Home / Romansa / Dinikahi CEO Galak / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Dinikahi CEO Galak: Chapter 41 - Chapter 50

93 Chapters

Pasti Mikir Mesum!

"Sebenarnya untuk proyek itu sudah hampir selesai, hanya saja biaya yang diperlukan ternyata kurang, jadi kami membutuhkan dana sekitar 200 juta lagi, Pak."Gio tersenyum-senyum sendiri ketika mengingat kejadian itu. Sangat di luar dugaan, ternyata mereka melakukan lebih dari itu.Ya, Embun dan Gio telah melakukan malam pertama mereka. Semua itu di luar kendali Gio, bahkan dia sama sekali tak menyangka jika bisa melakukannya."Bagaimana, Pak?"Gio tersentak, dia berdeham sejenak untuk menormalkan degup jantungnya.'Sial! Bisa-bisanya sedang rapat aku malah mikir ke arah lain,' dengkus pria itu dalam hati.Gio mengambil berkas yang ada di depannya, tadi dia sama sekali tak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh rekan kerjanya, jadi yang bisa dilakukannya hanya manggut-manggut."Oke, kalian atur aja," jawab pria itu, lalu menutup berkas itu.Setelahnya dia berdiri dari duduknya dan pergi dari ruangan itu."Seriusan tadi Pak Gio senyum?" tanya salah satu dari mereka."Iya.""Wah, wah, wah
Read more

Maafkan Aku

Semakin ke sini hubungan Gio dan Embun semakin membaik. Perubahan Gio juga sangat berubah drastis. Dari yang awalnya begitu cuek dengan Embun, kini pria itu sangat romantis.Kalau ditanya Embun bahagia atau tidak, jawabannya adalah iya. Hari ini adalah tepat satu tahun mereka menikah. Embun ingin merayakan hari yang membahagiakan itu.Rumah mereka sedikit ia hiasi dengan dekorasi ala-ala dirinya, dia juga sudah membuat kue buatannya sendiri, selain itu juga dia sudah mempersiapkan makan malam romantis. Semua itu tampak sama persis seperti yang ada di film yang sering ia tonton."Ah, nggak sia-sia selama ini aku nonton film, tanganku ternyata multifungsi juga," decak wanita itu penuh kagum.Setelah melihat semuanya telah sempurna, wanita itu melirik jam yang ada di tangannya, ternyata sudah jam setengah tujuh, harusnya sedari tadi Gio sudah tiba di rumah."Kok tumben jam segini belum pulang. Apa aku telpon aja kali ya," gumamnya.Embun pun langsung mengambil ponsel, lalu menghubungi n
Read more

Ada yang Ngambek Nih!

Gio mengerang pelan ketika cahaya matahari masuk ke indera penglihatannya. Matanya perlahan terbuka sembari tangannya meraba ke sebelah.Dia mengernyit heran karena sudah tak ada Embun di sisinya.'Kosong? Kemana dia?' batin pria itu.Gio langsung terduduk, kedua tangannya melipat, mulutnya cemberut karena Embun tak membangunkannya."Tumben dia nggak bangunin aku. Atau jangan-jangan dia ngambek sama aku gara-gara tadi malam aku pulangnya telat?"Pria itu langsung bangun, mencari keberadaan istrinya. Dia langsung menuju ke arah dapur, dan benar saja dugaannya, Embun tengah berada di sana.Gio celingukan ke sana-kemari, heran saja ke mana perginya lampu kelap-kelip yang ada di sana, kenapa tiba-tiba sudah tidak ada?Pria itu juga melihat hidangan yang ada di atas meja tadi malam sudah tidak ada, kini tergantikan dengan hidangan yang baru."Loh, makanan yang tadi malam ke mana?" tanya Gio tanpa basa-basi."Udah aku buang," sahut Embun cuek tanpa melirik ke pria itu sama sekali."Kenapa d
Read more

Sebuah Rencana

"Kamu ini kenapa sih, Gio. Bisa-bisanya perusahaan diambang bangkrut, kerjaanmu selama ini ngapain aja?" omel Rena."Ya aku kerja. Yang namanya orang dalam ada yang berbuat curang aku bisa apa?" Gio balik mengomel pada mamanya itu."Nggak, nggak. Dulu-dulu juga ada kejadian seperti ini tapi nggak separah yang sekarang. Dulu kamu bisa ngatasin semuanya, tapi sekarang kenapa malah seperti ini?"Gio tak menyahut, dia hanya bisa menghela napas berat. "Ini nih akibatnya kalau kamu nggak pernah dengar apa yang Mama katakan, jadinya seperti ini, kan?"Gio mengerutkan kening. "Maksud Mama?" tanya pria itu heran."Semenjak kamu nikah sama Embun, pasti bawaannya selalu sial. Lihat aja sekarang, bahkan perusahaan yang kamu bangun dari nol nyaris bangkrut. Emang wanita itu membawa pengaruh buruk buat kamu, Gio.""Mama ini apa-apaan sih. Dikit-dikit Embun yang selalu disalahkan. Dia itu sama sekali enggak ada sangkut-pautnya sama hal ini, Ma. Jadi tolong, jangan sebut-sebut namanya dalam pekerjaa
Read more

Omong Kosong!

"Gio ya?"Gio menatap wanita yang menyebut namanya itu dari atas sampai bawah seraya mengerutkan keningnya.'Apa ini yang dibilang sama mama? Masa iya teman mama masih muda banget, aku kira laki-laki, tau gini, kan, aku nggak bakal datang,' gerutu pria itu dalam hati."Siapa ya?" tanya Gio balik.Wanita itu tersenyum lebar lalu duduk di dekat Gio. "Kenalin, aku Yuna. Tante Rena nyuruh aku buat datang temenin kamu, katanya kamu di sini sendirian, ya udah deh langsung aku samperin.""Maaf, aku di sini tidak sendiri, aku ingin bertemu dengan seseorang untuk membahas pekerjaan, sama sekali tidak ada niatan berkencan," sindir Gio."Yap, tujuan aku menemuimu memang untuk membahas itu, tapi apa salahnya basa-basi dulu, iya, kan? Omong-omong kamu mau minum apa?"Gio tersenyum remeh, sekarang ia mulai paham apa yang akan direncanakan oleh mamanya. Pantas saja dia tidak boleh membawa istrinya, ternyata inilah alasannya.Pria itu berdeham sejenak lalu berdiri, tak lupa juga ia memberikan senyum
Read more

Aku Bakal Pergi Kalau Kamu yang Minta

"Akhir-akhir ini kamu sering banget telat pulang. Apa lagi ada masalah di kantor?" tanya Embun penasaran.Saat ini mereka tengah duduk santai sembari menonton televisi."Nggak kok, ada projek yang harus kuatasi. Kenapa tanya kayak gitu?" bohong Gio.Embun terdiam sejenak, wanita itu menatap Gio dengan seksama. Sebenarnya dia merasa kalau Gio sedang menyembunyikan sesuatu darinya."Nggak ada kok, cuma pengen tanya aja. Emangnya nggak boleh?""Apa sih yang nggak buat kamu?" Gio menoel hidung Embun, membuat wanita itu tersipu.Embun tak lagi menyahut, dia kembali fokus pada film yang ditontonnya. Sementara Gio, dia terus saja memperhatikan istrinya. Tatapannya menandakan antara bahagia, cemas, dan juga bingung.Sejujurnya dia ingin menceritakan semuanya pada Embun. Namun, dia takut kalau Embun tak akan menerimanya lagi, dia takut kalau nanti dia kehilangan materi, Embun juga akan ikut pergi meninggalkannya. Tidak! Hal itu tidak akan Gio biarkan.Tiba-tiba saja Gio memeluk Embun begitu er
Read more

Ikuti Saja Permainan Mereka

"Pak."Gio yang sedari fokus langsung menatap orang yang memanggilnya."Iya, ada apa, Lara?" tanya pria itu dengan kening berkerut."Emmm .... itu, Pak, itu ...." Lara tampak kebingungan untuk berbicara."Ada apa? Kenapa kamu tampak begitu cemas?" tanya Gio heran."Di luar banyak orang, Pak. Mereka itu sebenarnya karyawan yang pernah bekerja di sini, akan tetapi resign.""Lalu, apa hubungannya?" Gio semakin tak paham ke mana arah pembicaraan Lara."Sebenarnya mereka ingin meminta hak mereka, Pak. Mereka datang beramai-ramai ke sini untuk menuntut hak mereka, mereka ingin gaji mereka segera dibayar.""Hah?! Kamu serius? Masalah gaji hanya telat saja, meskipun begitu mereka tetap dibayar. Kenapa bisa seperti ini?""Saya juga tidak tahu, Pak," jawab Lara pelan seraya tertunduk, wanita itu benar-benar takut dengan kemarahan Gio."Tolong panggil Rizal, suruh dia datang ke sini!""Baik, Pak."Setelah Lara menghilang dari pandangannya, Gio menghela napas berat.'Kenapa jadi separah ini sih.
Read more

Gimana Kalau Nggak dijemput?

"Properti yang saat ini banyak dicari adalah apartemen Anda dan juga rumah yang saat ini Anda tinggali. Anda memilih yang mana untuk dijual?"Gio terdiam cukup lama, hingga tak lama dia menghela napas panjang."Rumahku.""Anda yakin?" tanya Rizal ragu."Yakin!""Tapi, Pak, apa Anda tidak menyesal dengan keputusan Anda? Bukankah rumah itu penuh kenangan dengan istri Anda?""Kejutan! Aku belikan ini buat kamu, semoga kamu suka ya."Lamunan Gio buyar karena suara Embun, dia melihat wajah istrinya itu seraya tersenyum.Wajah Embun tampak berseri-seri ketika memberikan sebuah kotak kado itu pada Gio, Gio pun menerimanya dengan suka cita.Senyum Embun perlahan memudar karena Gio tak langsung membukanya, pria itu malah meletakkan kotak kado itu begitu saja."Kok nggak langsung dibuka?" tanya Embun dengan wajah cemberut."Nanti dulu ya, aku lagi sibuk. Pasti aku buka kok.""Iya deh. Kalau gitu aku masuk--""Eh, tunggu dulu!" sergah Gio sambil memegang tangan Embun."Ada apa?""Ada yang mau ak
Read more

Suamiku Romantis, Kan?

"Kalian lagi kelahi?"Embun tersedak mendengar pertanyaan mamanya."Mana ada. Ngawur Mama ih," bantah Embun."Terus kenapa tiba-tiba Gio antar kamu ke rumah?" tanya Ipah penasaran."Gio mau pergi ke luar kota, ada urusan bisnis. Dia perginya nggak sebentar, agak lama, makanya dia nyuruh aku pulang biar aku ada temannya. Dia bilang nggak tega kalau ninggalin aku sendirian di rumah. Suamiku romantis, kan, Ma?"Ipah memutar bola matanya malas. "Heleh! Wajar aja masih pengantin baru, nanti kalau usia pernikahan kalian udah lima tahun, hemm ... rasakan akibatnya. Kamu akan merasakan gas dan beras habis secara bersamaan.""Idih! Mama ini loh bukannya ngomongin yang baik-baik, malah nyumpahin aku. Lagian nih ya, kami nggak bakal seperti itu. Mama, kan, tahu sendiri kalau suami aku itu--""Kaya raya?" potong Ipah cepat. "Ya, Mama tahu kalau suami kamu itu tajir, makanya Mama percaya sama Gio bisa jaga kamu. Mama yakin Gio nggak bakal ninggalin kamu.""Emangnya Mama peramal? Kok bisa nebak isi
Read more

Berumah Tangga Harus Saling Terbuka, Kan?

"Sampai kapan Anda akan menyembunyikan semua ini dari istri Anda, Pak?" tanya Rizal."Sampai kapan pun sama sekali tidak ada urusanmu!" jawab Gio ketus."Tapi, Pak--""Ini hidupku, aku bisa atasi sendiri!"Rizal menghela napas panjang. "Saya hanya ingin mengingatkan kalau Anda sama sekali tak memiliki pengalaman dalam percintaan, Pak. Saya harap Anda tidak menyesal dengan keputusan Anda."Gio tersenyum sinis, sialnya dia membenarkan apa yang asistennya katakan."Untuk hal ini kamu benar. Sepertinya aku harus banyak belajar hal percintaan padamu, mengingat setiap bulannya kamu selalu gonta-ganti kekasih," sindir pria itu.Rizal cengengesan tak jelas."Dan aku peringatkan padamu, hati-hati dalam memilih pasangan, nanti terkena penyakit menular.""Astaga, Pak. Pemikiran Anda terlalu jauh," ringis Rizal."Hah! Sudahlah!""Maaf, Pak, untuk kali ini saya ingin menasehati Anda. Sebaiknya Anda beritahu saja istri Anda apa yang sebenarnya terjadi. Dia memang berhak tahu. Takutnya nanti dia ma
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status