Beranda / Romansa / DOSA TERINDAH / Bab 301 - Bab 310

Semua Bab DOSA TERINDAH: Bab 301 - Bab 310

476 Bab

Bab 18

Seperti ada sembilu yang sedang mengiris-iris hatiku tanpa ampun ketika kusaksikan pemandangan itu. Tubuh yang selalu melindungiku itu, yang selalu menjadi tempat ternyaman untukku bersandar, kini terbaring diam di sana dengan beberapa alat medis yang tersambung ke tubuhnya. Pria yang selalu gagah di mataku itu, yang selalu tersenyum lebar padaku dan selalu membuatku merasa wanita yang paling beruntung kini hanya diam dengan mata terpejam rapat.Aku sendiri adalah orang yang paling terakhir masuk ke ruangan ini setelah tadi kubiarkan Kak Dian lalu Bang Malik bergantian masuk. Kami memang tak diperkenankan masuk bersamaan karena kondisi Ivan yang masih belum stabil, dan tadi aku memilih menyuruh Kak Dian dan Bang Malik yang lebih dahulu masuk, aku takut mentalku tak kuat melihatnya.Dan benar saja, air mataku berderai tak tertahan melihatnya terdiam di sana. Ada beberapa perban di kepala dan bagian tubuh Ivan yang lain yang menandakan luka – lukanya karena kecelakaan tadi.“Hai, katany
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-14
Baca selengkapnya

Bab 19

Dia berubah meski tak sepenuhnya berubah. Ivan memang tetap mengenaliku, menerimaku sebagai istrinya. Ia hanya melupakan Kia, sebelum kemudian terlihat merasa bersalah ketika menyaksikan bagaimana Kia datang memeluknya seperti biasa lalu mengajak bermain dan bercanda.“Kenapa aku bisa melupakannya, Kak? Padahal dengan begitu lugunya dia bermanja padaku. Pasti hubungan kami begitu dekat kan, Kak?”Pertanyaan itu sering kali kudengar saat Ivan sedang bersama Kak Dian, sementara aku hanya menjadi pendengar. Ya, sejak pulang ke rumah, dia jarang sekali bicara padaku meski juga tak terkesan menghindariku. Ivan bersikap dingin, seolah keberadaanku tak mengganggunya, tapi sekaligus tak diperlukannya. Aku hanya menjadi pendengar saat ia berbicara pada Kak Dian, juga hanya menjadi penonton ketika ia kembali berusaha membangun chemistry pada putri kami.Aku mengerti kecelakaan yang dialaminya memang membuatnya harus menerima beberapa tindakan medis di kepala. Dokter yang menanganinya saat itu j
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-16
Baca selengkapnya

Bab 20

Sebulan berlalu sejak kecelakaan itu, Ivan sudah kembali aktif di kantornya seperti biasa. Arm sling yang membelenggu tangan dan pundaknya pun kini sudah tak ada. Tak pernah lagi aku memandikan dan memakaikannya pakaian karena ia sekarang sudah bisa melakukannya sendiri. Satu hal yang belum kembali dari kecelakaan itu adalah dia masih terlihat dingin padaku, meski sesekali pula kudapati dia berusaha tersenyum.Kak Dian dan Nita pun sudah kembali ke Surabaya. Selama berada di Jakarta, Nita benar-benar melakukan pekerjaannya dengan baik. Di sela-sela aku mengurus Ivan, Nita selalu berusaha mengejakku bercerita, menanyakan hal-hal sepele sebelum kemudian menbahas sedikit demi sedikit kejadian di villa itu. Maka untuk hanya kepada Nita aku akhirnya menceritakan semuanya meski itu kembali membuat tubuhku gemetaran. Pada Nita kuceritakan dengan detail apa yang terjadi padaku di villa malam itu, bagaimana Mas Adam menggerayangi seluruhku bahkan melakukan hal yang membuatku rasanya ingin menc
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-16
Baca selengkapnya

Bab 21

“Selamat siang, Bu. Pak Ivan-nya ... sedang meeting di luar.”Belum juga kusapa Tiara saat aku baru saja tiba di kantor suamiku ketika gadis itu menyapaku lebih dulu dan menjelaskan keberadaan Ivan sebelum aku bertanya. Kehentikan langkah tepat di hadapannya, gadis itu terlihat ragu-ragu ketika menjelaskan keberadaan Ivan padaku.“Selamat pagi juga, Tiara,” jawabku, kemudian terdiam setelahnya.Ivan sedang meeting? Tumben sekali ia meeting tanpa mengajak serta gadis yang selalu bekerja keras mengikuti ritme pekerjaan boss nya ini.“Tiara nggak ikut? Tumben,” kataku lagi sambil bersiap meneruskan langkah.“Ngg ... iya, Bu. Tadi ... Pak Ivan mengajak staff keuangan.”Langkahku kembali terhenti. Staff keuangan? Otakku langsung mengingat Tari ketika mendengar Tiara menyebut staff keuangan. “Dengan Tari?” tanyaku menyelidik.“Oh ... eh ... kalo itu saya kurang tau persisnya, Bu. Dengan Mbak Tari atau staff keuangan yang lain. Tapi mungkin meeting kali ini memang ada hubungannya dengan keua
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-18
Baca selengkapnya

Bab 22

Setiap hubungan punya cobaannya masing-masing. Cobaan yang bisa menguatkan hubungan atau justru sebaliknya bisa menghancurkannya. Itu yang kuyakini dan dulu juga sering dinasihatkan ibuku. Dulu berkali-kali Ibu mengatakan hal itu ketika hubunganku dan Mas Adam memanas. Dulu Ibu pernah menuding Ivan adalah ujian rumah tangga yang akan menghancurkanku sehingga sangat sulit waktu itu meminta restu Ibu untuk hubungan kami.Dan kini cobaan lain datang ketika baru saja kureguk bahagian bersama Ivan setelah kami berdua jungkir balik membina rasa ini. Satu hal yang masih kusyukuri dari semua ini adalah Ivan yang tetap ramah padaku dan Ibu meski raut wajahnya terlihat penuh tanya. Mungkin keramahan ini memang sudah menjadi pembawaan Ivan, maka meski melupakan beberapa kenangan kami, tak pernah sekali pun ia menyakiti hatiku dengan penolakannya. Ia mengatakannya dengan sangat halus, seolah tetap menjaga perasaanku meski ia kehilangan candanya, kehilangan keromantisannya.“Si Bucin yang pelupa.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-19
Baca selengkapnya

Bab 23

PoV Ivan.“Apa kamu ingat momen ini?”“Dulu ... saat pertama kalinya masuk ke kamar ini, kita pernah berdiri di sini seperti ini terus kamu meluk dan bilang pengen aku cepat-cepat tinggal di sini, di kamar ini bersamamu.” Berusaha kuhidupkan kembali memori yang mungkin hilang. “Apa kamu mengingatnya?”Kucengkram kuat-kuat setir mobilku. Apa yang sebenarnya terjadi? Benarkah apa yang dikatakan Aya tadi? Seperti itu kah hubunganku dengan Aya dulu? Membawanya ke dalam kamarku lalu menginginkannya segera tinggal bersamaku?Jika iya, mengapa Kak Dian tak memprotes kami? Padahal biasanya Kak Dian dan Bang Malik banyak memberiku nasihat, mereka berdua sudah seperti pengganti kedua orang tuaku.Yang kuingat tentang Aya adalah dia istriku yang kunikahi di sebuah ruang rawat rumah sakit. Kenapa waktu itu kami menikah di rumah sakit? Padahal aku bisa saja menyewa hotel termahal untuk perhelatan pernikahan. Satu lagi yang kuingat adalah dia adalah mantan istri Adam Haidar – sahabat masa abu-abuku
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-22
Baca selengkapnya

Bab 24

“Iya, Van. Semuanya kujapri untuk membatalkan undanganmu malam ini, termasuk Adam. Bahkan dia adalah orang yang paling pertama kukabari.”Ada sedikit rasa kesal yang menguasai hatiku. Adam adalah orang yang belakangan ini paling ingin kutemui, dan dengan mudahnya Supri mengabarinya dan berbohong bahwa aku membatalkan pertemuan ini.“Padahal dia yang paling ingin kutemui,” gumamku ragu-ragu. Aku merasa harus berhati-hati pada Supri karena aku belum tahu apa niatnya membatalkan undanganku malam ini tanpa konfirmasi padaku. Apalagi kulihat salah satu sahabat kentalku itu terlihat ragu-ragu dengan menggaruk garuk tengkuknya.“Shit!” Ia mengumpat saat kuberi tatapan tajam tak suka.“Kenapa aku jadi ikut campur gini? Gini deh, Bro. Jangan percaya begitu saja apa yang kamu dengar di luar sana, dari siapa pun itu termasuk dari Adam. Mungkin memang nggak semua yang dikatakannya salah, tapi aku cuma nggak tega kalo dia manfaatin keadaan.”Aku menyipitkan mata memperhatikan pria di hadapanku ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-22
Baca selengkapnya

Bab 25

Aya PoVMasih kuteriakkan nama itu, ketika deru mobil Ivan sudah hilang meninggalkan garasi. Bagaimana Ivan menilaiku setelah ini? Bagaimana jika Mas Adam memanfaatkannya. Rasa kecewa itu membuatku terduduk di atas karpet di dalam kamar kami.‘Aku memang pernah masuk ke sini sebelum kita menikah, pernah menginap di sini saat masih terikat pernikahan dengan laki – laki lain, Apa kau tak ingat semuanya? Apa kau tak ingat semua kejadian yang kita lalui hingga ada di sini? Apa kau tak ingat betapa dulu kita berdua melawan norma dan jatuh ke dalam dosa terindah?’ Ingin sekali rasanya kupertanyakan sampai di mana ia mengingatku, tetapi bagaimana bisa aku bertanya sementara Ivan terlihat menghindariku.Sebuah ketukan di pintu kamar membuatku buru-buru menghapus sisa tangisku.“Iya, Bu,” sapaku saat mendapati ibuku di depan kamar.“Suamimu ke mana tadi, Nak?”“Dia nggak bilang ke mana, Bu. Cuma bilang ada janji dengan temannya.”Kulihat ibuku menghela napas.“Apa kata dokter tentangnya, Nak?
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-23
Baca selengkapnya

Bab 26

Lelah membuka-buka album foto di ruang kerja Ivan, aku memilih masuk ke kamar putriku. Berat rasanya malam ini aku kembali ke kamar kami, sementara Ivan pergi dan tak mengatakan akan kapan akan kembali. Lelah rasanya hatiku berada di sana setelah tadi ia mempertanyakan kehadiranku di dalam kamar bernuansa coklat itu.Aku terlelap memeluk putriku, setelah sebelumnya memanjatkan doa agar suamiku segera menemukan kembali ingatannya yang hilang tentangku dan Kia.***Tengah malam aku terjaga ketika merasakan napasku sedikit sesak. Kuedarkan pandangan ke sekeliling memperlajari situasi hingga menyadari bahwa aku sedang tertidur di kamar Kia. Ukuran tempat tidur Kia memang tak sebesar ranjang king size di kamar kami, namun kurasa terlalu berlebihan jika aku merasa kesempitan berada di sini. Tapi kenapa terasa sesak dan sempit?Aku masih bertanya-tanya ketika kusadari ada tangan yang sedang memeluk pinggangku dari belakang.“Ivan?” Spontan kubalikkan tubuhku mencari tahu.Dan benar saja, dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-23
Baca selengkapnya

Bab 27

“Kak Dian! Kapan datangnya? Kok nggak bilang-bilang?” tanyaku basa-basi.Kedua kakak beradik itu spontan menoleh, sekilas kulihat Kak Dian melirik adiknya seolah sedang memberi kode sebelum kemudian kembali menatap padaku.“Baru aja, Ay. Bang Malik ada rapat di kantor pusat dan dia nyuruh aku ikut. Tadi pas datang rumah sepi kupikir nggak ada orang.”“Oh, aku tadi emang sengaja bangunnya siang, Kak.”Selain karena mungkin semalam aku bermimpi indah, aku memang sedang kedatangan tamu bulanan sehingga tak wajib bangun subuh menunaikan salat subuh.Aku menarik kursi di sebelah Kak Dian, dan itu membuatku berhadapan dengan pria yang semalam kumimpikan memelukku.“Semalam aku tidur di kamar Kia, Kak.” Aku sengaja memancing. “Kupikir Papinya nggak pulang karena tadi malam keluar katanya janjian sama teman-temannya. Aku kesiangan tadi, keikut nyenyaknya Kia, apalagi semalam aku mimpiin Papinya juga datang ke sana dan nemanin kami.”Kulihat lelakiku itu gelisah.“Semalam jadi ketemu Supri dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2930313233
...
48
DMCA.com Protection Status