Home / Fiksi Sejarah / Purba Mahkota / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Purba Mahkota: Chapter 61 - Chapter 70

96 Chapters

Chapter 60 - Keceplosan

“Apa kamu … benar-benar Lutung yang aku kenal?”“Ya, ini aku.”Duduk saling berseberangan di ruang tamu aula makan istana utama, sang Putri Purbasari yang masih menaruh rasa curiga terhadap orang yang membantunya di kekacauan kompetisi tiga minggu yang lalu itu pun, … rupa-rupanya, masih tetap menginterogasi dengan pertanyaan serupa.“Haruskah aku menceritakan semuanya, … mulai dari awal sampai akhir aku bertemu denganmu?”Dia, laki-laki, seorang pangeran kekaisaran yang katanya memiliki nama Guruminda itu, … bertanya demikian tuk meluruskan kekeliruan di diri Purbasari.“Y-yah, paling tidak, jika kamu melakukan itu … aku tidak akan merasa waspada lagi.”“Benarkah? Kalau begitu … aku harus memulainya dari mana ya?”….“Ouch!”“Sir Serunting, tanganmu tetap tidak sampai untuk menggapai luka pada punggungmu! Lagi-lagi, itu tidak akan terawat dengan baik!”Terkucil dari sang majikan, kedua makhluk bawahan Guruminda yang tak lain ialah ksatria pengawal pribadi juga peri kecil pembantu, …
Read more

Chapter 61 - Berjumpa Denganmu

Hiruk pikuk ibukota kerajaan yang bertempat di sebelah tanah air tercintanya, … tampak begitu sibuk.Ini sangat menguntungkan Guruminda karena ia ingin terbebas dari perhatian orang-orang yang mungkin akan tertarik dengan penampilanny—ah! Tunggu!Bukankah penampilannya saat ini tidak se-menggemparkan aslinya?Iya! Maksudnya, dia kan sekarang bukan laki-laki tertampan nomor satu di dunia! Saat ini, dia adalah seorang manusia berwujud hewan yang kerap kali orang-orang sangkut pautkan dalam menghina muka jelek seseorang, hanya dengan penyamaan, “Muka kau kayak monyet”.Jadi, tidak apa-apa kan, … kalau dia berkeliaran dalam bentuk seperti ini?GRAB!-“…!”-Haduh~ haduh!Baru juga mau melangkahkan kaki dan berkeliling, eh … sudah ada seseorang yang mencegah gerak langkahnya dengan cara mencekal lengan.-“Hei Dun! Lihat apa yang kutemukan!”-Yah, yang lebih parahnya lagi, orang ini memanggil beberapa orang lain untuk menghampirinya sebagai peneman.Mengangkat Guruminda dalam formasi monyet
Read more

Chapter 62 - Lalu Menghiburmu

-“Ak ak ak! (Ayo kita beralih dari sini!)”-Benar.Kita butuh tempat untuk menghangatkan diri.Menuntun sang putri bernama Purbasari ke saung butut yang Guruminda taksir itu sebagai tempat tinggalnya gadis berambut perak ini, si pangeran yang dikutuk itu pun lekas mengumpulkan banyak ranting juga kayu-kayu kering.Untuk kemudian, ia membuat api unggun mengenakan aliran energi Mana sihir yang ia pura-pura alihkan dengan menggosokkan permukaan kayu kerontang.-“Uk! (Duduk!)”-Itu merupakan suatu perbuatan yang tidak baik jika dia tetap membiarkan seorang gadis kedinginan, akibat dari perbuatan yang tidak disengaja olehnya tadi.Maka dari itu, Guruminda menarik dan menyuruh sang putri untuk segera menghangatkan tubuh di depan api.-“Ak ak! (Itu, ikannya)”-Mengambil tertusuknya ikan pada pegangan ranting kayu yang digenggam Purbasari secara hati-hati, Guruminda membantu membakarkan.Aroma harum ikan bakar sebetulnya sudah menggelitik perutnya dengan sangat, yang di mana kekosongan akibat
Read more

Chapter 63 - Tuk Menjadi Ratu

-“Kamu tidak salah lihat kok."-Tidak salah … lihat?Sungguh?Bagaimana bisa?-“Ini aku. Purbasari.”-Purbasari?-“Sini, peluk aku seperti biasa.”-Benarkah?-“Dengan begitu, kamu akan langsung mengenaliku.”-T-tidak! Tunggu! Suaranya memang terdengar sama, tetapi … untuk penampilannya, … sekilas, Guruminda jadi teringat akan bayangan sang ibu yang ia hormat.M-meski, jika gadis yang cantik ini benar-benar Purbasari, kenapa dia mesti memeluknya dan berterima kasih kepadanya, si monyet yang jelek, … sampai sedalam itu?-“Aku menyukaimu.”-Ah! Apa karena ia mengiyakan saja ajakan berkunjung ke rumahnya, dengan niatan ingin menghukum saudara Purbasari yang telah berani-beraninya membuang gadis berhati tulus ke pengasingan sini, … tiba-tiba saja melontarkan ungkapan yang luar biasa dahsyat?-“Ayo kita pulang.”-Yah, baiklah.Tidak ada pilihan lain.Ayo kita pulang ke tempatnya bersama-sama.Tak memedulikan tatapan heran atau pula tatapan merasa iri dari orang-orang yang mereka berdua la
Read more

Chapter 64 - Ratu Yang Terlupakan

“Ini sangat disayangkan, tapi, … aku harus pulang sebentar.”Segera setelah Guruminda meyakinkan Purbasari untuk menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang kembali di beberapa jam yang lalu, … si Pangeran Kekaisaran yang sudah lama dinanti-nanti untuk segera dijemput oleh banyaknya penyihir menara dengan pimpinan pria tua bergelar “Archmage” sekaligus, sehabis tidak segera pulang karena bujukan dari pengawalnya sendiri tidak terlalu mempan, … mengucapkan salam perpisahan secara enggan kepada Purbasari.Dengan menyedihkannya, dia mengucapkan salam perpisahan itu sembari gerak-gerik tubuhnya diblokir oleh rantai sihir yang si tua Archmage buatkan.“Tapi tenang saja!”Bersyukur karena sudah mendapatkan kepercayaan dari Purbasari dengan semakin dekatnya interaksi di antara mereka berdua, Guruminda kembali menambahkan.“Sesegera mungkin, setelah mendapatkan perizinan dari Ibunda, aku akan kembali menemuimu di sini!”Ini adalah pemandangan yang langka untuk orang-orang dari kekaisaran, semacam romb
Read more

Chapter 65 - Selamat Tinggal

Berada di sisinya.-“Rarang! Hari ini ingin melakukan apa?”-Menyemangati apa pun yang tengah ia terima.-“Aku percaya bahwa kamu benar-benar bisa melakukannya!”-Memberikannya bantuan dari kedekatan.-“Keputusan Gusti Ratu benar-benar mutlak. Dan Saya menyetujui hal itu.”-Diam-diam membereskan masalah kotor yang mengancam.-“Laporkan kepada Rarang bahwa itu sepenuhnya hasil investigasimu, Lita.”-Serta memberikannya kasih sayang dan juga cinta pada setiap masa.-“Aku menyukai segala hal tentangmu, Rarang.”-Rupa-rupanya, itu … tidak cukup untuk Purbararang mempercayainya. Mempercayai dirinya, Indra Jaya, yang benar-benar tulus mencintainya.Setiap kali keraguan tercetak jelas di wajah istrinya, ia pun bertanya.… Apakah kekasih hatinya ini mempercayainya atau mempercayai ucapannya?Dan tak lama kemudian, yang diperhatikan itu pula segera menjawab.-“Sedikit.”-Menjawab dengan jawaban yang artinya dia tidak mempercayainya, hanya saja tak dapat mengemukakannya secara gamblang.“Hei, R
Read more

Chapter 66 - Penjahat Ditakdirkan Untuk Mati

Pada akhirnya ….“….”… Orang yang Purbararang sangka tidak akan pernah pergi dari sisinya, tetap pergi juga.Menghilangkan keberadaan diri sendiri dan pergi meninggalkannya di waktu si mantan ratu itu sepenuhnya membalikkan badan juga menutupi telinga secara rapat-rapat, … sang Duke of Jaya, Indra, betulan meninggalkan istrinya sendirian di penjara.….“…!”“Ada apa?”Di sisi lain, ada pasangan suami-istri muda sekaligus pasangan pemimpin negara yang anyar, baru saja menginjakkan kaki mereka di kawasan istana kembali sehabis pulang dari parade berkeliling kota merayakan upacara pernikahan sekaligus penobatan.“Ini terasa aneh tanpa kehadiran satu dari saudariku,” tukas sang Ratu Kerajaan Pasir Batang yang baik hati, Purbasari, … kepada suaminya yang melepas gelar pangeran kekaisaran demi menjadi pangeran pendamping ratu, Guruminda, … dengan wajah yang sendu.“Mendadak saja, aku ingin menemui saudariku. … Kakakku.”Mengalihkan sorot mata berkaca-kaca miliknya untuk memberikan pandanga
Read more

Chapter 67 - Karma … Kah?

Mendorong mantan ratu yang disoraki oleh orang-orang ke tengah-tengah panggung eksekusi tempat adanya tambang raksasa untuk mengikat leher lalu melayangkan nyawanya nanti dengan cara dihukum gantung mati, … Guruminda yang statusnya sudah resmi sebagai pendamping Purbasari, disambut secara sukacita.Tanpa menunggu waktu untuk berlama-lama lagi, ia segera memerintahkan algojo untuk bersiap-siap mengeksekusi.Dia yang tidak ingin melihat kekasih tambatan hatinya menderita kembali atas kesakitan yang didapati dari saudarinya yang tidak tahu diri ini, sudah memutuskan dengan baik-baik untuk melayangkan eksekusi.Guruminda tidak membenci sikap baik hati Purbasari yang berlebihan. Dia menyukainya, tetapi untuk sekali-kali, terkadang, … ia juga tidak menyukainya.Apalagi, jika kebaikan hatinya itu dibalas oleh orang kurang ajar yang malah menyahutinya balik dengan kejahatan membahayakan nyawa. Maka dari itu, sudah sepatutnya ia melaksanakan tindakan keras untuk ditambali dengan pelajaran ya
Read more

Chapter 68 - EKSEKUSI!

Hukum … mati?“Tidak ….”-“Hei, Lita.”-“… Tidak ….”-“Bagaimana perasaanmu saat melihat suamimu mati di hadapanmu sendiri?”-“Algojo.”Ini buruk.-“Singkat saja.”-Mendadak mengingat kembali akan sekelebat pernyataan dari orang yang sudah mengalaminya sendiri, terkait satu momen mengenaskan menyangkut orang terkasih bagi mereka di situasi semacam ini, … Indra Jaya merasakan ketakutan tidak karuan.-“Itu membuatku gila.”-“Ikat lehernya.”“… TIDAAAK!”-“Menjalani hari setelah kematiannya, aku mendapatkan penyesalan luar biasa yang betul-betul memukul pemikiranku seperti orang gila. Makanya ….”-BAM!-“Selagi ada kesempatan, cegahlah kejadian mengerikan itu di kehidupan cintamu.”-“JANGAN!"BAMM!"Saya mohon …!"Mengantuk-antukkan kepalanya ke permukaan tanah berdasar kasar lagi keras dengan kuat-kuat dalam waktu berkali-kali, sampai ke titik di mana dahinya saja terluka lalu mengucurkan darah sekali pun, … Indra Jaya memohon secara sangat.Dengan suara yang melirih sendu juga tangan g
Read more

Chapter 69 - Cinta Yang Diremehkan

BRANGG!“Menjauh dariku!”“Sari!”Mendekap kuat-kuat pengantin perempuan yang sudah sah menjadi istrinya ini dan baru sadarkan diri setelah pingsan akibat tidak kuasanya ia menyaksikan eksekusi terhadap saudari kandungnya sendiri, … Guruminda mencoba menenangkan Purbasari yang mengamuk juga menangis tidak karuan secara histeris.“Lepaskan aku!”Padahal, dia sudah berusaha dengan keras untuk memperbaiki hubungan persaudaraannya bersama Purbararang, … supaya interaksi di antara mereka berdua bisa kembali ke interaksi awal yang manis lagi.Padahal, sebentar lagi dia pikir kakaknya akan berubah pikiran dan menjadi luluh, untuk kembali ke sifat akrabnya yang dulu-dulu lagi.Akan tetapi, mengapa … laki-laki yang ia cintai ini malah memotong segalanya dan membiarkan usahanya menjadi sia-sia?!“Tidak! Tenanglah!”Tenang, katanya?!“Aku melakukan ini semua demi kebaikanmu!”Benarkah … itu?“Kamu tidak bisa menghukumnya sendiri, Sari. Aku tahu.”Memeluk dari belakang juga mencium pucuk kepala P
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status