BRANGG!“Menjauh dariku!”“Sari!”Mendekap kuat-kuat pengantin perempuan yang sudah sah menjadi istrinya ini dan baru sadarkan diri setelah pingsan akibat tidak kuasanya ia menyaksikan eksekusi terhadap saudari kandungnya sendiri, … Guruminda mencoba menenangkan Purbasari yang mengamuk juga menangis tidak karuan secara histeris.“Lepaskan aku!”Padahal, dia sudah berusaha dengan keras untuk memperbaiki hubungan persaudaraannya bersama Purbararang, … supaya interaksi di antara mereka berdua bisa kembali ke interaksi awal yang manis lagi.Padahal, sebentar lagi dia pikir kakaknya akan berubah pikiran dan menjadi luluh, untuk kembali ke sifat akrabnya yang dulu-dulu lagi.Akan tetapi, mengapa … laki-laki yang ia cintai ini malah memotong segalanya dan membiarkan usahanya menjadi sia-sia?!“Tidak! Tenanglah!”Tenang, katanya?!“Aku melakukan ini semua demi kebaikanmu!”Benarkah … itu?“Kamu tidak bisa menghukumnya sendiri, Sari. Aku tahu.”Memeluk dari belakang juga mencium pucuk kepala P
Tidak … ada.“….”Memandang sendu balkon rumah pohon miliknya yang biasanya akan selalu ditempati oleh seorang laki-laki yang pernah menolongnya dalam membawakan benang tenun yang sempat jatuh, … sang empu pemilik rumah pohon tersebut pun, entah kenapa jadi tak memiliki selera untuk melanjutkan aktivitas hobi sekaligus pekerjaannya sehari-hari. Ini sudah terhitung tiga hari di mana akan ada masa ia tak melihat sedikit pun batang hidung si pria yang sudah dikenalnya selama beberapa bulan ke belakang.Lalu hal ini juga pulalah, yang anehnya membuat rasa risi dirinya terhadap kelakuan laki-laki yang akan selalu menemaninya seperti anak anjing lucu, … mendadak menjadi tidak nyaman.Hari itu, dia masih ingat betul.-“Jika kamu adalah seorang laki-laki, ….”-Tentang ikrar janjinya yang ia sangka tidak akan menjadi nyata karena berpikir yang lewat paling cuma seorang wanita tua, ….-“… Aku akan menjadikanmu sebagai suamiku.”-… Eh ternyata malah benar-benar ada seorang laki-laki!Terlebih l
“Menikah?”Apakah dia baru saja salah dengar?“Denganku?”Andai kata itu memang betulan yang didengarnya, mungkin kah tawaran pernikahan ini hanya bentuk dari formalitas menepati janji yang dengan mudahnya Dayang Sumbi ucapkan pada waktu itu?“Jika itu karena janji ….”Menyorong Dayang Sumbi dari dirinya dengan pelan supaya melepaskan dekapan, Tumang menundukkan wajahnya suram.“… Kamu tidak perlu memaksakan diri."Menurutnya, perasaan cinta itu memang merupakan satu permasalahan yang rumit.Jika jalan datangnya cinta tidak dimulai dengan mulus–misalkan karena dipaksakan–bukan suatu alasan nanti, jika hasil dari cinta yang ditapaki akan terasa kasar tak beraturan.Namun, ….“Aku tidak terpaksa.”… Seolah-olah ingin menyapu habis keraguan di diri pria pencari cinta ini, Dayang Sumbi yang sudah berpegang teguh terhadap nazarnya, kembali berujar secara keras kepala.“Aku ingin menikah denganmu, karena aku menyukainya.”Merayapi lengan Tumang yang masih mencengkeram erat ujung kain dari r
“Kamu lihat kan tadi? Lihat kan?”Tersenyum cerah di hadapan bentangan sinar matahari terbenam, seorang wanita pemilik rambut berwarna jingga yang terseok-seok diayunkan oleh angin sampai membingkai wajah cerianya dengan mata hijau yang berbinar-binar, … menggelayuti lengan seorang pria yang tengah menggendong bayi perempuan dalam dekapan tuk kemudian dapat berjalan pulang ke rumah secara beriringan bersama.“Ratu kita! Dia hebat sekali!”Wanita itu adalah Nawang Wulan.“Aku sangat menyukainya sedari dulu.”Aslinya, dia adalah seorang putri kerajaan roh ras elf yang terdampar di dunia manusia … gara-gara pada waktu itu salah satu bawaannya hilang selagi lengah memerhatikan sang putri terasing.Dan kini, si putri terasing yang pernah ia temani itu sudah merayakan satu tahun menjabat menjadi ratu kembali, … setelah menghapuskan sang kriminal besar bagi kerajaan.“Apa kamu sudah menyukainya lebih dulu daripada menyukaiku?”Lalu di sampingnya, si pemangku bayi yang memiliki rambut jingga
“Wula—!”“—Jangan mendekat!”Tersentak dengan gertakan tersebut, Jaka Tarub benar-benar serasa langsung dikutuk untuk membeku di tempat.“Selama ini, … aku pikir, kamu betul-betul ingin ikut mencari selendang dan membantuku.”Bersama alis yang bertaut.“Aku sudah sabar dan tetap sabar, mencari selendangku meski itu memang banyak memakan waktu.”Mata yang mengabur seperti mendungnya awan berkabut.“Dengan harapan besar, aku selalu berdoa supaya selendangku ini cepat ditemukan.”Juga bibir yang digigit secara mengerut.“Sekarang, jelaskan kepadaku.”Nawang Wulan melayangkan pertanyaan.“Kenapa kamu berbohong kepadaku dengan mengatakan … bahwa kamu masih tidak dapat menemukan selendangnya padahal selama ini sudah kamu sembunyikan di dalam gudang?!”Dia, si wanita elf itu melontarkan sebuah pertanyaan yang dengan entengnya langsung datang menerjang juga mengobrak-abrik perasan Jaka Tarub, supaya ditelan oleh gilanya kegelisahan.“Kenapa kamu berusaha menjauhkanku dari selendang, seolah-ol
“Kyaaah! Anda sangat cantik sekali, Gusti Ratu.”Memuji sang Ratu Kerajaan Pasir Batang sekarang, Purbasari, yang didandani olehnya dengan sangat cantik sampai menyerupai seorang putri dari negeri roh yang bertempat di Kekaisaran Kahyangan, … sang pendandan, si peri kecil yang masih berwujud manusia sampai saat ini sehabis meminta pengutuknya mengubahnya begini, Pohaci, … tersenyum dengan bangga.Dia yang memanfaatkan kondisinya saat ini untuk menjadi seorang Regina–pelayan dekatnya pribadi ratu yang dapat dipercaya–sangat antusias dalam mendampingi ratunya tersebut, tuk berdandan rapi dalam menyelenggarakan satu acara yang bertujuan mengemukakan pengumuman penting ke hadapan banyaknya rakyat. Ya.Tepat setahun lebih lamanya Purbasari menjadi ratu sekaligus menjadi seorang istri untuk pasangannya, Guruminda, … hari ini, dengan bersuka cita ia ingin mengejutkan semua rakyat termasuk suaminya, … dalam menyampaikan berita bahagia berupa dirinya tengah mengandung calon penerus kerajaan.
“Tamat …?"“Iya.”“Hanya itu saja?”“Iya.”“Tidak ada kelanjutannya lagi?”“Pffft, iya Raras Sayang.”Suara tawa mengekeh kecil dari seorang pria pembalas pertanyaan remeh yang seorang wanita berstatus istrinya itu tanyakan ini, terdengar begitu nyaring di sepinya ruang kamar.“Ceritanya sudah tamat.”Dia adalah Mahendra.Mengecup dahi istrinya yang tengah hamil besar dan semakin banyak maunya menjelang tanggal perkiraan kelahiran bakal bayi anak pertama mereka, … yang di mana si ibu hamil itu enggan turun dari duduk di atas pahanya juga melingkarkan tangan di tengkuk dan menyusupkan wajah di perpotongan leher selayaknya anak kecil, … Mahendra menyarankan.“Waktunya kamu tidur.”“Tidak mau~”“Ohho!”Menambahkan balasan atas saran dari suaminya itu dengan menggelengkan kepalanya pelan, istrinya Mahendra pun, segera mendongakkan wajah cemberutnya begitu nama lengkapnya di sebutkan.“Ayo tidurlah Sayangku. Istriku yang cantik, Rarasati binti Agung.”“Ihh~!”Mencomot hidung istrinya yang
Pergi menikah dalam hubungan politik demi kebaikan kerajaan, atau mati sia-sia karena membangkang sang ratu yang memberikan perintah?“Maafkan Saya, Nona.”Jika itu dapat membuatnya menjauh dari sang saingan yang kerap kali menjadi bahan perbandingan dirinya oleh ibunya, sang putri tertua kedua Kerajaan Pasir Batang, Purbamanik, … akan melakukannya secara tenang.“Jalur menuju daerah kekuasaan Lord Arca, sangat sukar untuk dilalui oleh kereta kuda lebih dalam lagi.”Pergi dari istana kediamannya tanpa membawa seorang pun pelayan atau pula ksatria, juga meninggalkan ibunya sendiri supaya tidak dapat mengekang kehidupannya lagi, … perjalanan Purbamanik dalam menempuh jarak juga waktu tuk sampai ke alamat pengirim lamaran pernikahan, Baron Arcadika, … sepertinya akan terhelat lumayan lambat.“Selain itu, ada desas-desus yang mengatakan bahwa tempat di mana wilayah kekuasaan Lord Arca ini benar-benar wilayah yang begitu sangat-sangat ditakuti.”Turun dari kereta kuda yang berhenti sembari
Halo, ini dengan Aerina No 7! Terima kasih banyak telah mengikuti cerita ini sampai akhir. Wah, sulit dipercaya tapi kisah mereka hanya berakhir di sini, hehe. Saya tidak tahu harus mengatakan apa lagi, yang jelas, Saya sangat-sangat berterima kasih ^^ Ah, ngomong-ngomong, jika berkenan kalian bisa mengunjungi cerita karya Author yang temanya memang tidak jauh-jauh seputar dunia novel, romansa fantasi, dan ada unsur historikal fiksi. Akan tetapi, karena tidak sesuai dengan kriteria di sini, Author mempublikasikannya di tempat lain. Oh, dan …! Nama novelnya itu "Fall For Villains". Untuk lebih jelasnya lagi kalian bisa mengetahuinya di karya*arsa punya Author, dengan nama pena aerinano7. Sekali lagi, terima kasih atas perhatiannya ya! Author sayang kalian banyak-banyak 😘
“Lihatlah, Mama.”Memandang dengan haru sepasang bayi kembar laki-laki dan perempuan yang dibaringkan di samping Rarasati, Mahendra yang di beberapa masa lalu terus mengucapkan terima kasih selama berkali-kali, … tak bisa untuk berhenti menggoda istrinya ini.“Pangeran dan Tuan Putri kita benar-benar sekuat dan setangguh dirimu.”Rasa cemas berlebihan terkait dirinya, seorang Mahendra yang mengkhawatirkan keselamatan Rarasati dalam proses melahirkan tadi, … kini telah tergantikan oleh rasa lega dikala kembali mendapati senyuman yang senantiasa memperindah wajah lelah istrinya sebelum-sebelum itu, sama seperti yang dilakukan sekarang. “Mereka sangat aktif sekali dalam perutmu dulu. Akan tetapi, sekarang, mereka berdua justru jauh lebih kalem dari pada yang kukira ya?"Mungkin, karena merasa nyaman dengan dekapan hawa hangat dari sosok ibu, atau juga karena kelelahan sehabis menangis dengan kencang segera setelah terlahir ke dunia, … anak kembarnya Rarasati dan Mahendra malah asyik ter
Cemas. Khawatir. Gelisah.Semuanya bercampur aduk di dalam hati Mahendra Jaya selayaknya badai tornado, di tengah-tengah penantiannya menunggu masa istrinya, Rarasati Jaya, … melahirkan.Ini sudah sore, akan tetapi tanda-tanda dari berakhirnya kontraksi yang terjadi sedari pagi tadi masih belum menunjukkan hilal.Tungkai kaki yang tak bisa berhenti bergerak di tempat. Tangan berkeringatnya yang tak bisa lepas mengepal. Serta wajah seriusnya yang tak bisa sedikitnya dibawa bertenang, … segera dihempaskan semua tuk lepas secara paksa, begitu melihat kedua orang tua serta mertuanya datang memenuhi panggilan darurat yang ia buat tadi.“Bagaimana keadaan Raras?”Yah, itu benar.Bahkan untuk orang tersibuk di negara, Ayahnya Rarasati yang masih menjabat sebagai presiden negara mereka saja … sampai rela mengedepankan situasi putrinya ini dibandingkan dengan urusan lain.Well, paling tidak, Mahendra yang tahu bahwa meskipun Rarasati malu-malu mengakuinya, … lama-kelamaan, istrinya tersebut m
Gelisah, membolak-balikkan posisi tidur menyampingnya ini dari sisi satu ke sisi lain, calon ibu muda, istri dari seorang Mahendra Jaya, yakni Rarasati, … membuat tidur lelap suaminya yang kelelahan itu menjadi terkacaukan akibat terusik.“Urngh, … ada apa … cintaku?”Meski nyawanya terlihat belum sepenuhnya terkumpul, kendati demikian, … memaksakan tubuh lesunya itu untuk segera duduk dengan baik di samping sang istri yang masih tetap menunjukkan gelagat orang gelisah, … Mahendra menarik selimut untuk ia tarik menutupi tubuh Rarasati.“Apa kamu sakit?”Bukan hanya kali ini saja Rarasati bersikap seperti ini.Juga bukan sebab mengandung pulalah dia bertingkah laku semacam itu.Habisnya, dari sejak masih gadis pun, suasana hati milik wanitanya Mahendra Jaya ini gampang sekali berubah-ubah secara tidak karuan.“Kamu betulan sakit? Mana yang sakit? Biar kuperiksa.”Sekali lagi memutar arah tidurannya supaya kali ini dirinya dapat dengan jelas menghadapi duduknya Mahendra, memusatkan mata
“Jadi, jelaskan pada Bapak, Pepita.”Mempersembahkan senyuman yang paling-paling menawan di antara biasanya, wakil kepala sekolah yang duduk di balik meja berpapan nama Mahendra Jaya itu, berhasil membuat anggota OSIS yang hanya beranggotakan inti berupa satu ketua, satu sekretaris, serta satu bendahara sekaligus seksi keamanan, … menjadi merinding mendadak.“Kenapa anak Pak Jang, sekretarisnya 'Ayah Mertua' dari Bapak ini mendadak ingin menjadi anggota OSIS gara-gara kamu?”“Apa?”Bertanya balik sembari melihat murid yang di waktu jam istirahat pertama tadi ia tolong dari para tukang rundung itu, yang saat ini dengan malu-malu bersembunyi di balik bahu wakil kepala sekolah sambil mengintipnya sedikit-sedikit menembus lensa kacamata, … Pepita menautkan alisnya penasaran.“Anak itu …?” lanjutnya dengan nada heran, merasa tidak habis pikir dengan apa yang terjadi. “Dia yang anak sekretaris Presiden ingin menjadi anggota OSIS gara-gara aku? Kenapa? Bagaimana bisa?”Tidak bisa berhenti m
“Pepita Jaya.”Menyahuti panggilan bernada suara lembut lagi menenangkan seolah-olah badai amukan tidak akan pernah menerjang muka cerah berseri-seri milik wakil kepala sekolah, Pepita menengadahkan wajahnya secara percaya diri.“Mendekatlah, Bapak ingin membisikkan sesuatu.”Ahh~!Apakah kakaknya ini sedang benar-benar dalam mode seorang guru di sekolahan sekarang?“Ada apa, Pa—uakhh?!”Awal mula menyangka bahwa kakak laki-lakinya itu akan merasa bangga terhadapnya dan berakhir menghadiahkan tepukan pelan di pucuk kepala, … ujung-ujungnya, Pepita malah menjerit kaget dengan serangan tiba-tiba dari cuping telinga target dari jeweran.“Haha~ anak nakal ini. Kamu salah makan apa sih pas sarapan tadi? Kamu mau jadi wakil kepala OSIS? Murid yang sudah seharusnya menjadi teladan yang baik bagi murid-murid lain? Kamu? Yang suka berantem, merokok, bolos, bajunya berantakan, ngomong kasar, dan malas belajar itu?”Berbicara secara panjang lebar begitu tanpa sekali-kali pun menghapus senyuman p
“Arghh! Sialan!”Menendang batu kerikil di tanah dengan kesal akibat dirinya diadukan oleh Ketua OSIS SMA elite tempatnya bersekolah, sampai dimarahi oleh kakak laki-lakinya yang berprofesi sebagai wakil kepala sekolah, anak gadis bernama Pepita Jaya, … kedapatan mengamuk tidak karuan.“Dia benar-benar …!”Selain dari gara-gara dilaporkan dan menerima sangsi langsung yang kakaknya jatuhkan untuknya supaya dihukum membersihkan rumput bergoyang di halaman belakang gudang penyimpanan alat-alat olahraga, juga disuruh untuk berpakaian dengan benar, … hukuman tambahan yang ditimpakan kepadanya adalah berupa rokok kesayangan harus disita.“… Aku membencinya! Sangat membencinya dari sejak Kakak memberikan beasiswa untuknya!”Pertama kali Pepita melihat sang ketua OSIS, pengadunya, pemuda bernama Lukman yang berasal dari lingkungan kumuh semacam panti asuhan itu, adalah saat kakaknya dan kakak iparnya yang masih berstatus calon, … bersama-sama anak menyebalkan tersebut berkunjung ke rumah tempa
“Hufft!”Menarik nafas panjang-panjang akibat merasa tegang pada hari ini, hari di mana seluruh pekerja atau pula para pelajar diliburkan aktivitasnya agar mereka dapat menyaksikan baik secara langsung maupun lewat televisi, berita terkait detik-detik upacara pernikahannya dengan Mahendra yang melamarnya di 27 hari yang lalu, … Rarasati meneguk ludahnya gugup.“Eyy, jangan khawatir. Hari ini dan seterusnya, kamu itu adalah Tuan Putri paling cantik sedunia! Apalagi untuk Mahendra!”“Benar. Tegakkan wajahmu dengan tegas dan percaya dirilah. Aku tahu kamu orang yang seperti itu, Rarasati.”Melirik kedua sahabatnya yang tengah menemaninya lengkap dalam balutan dandanan dua orang pagar ayu, Indah dan Monika, yang menghiburnya dengan tulus begitu, … Rarasati tersenyum simpul.“Baiklah.”Seperti apa yang dikatakan oleh teman-temannya, Rarasati yang melihat bayangannya sendiri ini merasa kalau dirinya memang lebih cantik dari hari-hari biasa.Apakah mungkin ini semua disebabkan karena berdand
Kenapa ya … hubungan ini terasa hampa?“Sini, aku pakaikan helmnya.”Seraya mata memandang laki-laki berstatus tunangan untuk dua setengah tahun ke belakang di hadapannya dengan ceria melakukan hal-hal remeh jika itu menyangkut dirinya, Rarasati membatin sendiri.“Awas, hati-hati naiknya.”Padahal, dengar-dengar dari orang-orang yang berkencan dan berpacaran dengan pasangannya itu … katanya sudah sering kali melakukan hubungan intim, apalagi ciuman panas yang sudah pasti tidak akan bisa dihitung lagi.“Pastikan rokmu tidak turun dan menggapai rantai motornya ya~ itu bahaya.”Akan tetapi, kenapa hubungannya dengan Mahendra yang sudah bisa dikatakan terjamin dengan ikatan cincin pertunangan ini, bahkan sudah satu atap dalam rumah yang dihadiahkan oleh kakaknya atas pertunangan ini, … tidak pernah melakukan hal aneh-aneh selain dari pegangan tangan, kecupan dahi dan pucuk kepala, atau cipika-cipiki saja?“Kita berangkat~!”Apa Mahendra tidak tertarik dengannya?“Ehh?! Seriusan itu!?”“Ka