ketinggalan suster ibu yang tampak malu-malu ketika Candra menggadeng tangannya.“Masak apa, Sayang?” Dua tangan kekar sudah melingkari pinggangku saat aku tengah menyiapkan makanan di dapur villa.Susah payah kutepis tangan yang mengganggu konsentrasiku itu karena tak tahan dengan aroma mi instan yang menggoda. Entah kenapa aku justru berinisiatif memasak mi instan porsi dobel dikala Bik Jum sudah menyiapkan berbagai menu makanan.“Kenapa malah bikin mi instan, Ay? Makanannya nggak enak?”“Nggak tau, lagi pengen aja.” Kembali kutepis tangannya lalu mengabaikannya dan duduk menikmati mi instan yang masih mengepulkan asap.Ivan menatapku aneh.“K
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Bab 272

Aku menghela napas, menatapnya dengan pandangan tak suka. Tak lama kudengar ponselnya berdering. Aku tau dia sedang berbicara dengan Nindya di telepon, karena dulu aku sudah sering melihatnya seperti ini. Yang kutangkap dari pembicaraannya sepertinya Nindya sedang menunggunya untuk berangkat entah ke kota mana, seperti biasanya.“Aku sesekali menginap di sini, Ay.”“Oh, itu urusan kamu, Mas.”Dia tersenyum datar, kemudian tertawa.“Sekarang kebalik ya, Ay. Kamu yang judes gini ngomongnya.”Aku tak menanggapi. Kuraih tas tanganku di atas meja hendak menjauh, tapi pria itu menahanku dengan menarik tanganku.“Lepasin!”“Waktu dia pertama kali megang tanganmu seperti ini, apa kamu juga minta dia ngelepasin?”Aku menatapnya tak suka.“Ah, nggak usah dijawab, Aya. Sepertinya aku akan sakit hati mendengar jawabanmu.”“Mas Adam kenapa? Mas maunya apa? Kita udah nggak ada urusan lagi. Aku ke sini karena ada yang tertarik dengan rumah ini.”“Sebentar, Aya.” Dia kembali menjawab telepon, sementa
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Bab 273

Taksi yang kutumpangi tiba di gedung perkantoran milik Ivan setelah sekitar satu jam terjebak macet di jalan. Selama itu pula aku terus menghubungi nomornya namun tak juga tersambung. Maka, saat tiba di sana aku buru-buru turun dan hanya membalas singkat beberapa karyawan yang mengenaliku.Tiara menatap heran ketika aku tiba di lantai di mana ruang Ivan berada.“Selamat pagi, Bu,” sapa gadis muda itu.”Pagi, Tiara. Aku mau ketemu suamiku, ada di dalam?”Gadis itu terdiam sesaat sebelum menjawab.“Pak Ivan ada di dalam, Bu. Tapi di dalam lagi ada staff kami, lagi laporan,” jawabnya.Aku mengangguk mengerti dan memilih duduk di hadapannya sambil bertanya beberapa hal. Tiara gadis yang lincah, dari pertama aku bertemu dengannya sepulang dari villa setelah reuni waktu itu, aku pun sudah kagum dengan cara kerja gadis ini. Dia bahkan rela menunggu Ivan berjam-jam saat itu demi menyelamatkan kontrak kerja yang hampir saja lepas dari tangan mereka. Penampilannya pun tidak terlalu mencolok apa
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Bab 274

“Bukan karena nggak mau diganggu lagi mengobrol dengan ....” Aku tak mampu meneruskan.Ivan tersenyum, meraih daguku lalu menatap lekat ke dalam mataku.“Jangan bahas Tari, ya. Kamu tau kan apa yang membuatku harus terhubung dengannya. Aku ingin kamu menjelaskan kenapa tadi berbohong padaku untuk bertemu Adam.”Dadaku sesak. Dilihat dari segi mana pun, aku memang seolah-olah sedang membuat janji bertemu dengan mantan suamiku tadi. Itu pula yang dicurigai Mama Indah saat memergokiku di sana tadi.“Kamu janjian dengan Adam?” Suaranya lembut, namun menuntut.Aku menggeleng tegas. Lalu menceritakan dengan detail mengapa aku tadi berada di rumah lamaku. Kuceritakan semua tanpa menutupi satu pun, termasuk semua isi pembicaraanku dengan Mas Adam.“Aya, dari awal kamu udah tau kan aku orangnya gimana? Aku selalu cerita apa pun padamu, bahkan keburukan-keburukanku pun aku buka. Maka aku juga berharap kamu seperti itu.” Dia menatapku lekat-lekat.“Maaf,” ucapku lirih.“Kamu tau gimana rasanya n
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Bab 275

“Kamu juga,” lanjutku lagi.“Aku kenapa, Sayang?”“Aku nggak suka cara dia memanggilmu.”Dia tertawa nyaring, lalu mengeratkan pelukannya.“Kami sudah seperti itu sejak dulu, Ay. Tari juga memanggil Kak Dian seperti itu, kami sudah mengenal sejak kecil.”“Tapi ini di kantor, dan keadaan juga sudah berubah. Pokoknya aku nggak mau dia manggil kamu semesra itu.”“Istriku ini sedang cemburu, ya.” Dia menggodaku.“Iya, aku cemburu. Cemburu pada caranya memanggilmu, juga cemburu pada perhatianmu padanya.”“Bukan padanya, Aya. Pada anaknya, perhatianku hanya pada anaknya, bukan ibunya.”“Tapi mereka satu paket. Nggak akan ada anaknya kalau nggak ada ibunya, dan aku nggak suka berada di posisi ini, menonton interaksi kalian atas nama anak itu.”“Aku nggak akan mendebatmu, Sayang. Ini untukmu.” Pria itu mengeluarkan sebatang coklat Silver Queen dari sakunya lalu membukanya untukku.“Makannya jangan dijilatin, ya. Takutnya kerjaanku hari ini terbengkalai semua gara-gara coklat.”Dia terkekeh, l
last updateLast Updated : 2023-01-10
Read more

Bab 276

Sudah dua hari ini aku hanya sendirian di rumah. Ibuku sudah beberapa hari lalu kembali ke rumah kami karena mempersiapkan rencana Candra untuk mempersunting Lisa, perawat ibu. Status Lisa yang anak yatim piatu membuat semua persiapannya dilakukan oleh keluargaku. Ibuku pun sudah terlihat bugar sejak dirawat dengan telaten oleh Lisa. Sedangkan Ivan sudah dua hari ini berangkat ke luar kota untuk uarusan pekerjaannya. Sebuah mobil mini cooper berwarna biru pun sudah parkir di garasi beberapa hari yang lalu untuk kupakai sehari-hari.Sudah dua hari ini pula setiap hari aku selalu merasa mual dan muntah di pagi hari. Janji Ivan di villa waktu itu untuk mengajakku ke dokter pun belum terealisasi karena padatnya pekerjaannya. Hari ini pula aku berencana berkunjung ke rumah ibuku agar tak merasa kesepian di rumah.Namun, saat tiba di rumah ibu aku terjekut melihat sebuah mobil yang sangat kukenal terparkir di sana. Lalu pemilik mobil yang sedang duduk di teras rumah ibu itu menyapa saat mel
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Bab 277

“Ada apa, Sayang. Kamu lagi di rumah ibu?”“Iya, aku lagi di rumah ibu. Di sini ada ....”“Eh, sebentar, Sayang.”Kulihat dia kembali memakai kaosnya lalu berjalan ke arah pintu dengan kaos dan handuk melilit. Sekilas kulihat samar di depan pintu ada seseorang yang berdiri di sana namun aku tak bisa melihat dengan jelas karena layar ponsel tak menampakkan seluruhnya. Tak lama dia kembali mendekat kamera.“Siapa?”“Tiara,” jawabnya.“Oh. Tiara ikut?” tanyaku lagi sebab merasa tak biasanya Tiara ikut ke luar kota, karena gadis itu biasanya tinggal dan mengurus urusan dalam, bukan urusan lapangan.“Iya, sengaja kuajak biar nemanin Tari.”“Ha??” Kali ini aku terkejut. “Tari ikut? Kenapa ikut?”Dia tersenyum tanpa rasa bersalah, padahal hatiku sudah panas membara mendengarnya.“Dia butuh biaya hidup yang tak sedikit, Aya. Akan aneh rasanya jika aku memberinya gaji yang lebih besar padahal dia karyawan baru, dia pun tak mau menerima begitu saja bantuanku kecuali untuk keperluan Wira. Maka
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Bab 278

“Mungkin dulu di mata Aya, Nak Ivan sosok yang paling sempurna. Tapi tak ada hidup tanpa cobaan dari-Nya Nak karena sejatinya tak ada manusia yang sempurna. Pun dengan Nak Adam, mungkin dulu Aya selalu merasa terzolimi olehnya, tapi lihatlah dia sekarang, Nak Adam menjadi sosok yang lebih baik. Tapi sekali lagi kalian sudah memilih. Maka ibu hanya berharap Aya lebih berhati-hati dan lebih bersikap dewasa saat ini.”Ibu menghela napas.“Ibu bukan tak tau jika Nak Adam masih menginginkanmu. Dia memang tak mengatakan langsung pada ibu, tapi ibu bisa melihat dari caranya menatapmu. Ibu harap kali ini Aya bisa menempatkan diri dengan baik, jangan lagi mengulangi kesalahan yang sama. Ibu harap Aya bisa melihat ketulusan yang sudah berusaha ditunjukkan suamimu, Nak. Lihatlah betapa dia mengakui semua kesalahannya, lalu berusaha memperbaikinya dengan menyayangimu. Lihatlah dia berusaha menjadikanmu prioritas utamanya di antara padatnya pekerjaan dan beban pikirannya. Tapi, dia tetap saja manu
last updateLast Updated : 2023-01-12
Read more

Bab 279

Setelah sarapan pagi yang berujung mual dan kembali memuntahkan isi perutku di rumah ibu, aku pun memilih pulang ke rumahku. Kupilih mampir sebentar di apotik membeli alat tes pack setelah tadi ibu menyuruhku memeriksakan diri karena mual dan muntah.“Sepertinya kamu hamil, Nak.” Begitu kata ibu. Sebenarnya bukan hal yang baru bagiku karena aku sudah pernah hamil sebelumnya.Aku mampir sebentar di warung dekat apotik dan memesan bubur ayam yang terlihat menggoda seleraku. Saat duduk di dalam menunggu bubur ayam, aku teringat jika pernah ke sini bersama Ivan beberapa waktu lalu, saat kami sama-sama ke dokter karena flu berat setelah hujan-hujanan di puncak. Ah, mengingat itu semua membuatku semakin merindukannya hingga membuatku hanya mengaduk-aduk bubur ayam yang sudah tersaji di depan mataku. Selera makanku kembali hilang, digantikan rasa rindu yang dalam padanya. Entah mengapa aku sesensitif ini sekarang.“Kak Dian!” pekikku saat memarkirkan mobil dan melihat Kak Dian di depan pintu
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more

Bab 280

“Benar-benar bayi besar,” gumamku menertawakannya.Lalu bayi besar itu mengajakku bicara dari hati ke hati, mengeluarkan semua unek-unek yang selama beberapa hari ini mengganjal menghadirkan sesak di dada. Dia bersandar di headboard tempat tidur, memelukku yang bersandar padanya. Tangan kekarnya tak pernah lepas mengusap lembut perut rataku. Aku bisa merasakan ada bagian dirinya yang memberontak di bawah sana, tapi entah mengapa pria yang sedang berulang tahun itu menahannya, tak seperti biasanya.“Besok kita ke dokter. Banyak yang harus dikonsultasikan. Kamu pernah mengalami keguguran, sebaiknya menanyakan apa yag boleh dan tidak boleh dilakukan.”Aku tersenyum, rupanya pria yang tengah memeluk ini tak melakukan kesenangannya karena mengkhawatirkan kondisiku yang sedang hamil.“Aya, maafkan aku beberapa hari ini tanpa sengaja sudah melukaimu. Aku bingung, Ay. Tak mudah bagiku tiba-tiba saja harus menerima kenyataan bahwa aku punya seorang anak. Aku limbung, di satu sisi aku tak mau m
last updateLast Updated : 2023-01-13
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
48
DMCA.com Protection Status