Home / Romansa / DOSA TERINDAH / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of DOSA TERINDAH: Chapter 281 - Chapter 290

476 Chapters

Bab 281

Usia kandunganku saat ini sudah memasuki bulan ke sembilan. Semua persiapan untuk menyambut kelahiran buah hatiku dan Ivan yang diprediksi berjenis kelamin perempuan sudah siap. Kamar yang berada di samping kamar kami sudah diubah menjadi kamar berwarna pink bertemakan princess. Di rumah, Ivan mempekerjakan tiga ART yang kupilih dari yayasan penyalur ART. Bik Jum sendiri masih tetap bekerja sebagai ART senior yang bertugas mengawasi pekerjaan rumah. Di area belakang sudah ada kolam renang dengan desain alam sesuai dengan janji Ivan saat pertama kali membawaku ke rumah ini. Taman kecil yang menjadi tempat favoritku di rumah ini sudah dilengkapi dengan air mancur kecil yang membuatku semakin betah berlama-lama menghabiskan waktu di sana.Aku pun sudah tak pernah lagi menyetir mobil sendiri sejak mengandung, Ivan mempekerjakan seorang supir yang selalu siap mengantarku ke mana pun. Dan pria yang setiap hari selalu membuatku kembali jatuh cinta itu tetap menjadi bayi besar yang selalu ber
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Bab 282

“Biiikkk!” Teriakku memanggil Bik Jum ketika berdiri dan mendapati cairan bening menetes di sela-sela pahaku.Bik Jum yang datang tergopoh-gopoh pun terkejut saat melihatku.“Itu air ketuban. Sepertinya Non Aya sudah waktunya melahirkan!” Bik Jum pun tak kalah terpekiknya.ART yang sudah lama mengabdi pada Ivan itu memang masih memanggilku Non Aya.“Hubungi suamiku, Bik. Suruh supir siapkan mobil, kita segera ke rumah sakit saja,” perintahku di sela-sela rasa mulas yang menyerang.Semua persiapan melahirkan memang sudah ada di dalam mobilku, bahkan sejak sebulan yang lalu. Ivan lah yang menyiapkan semuanya, calon ayah itu setiap saat selalu bertanya berbagai hal pada Kak Dian dan Bang Malik yang sudah pengalaman. Si bayi besar itu kini telah benar-benar siap untuk menyambut kelahiran bayinya.“Kamu tenang ya, Sayang. Aku sudah telepon pihak rumah sakit dan semuanya sudah disiapkan. Aku sedang di lokasi proyek di pinggir kota, tapi akan segera menyusul ke rumah sakit. Sementara biar di
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

Bab 283

“Sudah lihat bayi kita?”“Sudah. Tadi udah diazanin juga. Bayi kita cantik, sama sepertimu.” Kulihat matanya berbinar-binar.“Masih sakit?” tanyanya ketika melihatku meringis.“Iya, perih sekali. Di bekas sayatannya.”Dia menciumi tanganku.“Maaf, ya. Demi melahirkan anakku kamu harus menanggung sakit berkali-kali seperti ini.”“Itu sudah kodrat seorang wanita, Sayang. Aku jadi salut dengan ibu, juga Kak Dian yang sudah terlebih dulu mengalaminya. Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa, antara hidup dan mati. Tadi kupikir aku sudah mau mati.”Dia meletakkan telunjuknya di bibirku.“Sssttt! Jangan bilang gitu. Aku nggak suka.”“Aya, aku berubah pikiran. Tak mau lagi memiliki banyak anak. Cukup satu saja, aku nggak tega melihatmu kesakitan seperti tadi. Rasanya aku juga ingin mati melihatmu seperti itu. Sudah, anakku cukup satu saja,” ucapnya sambil terus mencium punggung tanganku.Kuusap pipinya dengan lembut.“Dua, Sayang. Anak kamu dua. Wira dan bayi kita,” balasku dengan senyum.
last updateLast Updated : 2023-01-14
Read more

DOSA TERINDAH SEASON 2 - Bab 1

CAHAYA“Sayang, Baby Kia-nya udah kehausan nih. Disusuin dulu lah biar tenang.” Ini sudah kesekian kalinya Ivan bolak-balik di depanku dengan menggendong bayi kami yang kini sudah berusia setahun.Baby Kia memang sangat dengan ayahnya. Bayi yang baru mulai belajar berjalan itu akan segera tertatih-tatih menghampiri ayahnya ketika Ivan pulang ke rumah. Wajah keduanya pun begitu mirip, hal yang sering dijadikan bahan oleh Ivan ketika mengolok-olokku dan mengatakan jika Baby Kia hanya mampir sebentar dalam rahimku. Aku selalu bahagia melihat kedekatan ayah dan anak itu.“Sebentar lagi, Pi,” jawabku.Segugup itu aku hari ini, ketika tadi Ivan pulang dan tiba-tiba menyuruhku packing untuk keperluan kami berdua selama tiga hari ke depan.“Ke Villa? Kok mendadak, Pi?” protesku tadi ketika ia mengatakan akan mengajakku ke villa hari ini.Lalu mengalirlah cerita dari pria itu jika pelatih basketnya akan merayakan ulang tahun emas pernikahan dan menghubunginya untuk mengadakannya di villa milik
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

Bab 2

Suasana sudah ramai ketika Ivan memarkirkan mobilnya di pekarangan luas villa miliknya. Beberapa rekannya yang tentu saja sudah kukenali sudah berada di sana dengan jaket tebal masing-masing. Suasana sore di Villa yang selalu menghadirkan kabut tipis memang membuat jaket tebal menjadi pilihan karena udara dingin dan basah yang menusuk tulang. Rasanya hati ini enggan untuk turun, tetapi elusan lembut di lenganku membuat sedikit rasa nyaman. “Jangan turun dulu, biar kubukain pintunya.” Ivan menatap tajam padaku. Dan aku sudah sangat paham apa yang ingin dikatakannya melalui tatapan mata. Tepukan riuh dari rekan-rekan Ivan terdengar ketika Ivan membuka pintu mobilnya untukku. “Duhh romantisnya!” “Segitu amat bucinnya!” “Boss villa kalo lagi kasmaran lucu juga, ya!” “Kekepin terus, Van! Jangan sampai lepas!” Dan banyak lagi sorakan-sorakan dari rekan-rekan Ivan yang terdengar oleh kami. Sungguh itu semua semakin membuatku tak nyaman. Kutatap mata pria yang masih menungguku turun it
last updateLast Updated : 2023-02-08
Read more

Bab 3

Suasana villa menjadi begitu ramai setelah waktu Isya. Tak sia-sia Ivan menyuruh penjaga villa dan mempercayakan dekorasi perayaan golden anniversary pada beberapa anak buahnya. Semua terlihat sempurna dan penuh kekeluargaan. Bangunan utama Villa menjadi tempat semua berkumpul dan memberi ucapan selamat kepada pelatih basket dan keluarganya yang datang dengan formasi lengkap.“Kamu tau kenapa aku tak bisa menolak keinginan pelatihku, Aya?” tanya Ivan saat kami menyaksikan dengan haru bagaimana anak dan cucu sang pelatih sungkem kepada sepasang manusia yang sedang merayakan tahun ke lima puluh pernikahan mereka.“Nggak tau,” jawabku sambil menyusut air mata haru.Tangan Ivan memeluk di sepanjang pundakku. “Karena dulu beliau sangat memperhatikanku, beliau selalu tau saat aku sedang tak enak hati, beliau selalu menasihati saat aku merasa sedih dan down. Beliau menganggapku seperti anak sendiri, dan aku selalu tersentuh ketika ada seseorang yang memperlakukanku seperti itu. Aku merasa ..
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more

Bab 4

“Ehhh malah tatap-tatapan!” Suara Supri membuatku dan Ivan saling mengurai tatapan mata.“Aku temanin Nindya dulu, ya.” Kali ini aku merasa kasihan pada kondisi Nindya seorang diri.Ivan mengangguk. Aku tahu, jauh di lubuk hatinya ia juga pasti merasa iba pada istri dari rekan tim basketnya itu. Sama seperti dulu ia merasa iba padaku.“Kenapa nggak lu aja yang nemanin sana, biar kejadian waktu itu terulang kembali. Dulu lu dapetin Aya juga karena malam reuni kita, kan?”Aku sudah melangkah membelakangi Ivan ketika kudengar Supri berbicara.“Jaga bicaramu! Aya berbeda. Dia milikku, sejak awal sudah ditakdirkan untukku. Hanya saja Tuhan meminjamkannya pada Adam sebentar sebelum mengirimnya padaku.”Aku menoleh kembali mendengar jawaban suamiku.“Karena Tuhan ingin dia menyadari betapa aku juga berbeda dari yang lain. Aku punya cinta yang besar untukny, yang tak pernah padam bahkan di saat aku belum menemukannya.”Huftt! Kadang aku merasa takut ketika ia mengucapkan rasa cinta sebesar it
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more

Bab 5

“Aku kehilanganmu, Aya. Aku baru menyadarinya di saat kamu telah pergi. Aku menyesal pernah menyia-nyiakanmu karena ternyata yang kuinginkan adalah kamu, bukan wanita lain.” Itu isi pesan Mas Adam yang tak pernah kuceritakan pada siapa pun, termasuk pada suamiku.“Kok jadi ikutan ngelamu, Aya?” Suara Nindya membuatku menoleh padanya.Kusadari duduk bersama tapi sedang sama-sama melamun tadi. Dan kami berdua mungkin melamunkan sosok yang sama, meski tentu saja dalam konteks yang berbeda.“Kamu ... lagi mikirin Mas Adam?” Nindya menatapku curiga.“Bukan memikirkannya, tapi aku sedang mengingat kambali bagaimana dulu ia meninggalkanku di tempat ini sendirian lalu terbang ke Jogja mendatangimu karena kamu kecelakaan.”“Aku tak pernah memintanya untuk datang padaku.”Oke, aku tak ingin membahas hal ini lebih jauh lagi. Kejadian itu sudah berada jauh di belakang, dan kini aku sudah memiliki kehidupanku sendiri.“Maaf, Nindya. Aku pamit ke dalam dulu.” Kurasa sebaiknya aku tak berlama-lama
last updateLast Updated : 2023-02-11
Read more

Bab 6

Pov AdamSebuah undangan perayaan anniversary pernikahan emas pelatih bakset kami masuk di grup basket hari itu. Sebenarnya itu hanya undangan biasa, sama seperti layaknya undangan ulang tahun, anniversary, atau undangan perayaan lainnya yang sering dibagikan oleh teman-teman. Sejak reuni pertama beberapa waktu silam, grup alumni tim basket kami memang kembali akrab dan aktif. Reuni yang menjadi awal mula perubahan hidupku, mengubah pernikahanku dan membuat Aya lepas dari genggamanku.Dan kini, undangan anniversary pelatih kami membuatku kembali harus mengingat Cahaya Kirana – wanita yang telah menemaniku selama tiga tahun sebelum pernikahan kami hancur berserak tak terbentuk lagi. Undangan yang terdengar biasa ini bagiku bukan undangan biasa ketika perayaan anniversary pelatih kami ternyata diadakan di villa milik Ivan, dan tentu saja sekarang menjadi milik Aya juga semenjak ia menikah dengan sahabatku itu.Jika saja tak menjaga wibawaku, ingin sekali kuprotes lalu kumaki semua yang
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more

Bab 7

Kutinggalkan Nindya lalu kembali ke bangunan utama mencari pertugas kebersihan atau siapa pun yang bisa membantuku membersihkan serpihan gelas yang kupecahkan tadi. Setelah menemukannya, aku tak memilih tak kembali ke kamar dan justru berjalan ke arah mobilku terparkir. Udara dingin dan pikiran liarku ini membuatku membutuhkan kehangatan, tetapi Nindya bukan lagi pilihanku untuk mencari kehangatan saat ini. Bagiku belakangan ini Nindya menjadi membosankan, ia terlihat berhati-hati melayaniku, tak seperti biasanya. Wajahnya juga terlihat lebih pucat dan lesu meski ia selalu berkata baik-baik saja saat kutanya.Kuambil beberapa botol minuman di bagasi mobilku. Sudah beberapa lama botol-botol itu kusembunyikan di sana. Botol-botol serupa yang pernah kujumpai di sudut apartemenku dan Nindya, botol-botol milik Bang Heri – kakak lelaki Nindya yang memang sering mabuk-mabukan. Minuman yang sepertinya mendatangkan kepuasan di wajah Bang Heri saat ia meminumnya.Dan aku sedang membutuhkan minu
last updateLast Updated : 2023-02-14
Read more
PREV
1
...
2728293031
...
48
DMCA.com Protection Status