-“Ak ak ak! (Ayo kita beralih dari sini!)”-Benar.Kita butuh tempat untuk menghangatkan diri.Menuntun sang putri bernama Purbasari ke saung butut yang Guruminda taksir itu sebagai tempat tinggalnya gadis berambut perak ini, si pangeran yang dikutuk itu pun lekas mengumpulkan banyak ranting juga kayu-kayu kering.Untuk kemudian, ia membuat api unggun mengenakan aliran energi Mana sihir yang ia pura-pura alihkan dengan menggosokkan permukaan kayu kerontang.-“Uk! (Duduk!)”-Itu merupakan suatu perbuatan yang tidak baik jika dia tetap membiarkan seorang gadis kedinginan, akibat dari perbuatan yang tidak disengaja olehnya tadi.Maka dari itu, Guruminda menarik dan menyuruh sang putri untuk segera menghangatkan tubuh di depan api.-“Ak ak! (Itu, ikannya)”-Mengambil tertusuknya ikan pada pegangan ranting kayu yang digenggam Purbasari secara hati-hati, Guruminda membantu membakarkan.Aroma harum ikan bakar sebetulnya sudah menggelitik perutnya dengan sangat, yang di mana kekosongan akibat
-“Kamu tidak salah lihat kok."-Tidak salah … lihat?Sungguh?Bagaimana bisa?-“Ini aku. Purbasari.”-Purbasari?-“Sini, peluk aku seperti biasa.”-Benarkah?-“Dengan begitu, kamu akan langsung mengenaliku.”-T-tidak! Tunggu! Suaranya memang terdengar sama, tetapi … untuk penampilannya, … sekilas, Guruminda jadi teringat akan bayangan sang ibu yang ia hormat.M-meski, jika gadis yang cantik ini benar-benar Purbasari, kenapa dia mesti memeluknya dan berterima kasih kepadanya, si monyet yang jelek, … sampai sedalam itu?-“Aku menyukaimu.”-Ah! Apa karena ia mengiyakan saja ajakan berkunjung ke rumahnya, dengan niatan ingin menghukum saudara Purbasari yang telah berani-beraninya membuang gadis berhati tulus ke pengasingan sini, … tiba-tiba saja melontarkan ungkapan yang luar biasa dahsyat?-“Ayo kita pulang.”-Yah, baiklah.Tidak ada pilihan lain.Ayo kita pulang ke tempatnya bersama-sama.Tak memedulikan tatapan heran atau pula tatapan merasa iri dari orang-orang yang mereka berdua la
“Ini sangat disayangkan, tapi, … aku harus pulang sebentar.”Segera setelah Guruminda meyakinkan Purbasari untuk menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang kembali di beberapa jam yang lalu, … si Pangeran Kekaisaran yang sudah lama dinanti-nanti untuk segera dijemput oleh banyaknya penyihir menara dengan pimpinan pria tua bergelar “Archmage” sekaligus, sehabis tidak segera pulang karena bujukan dari pengawalnya sendiri tidak terlalu mempan, … mengucapkan salam perpisahan secara enggan kepada Purbasari.Dengan menyedihkannya, dia mengucapkan salam perpisahan itu sembari gerak-gerik tubuhnya diblokir oleh rantai sihir yang si tua Archmage buatkan.“Tapi tenang saja!”Bersyukur karena sudah mendapatkan kepercayaan dari Purbasari dengan semakin dekatnya interaksi di antara mereka berdua, Guruminda kembali menambahkan.“Sesegera mungkin, setelah mendapatkan perizinan dari Ibunda, aku akan kembali menemuimu di sini!”Ini adalah pemandangan yang langka untuk orang-orang dari kekaisaran, semacam romb
Berada di sisinya.-“Rarang! Hari ini ingin melakukan apa?”-Menyemangati apa pun yang tengah ia terima.-“Aku percaya bahwa kamu benar-benar bisa melakukannya!”-Memberikannya bantuan dari kedekatan.-“Keputusan Gusti Ratu benar-benar mutlak. Dan Saya menyetujui hal itu.”-Diam-diam membereskan masalah kotor yang mengancam.-“Laporkan kepada Rarang bahwa itu sepenuhnya hasil investigasimu, Lita.”-Serta memberikannya kasih sayang dan juga cinta pada setiap masa.-“Aku menyukai segala hal tentangmu, Rarang.”-Rupa-rupanya, itu … tidak cukup untuk Purbararang mempercayainya. Mempercayai dirinya, Indra Jaya, yang benar-benar tulus mencintainya.Setiap kali keraguan tercetak jelas di wajah istrinya, ia pun bertanya.… Apakah kekasih hatinya ini mempercayainya atau mempercayai ucapannya?Dan tak lama kemudian, yang diperhatikan itu pula segera menjawab.-“Sedikit.”-Menjawab dengan jawaban yang artinya dia tidak mempercayainya, hanya saja tak dapat mengemukakannya secara gamblang.“Hei, R
Pada akhirnya ….“….”… Orang yang Purbararang sangka tidak akan pernah pergi dari sisinya, tetap pergi juga.Menghilangkan keberadaan diri sendiri dan pergi meninggalkannya di waktu si mantan ratu itu sepenuhnya membalikkan badan juga menutupi telinga secara rapat-rapat, … sang Duke of Jaya, Indra, betulan meninggalkan istrinya sendirian di penjara.….“…!”“Ada apa?”Di sisi lain, ada pasangan suami-istri muda sekaligus pasangan pemimpin negara yang anyar, baru saja menginjakkan kaki mereka di kawasan istana kembali sehabis pulang dari parade berkeliling kota merayakan upacara pernikahan sekaligus penobatan.“Ini terasa aneh tanpa kehadiran satu dari saudariku,” tukas sang Ratu Kerajaan Pasir Batang yang baik hati, Purbasari, … kepada suaminya yang melepas gelar pangeran kekaisaran demi menjadi pangeran pendamping ratu, Guruminda, … dengan wajah yang sendu.“Mendadak saja, aku ingin menemui saudariku. … Kakakku.”Mengalihkan sorot mata berkaca-kaca miliknya untuk memberikan pandanga
Mendorong mantan ratu yang disoraki oleh orang-orang ke tengah-tengah panggung eksekusi tempat adanya tambang raksasa untuk mengikat leher lalu melayangkan nyawanya nanti dengan cara dihukum gantung mati, … Guruminda yang statusnya sudah resmi sebagai pendamping Purbasari, disambut secara sukacita.Tanpa menunggu waktu untuk berlama-lama lagi, ia segera memerintahkan algojo untuk bersiap-siap mengeksekusi.Dia yang tidak ingin melihat kekasih tambatan hatinya menderita kembali atas kesakitan yang didapati dari saudarinya yang tidak tahu diri ini, sudah memutuskan dengan baik-baik untuk melayangkan eksekusi.Guruminda tidak membenci sikap baik hati Purbasari yang berlebihan. Dia menyukainya, tetapi untuk sekali-kali, terkadang, … ia juga tidak menyukainya.Apalagi, jika kebaikan hatinya itu dibalas oleh orang kurang ajar yang malah menyahutinya balik dengan kejahatan membahayakan nyawa. Maka dari itu, sudah sepatutnya ia melaksanakan tindakan keras untuk ditambali dengan pelajaran ya
Hukum … mati?“Tidak ….”-“Hei, Lita.”-“… Tidak ….”-“Bagaimana perasaanmu saat melihat suamimu mati di hadapanmu sendiri?”-“Algojo.”Ini buruk.-“Singkat saja.”-Mendadak mengingat kembali akan sekelebat pernyataan dari orang yang sudah mengalaminya sendiri, terkait satu momen mengenaskan menyangkut orang terkasih bagi mereka di situasi semacam ini, … Indra Jaya merasakan ketakutan tidak karuan.-“Itu membuatku gila.”-“Ikat lehernya.”“… TIDAAAK!”-“Menjalani hari setelah kematiannya, aku mendapatkan penyesalan luar biasa yang betul-betul memukul pemikiranku seperti orang gila. Makanya ….”-BAM!-“Selagi ada kesempatan, cegahlah kejadian mengerikan itu di kehidupan cintamu.”-“JANGAN!"BAMM!"Saya mohon …!"Mengantuk-antukkan kepalanya ke permukaan tanah berdasar kasar lagi keras dengan kuat-kuat dalam waktu berkali-kali, sampai ke titik di mana dahinya saja terluka lalu mengucurkan darah sekali pun, … Indra Jaya memohon secara sangat.Dengan suara yang melirih sendu juga tangan g
BRANGG!“Menjauh dariku!”“Sari!”Mendekap kuat-kuat pengantin perempuan yang sudah sah menjadi istrinya ini dan baru sadarkan diri setelah pingsan akibat tidak kuasanya ia menyaksikan eksekusi terhadap saudari kandungnya sendiri, … Guruminda mencoba menenangkan Purbasari yang mengamuk juga menangis tidak karuan secara histeris.“Lepaskan aku!”Padahal, dia sudah berusaha dengan keras untuk memperbaiki hubungan persaudaraannya bersama Purbararang, … supaya interaksi di antara mereka berdua bisa kembali ke interaksi awal yang manis lagi.Padahal, sebentar lagi dia pikir kakaknya akan berubah pikiran dan menjadi luluh, untuk kembali ke sifat akrabnya yang dulu-dulu lagi.Akan tetapi, mengapa … laki-laki yang ia cintai ini malah memotong segalanya dan membiarkan usahanya menjadi sia-sia?!“Tidak! Tenanglah!”Tenang, katanya?!“Aku melakukan ini semua demi kebaikanmu!”Benarkah … itu?“Kamu tidak bisa menghukumnya sendiri, Sari. Aku tahu.”Memeluk dari belakang juga mencium pucuk kepala P
Halo, ini dengan Aerina No 7! Terima kasih banyak telah mengikuti cerita ini sampai akhir. Wah, sulit dipercaya tapi kisah mereka hanya berakhir di sini, hehe. Saya tidak tahu harus mengatakan apa lagi, yang jelas, Saya sangat-sangat berterima kasih ^^ Ah, ngomong-ngomong, jika berkenan kalian bisa mengunjungi cerita karya Author yang temanya memang tidak jauh-jauh seputar dunia novel, romansa fantasi, dan ada unsur historikal fiksi. Akan tetapi, karena tidak sesuai dengan kriteria di sini, Author mempublikasikannya di tempat lain. Oh, dan …! Nama novelnya itu "Fall For Villains". Untuk lebih jelasnya lagi kalian bisa mengetahuinya di karya*arsa punya Author, dengan nama pena aerinano7. Sekali lagi, terima kasih atas perhatiannya ya! Author sayang kalian banyak-banyak 😘
“Lihatlah, Mama.”Memandang dengan haru sepasang bayi kembar laki-laki dan perempuan yang dibaringkan di samping Rarasati, Mahendra yang di beberapa masa lalu terus mengucapkan terima kasih selama berkali-kali, … tak bisa untuk berhenti menggoda istrinya ini.“Pangeran dan Tuan Putri kita benar-benar sekuat dan setangguh dirimu.”Rasa cemas berlebihan terkait dirinya, seorang Mahendra yang mengkhawatirkan keselamatan Rarasati dalam proses melahirkan tadi, … kini telah tergantikan oleh rasa lega dikala kembali mendapati senyuman yang senantiasa memperindah wajah lelah istrinya sebelum-sebelum itu, sama seperti yang dilakukan sekarang. “Mereka sangat aktif sekali dalam perutmu dulu. Akan tetapi, sekarang, mereka berdua justru jauh lebih kalem dari pada yang kukira ya?"Mungkin, karena merasa nyaman dengan dekapan hawa hangat dari sosok ibu, atau juga karena kelelahan sehabis menangis dengan kencang segera setelah terlahir ke dunia, … anak kembarnya Rarasati dan Mahendra malah asyik ter
Cemas. Khawatir. Gelisah.Semuanya bercampur aduk di dalam hati Mahendra Jaya selayaknya badai tornado, di tengah-tengah penantiannya menunggu masa istrinya, Rarasati Jaya, … melahirkan.Ini sudah sore, akan tetapi tanda-tanda dari berakhirnya kontraksi yang terjadi sedari pagi tadi masih belum menunjukkan hilal.Tungkai kaki yang tak bisa berhenti bergerak di tempat. Tangan berkeringatnya yang tak bisa lepas mengepal. Serta wajah seriusnya yang tak bisa sedikitnya dibawa bertenang, … segera dihempaskan semua tuk lepas secara paksa, begitu melihat kedua orang tua serta mertuanya datang memenuhi panggilan darurat yang ia buat tadi.“Bagaimana keadaan Raras?”Yah, itu benar.Bahkan untuk orang tersibuk di negara, Ayahnya Rarasati yang masih menjabat sebagai presiden negara mereka saja … sampai rela mengedepankan situasi putrinya ini dibandingkan dengan urusan lain.Well, paling tidak, Mahendra yang tahu bahwa meskipun Rarasati malu-malu mengakuinya, … lama-kelamaan, istrinya tersebut m
Gelisah, membolak-balikkan posisi tidur menyampingnya ini dari sisi satu ke sisi lain, calon ibu muda, istri dari seorang Mahendra Jaya, yakni Rarasati, … membuat tidur lelap suaminya yang kelelahan itu menjadi terkacaukan akibat terusik.“Urngh, … ada apa … cintaku?”Meski nyawanya terlihat belum sepenuhnya terkumpul, kendati demikian, … memaksakan tubuh lesunya itu untuk segera duduk dengan baik di samping sang istri yang masih tetap menunjukkan gelagat orang gelisah, … Mahendra menarik selimut untuk ia tarik menutupi tubuh Rarasati.“Apa kamu sakit?”Bukan hanya kali ini saja Rarasati bersikap seperti ini.Juga bukan sebab mengandung pulalah dia bertingkah laku semacam itu.Habisnya, dari sejak masih gadis pun, suasana hati milik wanitanya Mahendra Jaya ini gampang sekali berubah-ubah secara tidak karuan.“Kamu betulan sakit? Mana yang sakit? Biar kuperiksa.”Sekali lagi memutar arah tidurannya supaya kali ini dirinya dapat dengan jelas menghadapi duduknya Mahendra, memusatkan mata
“Jadi, jelaskan pada Bapak, Pepita.”Mempersembahkan senyuman yang paling-paling menawan di antara biasanya, wakil kepala sekolah yang duduk di balik meja berpapan nama Mahendra Jaya itu, berhasil membuat anggota OSIS yang hanya beranggotakan inti berupa satu ketua, satu sekretaris, serta satu bendahara sekaligus seksi keamanan, … menjadi merinding mendadak.“Kenapa anak Pak Jang, sekretarisnya 'Ayah Mertua' dari Bapak ini mendadak ingin menjadi anggota OSIS gara-gara kamu?”“Apa?”Bertanya balik sembari melihat murid yang di waktu jam istirahat pertama tadi ia tolong dari para tukang rundung itu, yang saat ini dengan malu-malu bersembunyi di balik bahu wakil kepala sekolah sambil mengintipnya sedikit-sedikit menembus lensa kacamata, … Pepita menautkan alisnya penasaran.“Anak itu …?” lanjutnya dengan nada heran, merasa tidak habis pikir dengan apa yang terjadi. “Dia yang anak sekretaris Presiden ingin menjadi anggota OSIS gara-gara aku? Kenapa? Bagaimana bisa?”Tidak bisa berhenti m
“Pepita Jaya.”Menyahuti panggilan bernada suara lembut lagi menenangkan seolah-olah badai amukan tidak akan pernah menerjang muka cerah berseri-seri milik wakil kepala sekolah, Pepita menengadahkan wajahnya secara percaya diri.“Mendekatlah, Bapak ingin membisikkan sesuatu.”Ahh~!Apakah kakaknya ini sedang benar-benar dalam mode seorang guru di sekolahan sekarang?“Ada apa, Pa—uakhh?!”Awal mula menyangka bahwa kakak laki-lakinya itu akan merasa bangga terhadapnya dan berakhir menghadiahkan tepukan pelan di pucuk kepala, … ujung-ujungnya, Pepita malah menjerit kaget dengan serangan tiba-tiba dari cuping telinga target dari jeweran.“Haha~ anak nakal ini. Kamu salah makan apa sih pas sarapan tadi? Kamu mau jadi wakil kepala OSIS? Murid yang sudah seharusnya menjadi teladan yang baik bagi murid-murid lain? Kamu? Yang suka berantem, merokok, bolos, bajunya berantakan, ngomong kasar, dan malas belajar itu?”Berbicara secara panjang lebar begitu tanpa sekali-kali pun menghapus senyuman p
“Arghh! Sialan!”Menendang batu kerikil di tanah dengan kesal akibat dirinya diadukan oleh Ketua OSIS SMA elite tempatnya bersekolah, sampai dimarahi oleh kakak laki-lakinya yang berprofesi sebagai wakil kepala sekolah, anak gadis bernama Pepita Jaya, … kedapatan mengamuk tidak karuan.“Dia benar-benar …!”Selain dari gara-gara dilaporkan dan menerima sangsi langsung yang kakaknya jatuhkan untuknya supaya dihukum membersihkan rumput bergoyang di halaman belakang gudang penyimpanan alat-alat olahraga, juga disuruh untuk berpakaian dengan benar, … hukuman tambahan yang ditimpakan kepadanya adalah berupa rokok kesayangan harus disita.“… Aku membencinya! Sangat membencinya dari sejak Kakak memberikan beasiswa untuknya!”Pertama kali Pepita melihat sang ketua OSIS, pengadunya, pemuda bernama Lukman yang berasal dari lingkungan kumuh semacam panti asuhan itu, adalah saat kakaknya dan kakak iparnya yang masih berstatus calon, … bersama-sama anak menyebalkan tersebut berkunjung ke rumah tempa
“Hufft!”Menarik nafas panjang-panjang akibat merasa tegang pada hari ini, hari di mana seluruh pekerja atau pula para pelajar diliburkan aktivitasnya agar mereka dapat menyaksikan baik secara langsung maupun lewat televisi, berita terkait detik-detik upacara pernikahannya dengan Mahendra yang melamarnya di 27 hari yang lalu, … Rarasati meneguk ludahnya gugup.“Eyy, jangan khawatir. Hari ini dan seterusnya, kamu itu adalah Tuan Putri paling cantik sedunia! Apalagi untuk Mahendra!”“Benar. Tegakkan wajahmu dengan tegas dan percaya dirilah. Aku tahu kamu orang yang seperti itu, Rarasati.”Melirik kedua sahabatnya yang tengah menemaninya lengkap dalam balutan dandanan dua orang pagar ayu, Indah dan Monika, yang menghiburnya dengan tulus begitu, … Rarasati tersenyum simpul.“Baiklah.”Seperti apa yang dikatakan oleh teman-temannya, Rarasati yang melihat bayangannya sendiri ini merasa kalau dirinya memang lebih cantik dari hari-hari biasa.Apakah mungkin ini semua disebabkan karena berdand
Kenapa ya … hubungan ini terasa hampa?“Sini, aku pakaikan helmnya.”Seraya mata memandang laki-laki berstatus tunangan untuk dua setengah tahun ke belakang di hadapannya dengan ceria melakukan hal-hal remeh jika itu menyangkut dirinya, Rarasati membatin sendiri.“Awas, hati-hati naiknya.”Padahal, dengar-dengar dari orang-orang yang berkencan dan berpacaran dengan pasangannya itu … katanya sudah sering kali melakukan hubungan intim, apalagi ciuman panas yang sudah pasti tidak akan bisa dihitung lagi.“Pastikan rokmu tidak turun dan menggapai rantai motornya ya~ itu bahaya.”Akan tetapi, kenapa hubungannya dengan Mahendra yang sudah bisa dikatakan terjamin dengan ikatan cincin pertunangan ini, bahkan sudah satu atap dalam rumah yang dihadiahkan oleh kakaknya atas pertunangan ini, … tidak pernah melakukan hal aneh-aneh selain dari pegangan tangan, kecupan dahi dan pucuk kepala, atau cipika-cipiki saja?“Kita berangkat~!”Apa Mahendra tidak tertarik dengannya?“Ehh?! Seriusan itu!?”“Ka