Home / Fiksi Sejarah / Purba Mahkota / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Purba Mahkota: Chapter 71 - Chapter 80

96 Chapters

Chapter 70 - Sssh, Jangan Menangis

Tidak … ada.“….”Memandang sendu balkon rumah pohon miliknya yang biasanya akan selalu ditempati oleh seorang laki-laki yang pernah menolongnya dalam membawakan benang tenun yang sempat jatuh, … sang empu pemilik rumah pohon tersebut pun, entah kenapa jadi tak memiliki selera untuk melanjutkan aktivitas hobi sekaligus pekerjaannya sehari-hari. Ini sudah terhitung tiga hari di mana akan ada masa ia tak melihat sedikit pun batang hidung si pria yang sudah dikenalnya selama beberapa bulan ke belakang.Lalu hal ini juga pulalah, yang anehnya membuat rasa risi dirinya terhadap kelakuan laki-laki yang akan selalu menemaninya seperti anak anjing lucu, … mendadak menjadi tidak nyaman.Hari itu, dia masih ingat betul.-“Jika kamu adalah seorang laki-laki, ….”-Tentang ikrar janjinya yang ia sangka tidak akan menjadi nyata karena berpikir yang lewat paling cuma seorang wanita tua, ….-“… Aku akan menjadikanmu sebagai suamiku.”-… Eh ternyata malah benar-benar ada seorang laki-laki!Terlebih l
Read more

Chapter 71 - Selamat Datang!

“Menikah?”Apakah dia baru saja salah dengar?“Denganku?”Andai kata itu memang betulan yang didengarnya, mungkin kah tawaran pernikahan ini hanya bentuk dari formalitas menepati janji yang dengan mudahnya Dayang Sumbi ucapkan pada waktu itu?“Jika itu karena janji ….”Menyorong Dayang Sumbi dari dirinya dengan pelan supaya melepaskan dekapan, Tumang menundukkan wajahnya suram.“… Kamu tidak perlu memaksakan diri."Menurutnya, perasaan cinta itu memang merupakan satu permasalahan yang rumit.Jika jalan datangnya cinta tidak dimulai dengan mulus–misalkan karena dipaksakan–bukan suatu alasan nanti, jika hasil dari cinta yang ditapaki akan terasa kasar tak beraturan.Namun, ….“Aku tidak terpaksa.”… Seolah-olah ingin menyapu habis keraguan di diri pria pencari cinta ini, Dayang Sumbi yang sudah berpegang teguh terhadap nazarnya, kembali berujar secara keras kepala.“Aku ingin menikah denganmu, karena aku menyukainya.”Merayapi lengan Tumang yang masih mencengkeram erat ujung kain dari r
Read more

Chapter 72 - Kain Yang Transparan

“Kamu lihat kan tadi? Lihat kan?”Tersenyum cerah di hadapan bentangan sinar matahari terbenam, seorang wanita pemilik rambut berwarna jingga yang terseok-seok diayunkan oleh angin sampai membingkai wajah cerianya dengan mata hijau yang berbinar-binar, … menggelayuti lengan seorang pria yang tengah menggendong bayi perempuan dalam dekapan tuk kemudian dapat berjalan pulang ke rumah secara beriringan bersama.“Ratu kita! Dia hebat sekali!”Wanita itu adalah Nawang Wulan.“Aku sangat menyukainya sedari dulu.”Aslinya, dia adalah seorang putri kerajaan roh ras elf yang terdampar di dunia manusia … gara-gara pada waktu itu salah satu bawaannya hilang selagi lengah memerhatikan sang putri terasing.Dan kini, si putri terasing yang pernah ia temani itu sudah merayakan satu tahun menjabat menjadi ratu kembali, … setelah menghapuskan sang kriminal besar bagi kerajaan.“Apa kamu sudah menyukainya lebih dulu daripada menyukaiku?”Lalu di sampingnya, si pemangku bayi yang memiliki rambut jingga
Read more

Chapter 73 - Terbangnya Selendang

“Wula—!”“—Jangan mendekat!”Tersentak dengan gertakan tersebut, Jaka Tarub benar-benar serasa langsung dikutuk untuk membeku di tempat.“Selama ini, … aku pikir, kamu betul-betul ingin ikut mencari selendang dan membantuku.”Bersama alis yang bertaut.“Aku sudah sabar dan tetap sabar, mencari selendangku meski itu memang banyak memakan waktu.”Mata yang mengabur seperti mendungnya awan berkabut.“Dengan harapan besar, aku selalu berdoa supaya selendangku ini cepat ditemukan.”Juga bibir yang digigit secara mengerut.“Sekarang, jelaskan kepadaku.”Nawang Wulan melayangkan pertanyaan.“Kenapa kamu berbohong kepadaku dengan mengatakan … bahwa kamu masih tidak dapat menemukan selendangnya padahal selama ini sudah kamu sembunyikan di dalam gudang?!”Dia, si wanita elf itu melontarkan sebuah pertanyaan yang dengan entengnya langsung datang menerjang juga mengobrak-abrik perasan Jaka Tarub, supaya ditelan oleh gilanya kegelisahan.“Kenapa kamu berusaha menjauhkanku dari selendang, seolah-ol
Read more

Chapter 74 - Akhir Cerita, Tamat

“Kyaaah! Anda sangat cantik sekali, Gusti Ratu.”Memuji sang Ratu Kerajaan Pasir Batang sekarang, Purbasari, yang didandani olehnya dengan sangat cantik sampai menyerupai seorang putri dari negeri roh yang bertempat di Kekaisaran Kahyangan, … sang pendandan, si peri kecil yang masih berwujud manusia sampai saat ini sehabis meminta pengutuknya mengubahnya begini, Pohaci, … tersenyum dengan bangga.Dia yang memanfaatkan kondisinya saat ini untuk menjadi seorang Regina–pelayan dekatnya pribadi ratu yang dapat dipercaya–sangat antusias dalam mendampingi ratunya tersebut, tuk berdandan rapi dalam menyelenggarakan satu acara yang bertujuan mengemukakan pengumuman penting ke hadapan banyaknya rakyat. Ya.Tepat setahun lebih lamanya Purbasari menjadi ratu sekaligus menjadi seorang istri untuk pasangannya, Guruminda, … hari ini, dengan bersuka cita ia ingin mengejutkan semua rakyat termasuk suaminya, … dalam menyampaikan berita bahagia berupa dirinya tengah mengandung calon penerus kerajaan.
Read more

Epilog

“Tamat …?"“Iya.”“Hanya itu saja?”“Iya.”“Tidak ada kelanjutannya lagi?”“Pffft, iya Raras Sayang.”Suara tawa mengekeh kecil dari seorang pria pembalas pertanyaan remeh yang seorang wanita berstatus istrinya itu tanyakan ini, terdengar begitu nyaring di sepinya ruang kamar.“Ceritanya sudah tamat.”Dia adalah Mahendra.Mengecup dahi istrinya yang tengah hamil besar dan semakin banyak maunya menjelang tanggal perkiraan kelahiran bakal bayi anak pertama mereka, … yang di mana si ibu hamil itu enggan turun dari duduk di atas pahanya juga melingkarkan tangan di tengkuk dan menyusupkan wajah di perpotongan leher selayaknya anak kecil, … Mahendra menyarankan.“Waktunya kamu tidur.”“Tidak mau~”“Ohho!”Menambahkan balasan atas saran dari suaminya itu dengan menggelengkan kepalanya pelan, istrinya Mahendra pun, segera mendongakkan wajah cemberutnya begitu nama lengkapnya di sebutkan.“Ayo tidurlah Sayangku. Istriku yang cantik, Rarasati binti Agung.”“Ihh~!”Mencomot hidung istrinya yang
Read more

S.S - Arcamanik : Menemui Calon

Pergi menikah dalam hubungan politik demi kebaikan kerajaan, atau mati sia-sia karena membangkang sang ratu yang memberikan perintah?“Maafkan Saya, Nona.”Jika itu dapat membuatnya menjauh dari sang saingan yang kerap kali menjadi bahan perbandingan dirinya oleh ibunya, sang putri tertua kedua Kerajaan Pasir Batang, Purbamanik, … akan melakukannya secara tenang.“Jalur menuju daerah kekuasaan Lord Arca, sangat sukar untuk dilalui oleh kereta kuda lebih dalam lagi.”Pergi dari istana kediamannya tanpa membawa seorang pun pelayan atau pula ksatria, juga meninggalkan ibunya sendiri supaya tidak dapat mengekang kehidupannya lagi, … perjalanan Purbamanik dalam menempuh jarak juga waktu tuk sampai ke alamat pengirim lamaran pernikahan, Baron Arcadika, … sepertinya akan terhelat lumayan lambat.“Selain itu, ada desas-desus yang mengatakan bahwa tempat di mana wilayah kekuasaan Lord Arca ini benar-benar wilayah yang begitu sangat-sangat ditakuti.”Turun dari kereta kuda yang berhenti sembari
Read more

S.S - Arcamanik : Adaptasi

“Ayo kita menikah.”Ini adalah sesuatu yang berjalan di luar dugaan.“Sekarang.”Purbamanik, si putri yang tadinya menyangka bahwa calon suaminya tidak akan memiliki penampilan yang seburuk itu, … mengingat ksatria yang tadi membawanya sampai ke kediaman tua yang suram, kotor, berantakan, lagi terlihat sunyi seperti tak berpenghuni ini saja memiliki visual di atas rata-rata, ….“Di sini. Hari ini.”… Hanya mampu mengulaskan senyuman dengan hati merasa ingin melancarkan banyak satire.“Ya ampun, Tuanku.”Jangan langsung melemparkan amarah, dan bersabarlah terlebih dahulu saja.“Saya saja baru sampai di sini pada beberapa masa yang lalu loh. Saya masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi.”Ini memang di luar bayangannya, terkait dirinya akan mendapatkan seorang pasangan yang sudah di jamin visualnya, … selayaknya pasangan yang didapatkan oleh sang saingan yang terkenal akan ketampanannya sampai seantero negeri.“Kau kan bisa beradaptasi atau apalah itu, setelah kita menikah juga."Bersa
Read more

S.S - Arcamanik : Negosiasi

“Mari kita bernegosiasi.”“Hah? Negosiasi? Persetan dengan itu!”“Tuanku.”“Euk …?!”“Ini memang pernikahan politik. Dan di dalam politik itu terkadang ada kesepakatan akhir bersama, supaya kita dapat menjalankan visi dan tujuan secara adil juga merata, bukan?”Seperti langsung tercekat dengan aura misterius yang terasa dari senyuman Purbamanik yang menekan, Arcadika tak mampu untuk bersilat lidah dalam mengucapkan segala pernyataan menyangkal lagi. “Saya percaya Anda tidak akan menekan hak kebebasan Saya sampai sebegitunya. Makanya, mari mulai dari langkah awal untuk menyetujuinya. Maukah Anda mendengarkan semuanya terlebih dahulu?” Arcadika yang awalnya menampakkan raut muka keberatan itu, terdiam sejenak untuk menimang-nimang penawaran.“Jika Anda tidak mau menyetujuinya maka tidak ada pilihan lain. Saya tidak akan pernah mau melahirkan penerus keluarga Anda.”Terlebih lagi, ….“Saya tidak menginginkan seorang suami yang akan berlaku kurang ajar sampai bisa mempermalukan istrinya.
Read more

S.S - Arcamanik : Hari Yang Dinantikan

“Ah~ akhirnya, kita pulang juga.”Membaringkan diri berpenampilan kumal di dinginnya lantai kayu asrama untuk para ksatria, ketuanya peleton kecil ksatria tersebut, Sir Satria, yang baru pulang dari pembasmian iblis di daerah perbatasan dekat desa yang memakan waktu selama seminggu lebih itu, … mendadak harus dikejutkan dengan sesuatu.Dia yang tak sengaja menangkap siluet orang besar yang tengah mencoba bersembunyi di bawah kolong meja tempat menyimpan makanan itu pun, sontak mengejutkan rekan-rekannya yang lain untuk kemudian terkejut bersama.“Milord! Apa yang Anda lakukan di sana?!” tanyanya dengan kaget sekaligus heran, seraya menarik orang yang ternyata adalah majikannya untuk keluar dari tempat sempit itu dibantu dengan ksatria lain.“Ya ampun, Anda kenapa?! Apa Anda sudah lama terjebak di sini? Tugas yang dijalankan oleh kami kan lumayan lama, jadi tidak akan pulang kemari sesering mungkin. Bagaimana jika Anda terjebak di sini selamanya dan baru diketahui saat Anda sudah menja
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status