Semua Bab Bukan Istri Pilihan Suamiku : Bab 211 - Bab 220

264 Bab

Bab 211

"Beneran susah bang, duduk berdiri. "Hana tersenyum memandang suaminya yang sedang membantunya untuk berdiri dari kursi roda. "Iya dek, abang tahu makanya ini ditolongin." Daffin tersenyum dan memposisikan istrinya, duduk di tepi tempat tidur.Hana tersenyum ketika melihat suaminya yang duduk dilantai beralas karpet bulu yang tebal dengan posisi tepat di dekat kakinya. Daffin memegang kaki Hana yang bengkak. "Apa mau kita periksa, kakinya?" Ada rasa cemas ketika melihat kaki istrinya yang sudah membengkak.""Nggak usah, kalau kata si bibi, memang seperti itu. Mama juga bilang kalau bawaannya bengkak-bengkak kayak gini itu ketuban air. Hana juga nggak ngerti sih. Baca-baca di internet katanya juga nggak ada masalah. Kaki bengkak saat hamil, suatu hal yang wajar," jelas Hana.Mulut Daffin membulat ketika mendengar jawaban dari istrinya. Ia mulai memijat-mijat kaki Hana kiri dan kanan secara bergantian."Gimana sayang, apa masih pegel?" Tanya Daffin. "Sudah enggak," jawab Hana. Setel
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-19
Baca selengkapnya

Bab 212

Demi Putri kesayangannya, Susi rela melakukan apapun. Agar bisa mewujudkan mimpi Berliana untuk menjadi artis. Segala cara dilakukannya. Apa yang dulu di perbuatannya, kini terpelintas di pandangannya. "Aku yakin, tidak akan ada yang tahu, bahkan dia sendiri, tidak pernah tahu, apa yang aku lakukan di belakang punggungnya. Aku melakukan semuanya dengan sangat rapi, tanpa dicurigai oleh siapapun. Bukannya aku tidak mencintainya, namun aku lebih mencintai dan menyayangi anakku." Susi meyakinkan dirinya. Diusapnya kering yang menetes di pelipis keningnya. Apakah karena rasa takut yang menghantuinya, atau memang kondisi penjara yang terasa panas, hingga tubuhnya berpeluh seperti ini. "Aku tidak mau berada di sini, hingga aku mati. Lagi pula, jika karena kasus itu aku tidak disidang, sudah pasti aku akan diberikan pertanyaan yang banyak, mengenai hal tersebut. Sedangkan selama aku di sini, tidak pernah ada satupun pertanyaan yang mengarah ke sana. Jadi aku yakin tidak ada yang tahu. Se
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-20
Baca selengkapnya

Bab 213

"Abang kursi rodanya sampai di sini aja ya." Hana berkata ketika ia sudah berada di lobby hotel."Sampai depan pintu lift, sayang." Daffin tersenyum dan terus mendorong kursi roda istrinya.Hana akhirnya memilih diam. Matanya memandang ke kiri dan ke kanan, untuk memastikan, tidak ada temannya yang melihat.Mita tersenyum ketika melihat tingkah menantunya. "Nggak apa-apa nak, namanya juga lagi hamil, jadi nggak usah malu.""Iya ma," jawab Hana."Kak Hana." Hana memutar kepalanya ke belakang dan mencari sumber suara. Cinta tersenyum dan melambaikan tangannya. "Cinta." Hana tersenyum, memandang Cinta yang berlari ke arahnya. "Untung aja ketemu kakak di sini, soalnya Cinta segan naik sendiri ke atas." Cinta tersenyum."Pasti beneran sengaja nungguin kakak datang." Hana tersenyum.Dengan sangat malu, Cinta menganggukkan kepalanya. Pertemuannya dengan Hana, bukan tanpa sengaja, melainkan memang di sengaja. Cinta merasa canggung ketika akan naik ke atas, mengingat tidak ada yang dikenal
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-20
Baca selengkapnya

Bab 214

"Nara, tunggu di sini dulu ya, mama mau kasih tahu pak Surya, ibu Mita, Hana dan Daffin untuk duduk di sini. Tunggu sebentar ya," Yanti memandang Nara."Iya ma," jawab Nara. Ia memandang mama serta papanya yang mendatangi meja papa Surya. Nara merasa sangat gugup. Ia berharap, rasa gugupnya akan berkurang, bila ada Hana mendampinginya, "Pak Surya, ibu Mita, temani kami duduk di depan ya. Soalnya keluarga kami tidak ada, nggak enak kalau cuman kita saja yang ada duduk di depan." Yanti berkata sambil memandang Surya dan Mita. Meskipun sudah memberitahukan hal ini lewat via telepon, namun Yanti tetap meminta kembali. "Iya bu," jawab Surya dengan tersenyum."Maaf ya pak Surya, ibu Mita, kami jadi merepotkan. Soalnya keluarga kami tidak ada di sini. Kemarin kami berencana untuk menghubungi mereka, hanya saja, kalau masih acara lamaran, rasanya nggak enak. Nanti acara nikahan datang lagi, jadi takut nanti merepotkan. Domisili tempat tinggal mereka, juga jauh-jauh. Yang satu di Kalimantan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-21
Baca selengkapnya

Bab 215

"Iya pak, silahkan," jawab Bambang."Begini pak Bambang, ibu Yanti, pak Surya dan ibu Mita. Kami sudah berunding dengan pihak keluarga. Agar akad nikah di selenggarakan 10 hari lagi. Sesuai dengan selesainya surat-surat yang kita masukkan kekantor KUA, dan kesiapan dari penghulu yang akan menikahkan anak-anak kita nanti." Herman selaku kepala keluarga, mengutarakan maksud dan tujuannya. Nara hanya diam sambil merasakan degup jantungnya. Sekali-sekali ia akan memandang ke arah Fatan, yang dibalas senyum manis dari calon suaminya.Bambang terkejut saat mendengar penjelasan dari Herman."Apa tidak terburu-buru pak?" tanya Yanti."Niat baik, lebih cepat di selenggarakan, akan lebih baik," jawab Herma dengan tersenyum. Selain ini permintaan dari putra mereka, mereka sekeluarga juga mengharapkan hal yang sama. Agar tidak terjadi lagi kegagalan dalam pernikahan putra bungsunya. "Untuk acara resepsi pernikahan, kita akan selenggarakan setelah acara Akad nikah. Jadi tidak repot sekali juga,"
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-21
Baca selengkapnya

Bab 216

"Karena acara kesepakatan dari kedua belah pihak sudah selesai kita akan masuk ke acara pasang cincin. Untuk acara selanjutnya kami akan menyerahkan kepada MC," jelas juru bicara dari keluarga Fathan. "Berdasarkan kesepakatan dari kedua belah pihak keluarga, acara resepsi insya Allah akan dilaksanakan 10 hari lagi. Jadi waktunya tidak lama ya. Untuk para tamu yang sudah hadir di sini, jangan lupa," ucap MC tersebut dengan tersenyum. "Mas Fatan Mbak Nara boleh naik ke pentas untuk melakukan acara pasang cincin. Fatan tersenyum memandang Nara. Acara ini, sejak tadi dinantikannya. Rasanya sudah tidak sabar ingin melihat cincin yang sudah dibelinya, melingkar manis di jari calon istrinya. "Ayo Fatan tersenyum memandang Nara yang masih duduk di kursinya."Iya," jawab Nara yang tersenyum malu-malu dan kemudian beranjak dari duduknya. Ia mendengar kata-kata yang tidak ada hentinya menggoda dirinya beserta dengan Fatan."Kepada Mama-Mama, boleh ikut naik ke atas pentas untuk mendampingi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-23
Baca selengkapnya

Bab 217

Sejak tadi, Karin memperhatikan gaun yang saat ini dipakai Hana. "Gaun kamu cantik sekali, ini pasti hasil rancangan, designer terkenal ya," tebaknya. Karina memuji gaun berwarna hitam, nan tampak mewah dengan hiasan batu yang melingkari bagian dadanya. Sejak tadi, ia memperhatikan penampilan dan wajah Hana, dari atas hingga ke bawah. Ingin sekali, ia merekam semua obrolan ataupun membuat video obrolannya bersama dengan adik dari mantan sahabatnya, agar bisa semakin menaikkan popularitasnya. Setelah kasus yang terjadi terhadap Berliana, nama Karin ikut tercemar. Ia dicap sebagai teman yang tidak baik. Teman yang hanya bisa diajak bersenang-senang. Bila bisa membuktikan Vidio obrolannya bersama dengan Hana, sudah pasti warga net, akan memuji kebaikannya.Cinta hanya diam dengan kepala yang menunduk. Ia berharap Hana tidak mengatakan bahwa gaun itu hasil rancangannya. Hana tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Melihat Karin, mengingatkannya dengan Berliana. Wanita itu, pasti sangat som
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-23
Baca selengkapnya

Bab 218

"Kak Hana, duluan aja, Cinta mau rapiin bedak dulu." Cinta berkata ketika sudah keluar dari dalam toilet, begitu juga dengan Hana."Beneran nggak papa kakak tinggalin?" tanya Hana."Iya kak," jawab Cinta."Ya udah kalau gitu kakak tinggal." Hana tersenyum. Cinta tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Kakak terima kasih ya." Cinta tersenyum dan memeluk Hana yang berdiri di depan cermin besar yang berada di depannya."Terima kasih untuk apa ini?" Hana tidak merasa melakukan apa-apa, namun adik yang pernah tinggal sekamar dengannya di kos-kosan itu, mengatakan Terimakasih seperti ini."Banyak sih kak." Cinta tersenyum."Coba sebutin satu-satu." Hana memandang Cinta dengan mengerutkan keningnya."Yang pertama, kakak sudah mau dekat sama Cinta selalu." Cinta tersenyum dan mengangkat satu jarinya. Dari cara berbicaranya, terlihat bahwa ia sangat manja kepada kakak angkatnya. "Terus." Bila ada yang pertama, pasti ada yang kedua dan ketiga. Hana tidak sabar untuk menunggu kelanjutannya."
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-24
Baca selengkapnya

Bab 219

Daffin kembali duduk di kursinya, bersama dengan Hana. Dan di sana, masih ada Raffasya bersama dengan Karin."Berapa uang hantarannya, tadi?" Karin bertanya dengan rasa penasarannya. "500 juta," jawab Hana."Fatan memberikan uang hantaran 500 juta?" Mata Karin terbuka dengan lebar."Iya," jawab Hana."Kalau kamu, kemarin berapa uang hantarannya?" Karin kembali menanyakan kepada Hana.Hana diam sesaat. "Sewaktu nikah kemarin, mana ada pakai uang hantaran, soalnya nikahnya gantiin kak Berliana. Tapi tadi bang Daffin ngasih uang hantarannya." Hana tersenyum lebar. Tidak ada yang perlu disembunyikan olehnya, karena semua orang tahu seperti apa kisah percintaannya bersama dengan pria yang saat ini, menjadi pemilik hatinya. "Apa? Uang hantaran dikasih setelah menikah, ih curang itu." Karin tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya."Bagi wanita hamil, semuanya bebas," kata Raffasya dengan tersenyum. Sejak tadi, ia tidak banyak berbicara. Apalagi begitu melihat Cinta yang duduk di m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-24
Baca selengkapnya

Bab 220

Nara sangat senang ketika mendengar ucapan wanita berpenampilan elegan tersebut. Senyum yang tadi mengembang di bibirnya, hilang seketika saat memandang wajah calon suaminya. Fatan hanya diam dan sedikit membesarkan matanya, saat Nara memandangnya. "Ha... Ha... Sepertinya pertemuan kita terlambat, karena calon suamimu sangat dan cemburu dan posesif. Lihat saja, dia nampaknya tidak setuju kalau kamu jadi artis." Karin berkata sambil memandang ke arah Fatan. Karin memang cepat akrab kepada siapa saja. Mungkin karena sifatnya yang sok akrab dan sok dekat seperti ini. Karena memiliki sifat yang seperti ini, tidak sulit baginya untuk berteman dengan siapa saja. Nara menganggukkan kepalanya dengan bibir bawah yang maju ke depan. Hana yang duduk di samping Nara hanya tertawa ketika melihat wajah sahabatnya tersebut."Kemarin kamu sudah tinggal menunggu waktu nikah, kenapa nggak jadi, malah ganti calon istri?" Tanya Karin penasaran."Semenjak menjadi presenter di acara gosip, kerjaannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2021222324
...
27
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status