Beranda / Romansa / Dinikahi CEO Galak / Bab 51 - Bab 60

Semua Bab Dinikahi CEO Galak: Bab 51 - Bab 60

93 Bab

Curiga

Sudah ada satu bulan Embun tinggal bersama mamanya, tapi sampai saat ini dia selalu bertanya-tanya mengapa suaminya belum datang menjemputnya. Jangankan jemput, menghubunginya saja sangatlah jarang.'Apa dia lagi sembunyiin sesuatu dariku ya? Kira-kira apa? Atau jangan-jangan dia diam-diam selingkuh di belakangku? Wah, nggak bisa dibiarin nih. Aku harus cari tahu sekarang,' batin Embun."Makanan dari tadi diaduk-aduk terus, coba sekali-kali dimakan gitu loh. Ini malah ngelamun," tegur Ipah.Embun tersenyum masam, ia pun segera menyuapkan nasinya ke dalam mulutnya."Lagi mikirin suami kamu ya?"Embun menggeleng, detik kemudian dia mengangguk."Kangen ya sama dia?" goda Ipah."Apaan sih, Ma," sergah Embun.Jadi, selain dia curiga dengan suaminya, dia juga sangat merindukan pria itu."Kalau kangen ya tinggal telepon, atau bila jemput. Mama nggak suka lihat wajah kamu cemberut kayak gitu. Emangnya kamu bosan ya di sini tinggal sama mama?"Embun menggeleng cepat. Duh, kalau sudah seperti i
Baca selengkapnya

Katanya Rindu

"Jadi ... kamu curiga kalau suami kamu selingkuh?"Embun mengangguk mengiyakan."Ah, udah nggak heran lagi. Jadi benar ya semboyan orang kaya itu. Harta, tahta dan wanita," decak Mimi seraya geleng-geleng kepala."Ish! Kok kamu doainnya kayak gitu. Aku tuh cuma menduga. Tahu namanya dugaan nggak sih, kamu malah semakin bikin aku takut," ujar Embun dengan bibir mengerucut."Aku, kan, cuma ... ah udahlah lupain aja. Jadi apa rencana kamu?""Aku mau pulang ke rumah, siapa tahu dia menyembunyikan wanita di rumah itu." Tanpa sadar dia mengepalkan tangannya.Mimi berdecak malas. "Kalau mau pulang kenapa harus ke sini dulu. Ya tinggal pulang toh.""Masalahnya aku belum siap dan sebelum aku pulang, aku mau membelikan dia sesuatu, dan tentu saja aku minta temenin kamu, hehehe.""Halah, dasar modus. Kalau misalnya dugaan kamu salah gimana?"Embun menghela napas. "Ya ... aku harus minta maaf ke dia karena udah mikir yang nggak-nggak.""Kalau benar?" Mimi bertanya lagi.Embun terdiam beberapa saa
Baca selengkapnya

Jadi, Beneran Selingkuh?

Gio semakin gila, menyetir mobil dengan ugal-ugalan. Bagaimana mungkin dirinya bisa tenang kalau Embun diam-diam pulang ke rumah yang jelas-jelas saat ini bukan punyanya lagi."Arghh! Bagaimana ini, bagaimana kalau dia sudah pulang ke rumah dan tidak melihatku di sana. Seperti apa tanggapannya. Sial! Embun, kenapa tidak memberitahuku kalau kamu mau pulang," racau Gio tak jelas.Gio berusaha menghubungi nomor Embun, sialnya tak ada respon dari Embun, membuat Gio semakin kalut.Karena Embun sama sekali tak mengangkat teleponnya, akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi asistennya, Rizal."Halo, Pak.""Tolong cari istriku, jangan sampai dia datang ke rumah itu," pinta Gio.Rizal menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Mencari? Dia harus mencari ke mana? Ah, kenapa dia harus punya bos yang menyebalkan."Saya harus cari ke mana, Pak?""Itu urusan kamu. Saat ini aku sedang dalam perjalanan, sekalian mencari istriku. Kalau ada kabar baik tolong hubungi aku."Tuh, kan. Selalu saja seperti ini.
Baca selengkapnya

Ada Hal Positif dan Negatif

Karena saking frustrasi, Gio benar-benar tak bisa berpikir jernih. Beruntungnya asisten Gio yang bernama Rizal memberitahukan padanya kalau istrinya saat ini sedang berada di rumah teman wanita itu yang bernama Mimi."CK! Kenapa aku nggak kepikiran ke arah sana sih. Ah, mudahan aja dia mau memaafkan kesalahanku," gumam pria itu.Setidaknya Gio bisa bernapas lega karena sudah mengetahui keberadaan istrinya. Dia pun memelankan laju kecepatan mobilnya.Sesekali dia juga mencoba menghubungi nomor Embun, sialnya satupun dari panggilannya tidak ada yang diangkat."Angkat dong, Sayang. Aku cemas nih," lirih pria itu lagi.Karena usahanya tak membuahkan hasil, dia pun melemparkan ponselnya ke arah kursi kemudi yang ada di samping.Gio memutuskan untuk menjemput wanita itu. Meskipun saat ini Embun tengah marah padanya, dia akan tetap membawa pulang istrinya itu."Maafkan aku, istriku." Berkali-kali Gio menggumamkan kata-kata maaf yang ditujukan untuk Embun.Sementara Embun, dia tersenyum sinis
Baca selengkapnya

Mode Ngambek yang Gagal

Mimi tersentak karena yang mengetuk pintu rumahnya ternyata Gio, suami temannya. "Eh, Pak Gio," sapa Mimi sedikit gugup."Embun ada di sini?""Eh, ada kok, Pak. Sebentar ya biar saya panggilkan.""Nggak usah, biar saya aja yang temui dia. Kamu cukup kasih tahu saya dia ada di mana.""Baik, Pak. Mari ikuti saya."Mimi pun menunjukkan keberadaan Embun, selepas itu Mimi pergi meninggalkan mereka berdua, menurutnya mereka juga membutuhkan privasi, jadi Mimi tak ingin mengusiknya."Eh tunggu dulu, kan, di sini aku yang punya rumah, terus kenapa malah aku yang keluar dari rumah ini?" decak Mimi.Dia baru sadar ketika sudah keluar dari pintu."CK! Biarin aja deh, nggak mau ikut-ikutan cari masalah sama Pak Gio, nanti aku nggak dibolehin kerja lagi di perusahaannya."Sementara Embun, dia mendengar suara derap langkah semakin jelas ke arahnya, tetapi dia tetap dengan posisinya, duduk setengah tidur seraya memejamkan mata."Siapa, Mi? Pasti pacar kamu ya?" tebak Embun setengah mengejek.Embun
Baca selengkapnya

Maaf, Istriku

"Kenapa diam aja? Katanya tadi kamu mau jelasin semuanya, Mas?" tanya Embun seraya melipatkan kedua tangannya.Gio yang saat ini sedang menyetir pun tersenyum."Nanti aku bakal jelasin kalau kita udah sampai rumah ya?" pinta Gio."Rumah yang mana? Bukannya rumah yang itu udah di tempati orang lain ya?" Embun terus saja nyerocos membuat Gio tertawa."Istriku ini kenapa bawel sekali?" godanya seraya mencolek dagu Embun."Ish! Aku serius tau, dari tadi aku tanya kok nggak dijawab-jawab?""Nanti ya, Sayang. Pasti bakal aku jelasin kok. Saat ini aku sedang fokus menyetir, jadi nggak bisa jelasin di sini, sabar ya," pinta Gio."Oke deh," lirih Embun.Kini wanita itu sudah tak berbicara lagi, dia malah asyik menatap ke arah luar jendela.'Sebenarnya kenapa Gio menyembunyikan semua ini? Kenapa juga aku nggak boleh tau! Ih, nyebelin banget sumpah,' gerutunya dalam hati.Beberapa menit kemudian mobil itu berhenti, membuat Embun celingukan ke sana-sini, di depan dia melihat ada rumah yang sebelu
Baca selengkapnya

Cari Cara Lain

Setelah beberapa kali berperang dengan pikirannya, akhirnya Gio memutuskan untuk meminta bantuan pada Rena, mamanya.Dia tak ingin selalu berpangku tangan seperti ini, walau sebenarnya dia tahu kalau semua ini adalah ulah mamanya sendiri. Ya, ternyata orang yang berusaha menghancurkan perusahaannya adalah Rena, dengan bantuan orang dalam yang sangat Gio ketahui itu adalah rekan kerjanya sendiri.Selama ini Gio selalu mencari cara agar perusahaannya kembali normal, selalu mencari-cari nama-nama investor yang mau bekerja sama dengannya, sayangnya satupun tak membuahkan hasil.Usaha Gio selama ini terlihat sia-sia, padahal dia sudah berjuang mati-matian. Entahlah, pikiran Gio ini semua sudah bagian rencana dari mamanya agar dirinya mau mengikuti kemauan mamanya itu.Berkali-kali Gio menghela napas berat, dia menatap rumah yang sudah lama tak dia datangi dengan tatapan penuh makna. Setelah dia berusaha menenangkan pikirannya, dia pun memutuskan untuk memasuki rumah itu."Kirain siapa yang
Baca selengkapnya

Kamu Mana Tahu Rasanya Jadi Aku

Embun menggigit bibir bawahnya ketika membaca serentetan pesan dari seseorang itu. Ya, ternyata pesan itu dikirim oleh Rena yang meminta untuk bertemu hanya berdua saja tanpa Gio.Embun bertanya-tanya dalam hati, kira-kira ada apa Rena sampai-sampai ingin mengajaknya untuk bertemu? Biasanya juga kalau Rena ingin datang menemuinya pasti langsung datang ke rumah.'Ada apa ya? Kok aku mendadak gelisah seperti ini. Apa jangan-jangan dia mau menanyakan hal yang sama lagi, yaitu kapan hamil?'Embun mengerjapkan matanya berkali-kali ketika tiba-tiba pikirannya ke arah situ?'Aku baru ingat bulan ini belum halangan, kok tumben telat? Harusnya kan udah,' batinnya lagi.Embun bergegas mendekati kalender yang tergantung di dekatnya itu, lalu tak lama kemudian dia terkesiap.'Aish, harusnya kan ini kedua kalinya aku halangan, apa jangan-jangan--'Embun tersentak ketika ada sebuah lengan yang tengah memeluknya dari belakang."Kangen," bisik pria itu seraya menaruh wajahnya di pundak Embun.Embun t
Baca selengkapnya

Demi Kebaikan Bersama

Setelah puas menangis meratapi nasibnya, akhirnya wanita itu memutuskan untuk pulang.Sebelum pulang tak lupa dia mampir ke apotek untuk memastikan kalau dugaannya ini salah atau tidak."Mbak," sapa Embun pada penjaga apotek itu."Iya, Mbak. Ada yang bisa saya bantu?""Saya mau beli test pack."Penjaga apotek itu mengangguk sambil tersenyum tipis, dia pun mengeluarkan semua jenis test pack itu pada Embun, dan juga dia menjelaskan dari merk dan harganya, tak lupa juga dia menjelaskan cara pakainya."Duh, saya jadi bingung, Mbak. Saya beli semua jenis aja deh.""Baik, Mbak. Semoga beneran positif hamil ya, Mbak."Embun tersenyum hambar, entahlah dia harus bahagia atau sebaliknya."Makasih, Mbak. Saya pergi dulu."Embun pun pergi meninggalkan apotek itu dengan perasaan gamang.'Gimana kalau aku hamil? Apa aku sanggup meninggalkan Gio? Gimana ini? Padahal aku udah janji sama dia nggak bakal ninggalin dia, tapi kalau aku bertahan di sisinya, aku nggak mau dia terluka apalagi sampai jatuh b
Baca selengkapnya

Kumohon Bertahanlah!

"Saya kagum dengan kegigihan Anda, Pak Gio, hanya saja mungkin ada orang yang ingin bersaing dengan Anda secara diam-diam sehingga bisnis Anda mengalami kebangkrutan. Sayang sekali ya, tapi Anda tenang saja, saya akan tetap mengajak Anda untuk bekerja sama karena saya yakin kalau usaha ini memiliki power yang kuat, dan saya sangat yakin suatu saat penjualan ini akan naik drastis. Saya sangat yakin kalau penjualan ini tidak akan musiman seperti kebanyakan. Jadi bagaimana, Pak Gio? Apa kerjasama ini mau dilanjutkan?"Gio mengangguk penuh semangat. "Saya menyetujuinya, Pak. Terima kasih karena sudah mau bekerja sama dengan saya.""Sama-sama, Pak. Jadi ini udah deal ya?""Deal!"Mereka pun akhirnya berjabat tangan. Gio akhirnya bisa bernapas lega karena ternyata tidak ada hal yang menurutnya sangat mencurigakan.Gio kira, mamanya telah merencanakan sesuatu untuknya, ternyata dia salah besar. Dia pun berniat setelah pulang dari sini, dia akan pergi menyambangi mamanya terlebih dahulu.'Maa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status