Home / Romansa / MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI: Chapter 101 - Chapter 110

120 Chapters

Bima dan Hana

***"Bagaimana kabar Mbak Hana?"Anita bertanya di seberang sana sembari mengelus perutnya yang dua minggu lagi diperkirakan akan melahirkan."Alhamdulillah, baik. Kabar kalian disana bagaimana, Nit? Mama baik-baik saja kan?"Anita terdengar menghela napas panjang. "Semua baik-baik saja, Mbak. Hanya ... aku merasa Mama lebih banyak diam sekarang."Mata Hana berkaca-kaca. Jangankan Bu Wira, bahkan dirinya sendiri pun masih sering menangisi kepergian Kenan. Rindu itu masih ada. Nyata. Dan datang tanpa di perintah."Mungkin rindu ...," imbuh Anita memecah keheningan."Jangan lupa datang kalau aku melahirkan," katanya lagi. Anita paham jika di seberang sana Hana pun sedang memikirkan bagaimana keadaan Bu Wira. "InsyaAllah," sahutnya singkat. "Kalau kebetulan tidak ada jadwal yang bertabrakan, nanti aku datang. Emak dan Bapak juga. Kamu baik-baik ya sebelum lahiran, banyak-banyak jalan pagi, istirahat yang cukup.""Siap, Bu!" Hana dan Anita tertawa. Hubungan mereka masih terjalin baik. T
last updateLast Updated : 2022-12-19
Read more

Bersiaplah, Hana!

***Kristal membungkuk samar dan berlalu meninggalkan Bima serta Hana setelah mengucapkan kata, "Ma-- maaf, Pak. Saya ... permisi!"Kini, di depan ruangan Bima, Hana berdiri mematung seraya tersenyum canggung. Ingin membuka pintu, tapi Bosnya itu nampak bergeming dan melayangkan tatapan tajam ke arahnya. "Ehm, Pak Bima gak mau masuk?" tanya Hana ragu. Jemarinya sudah siap mendorong pintu berlapis kaca namun Bima mencekal pergelangan tangan sekretarisnya itu dengan sigap. "E-- eh," gagap Hana. "Kenapa, Pak? Saya mau masuk.""Tau!" sahut Bima ketus. "Pantas kamu masuk lebih dulu padahal saya masih di belakang kamu?""Hah?" Hana melongo. "Ini saya mau membukakan pintu untuk Pak Bima. Bapak pikir saya mau masuk dan meninggalkan Bos Besar mematung di depan ruangannya? Astaga ... saya masih punya otak, Bapak Bima!"Hana menarik tangannya dan buru-buru mendorong pintu sebelum jantung yang mulai berdetak tidak beraturan itu membuatnya menggila."Silahkan masuk, Pak Bima. Saya selaku sekretar
last updateLast Updated : 2022-12-20
Read more

Dilamar

***"Tapi semua sekretaris saya dibuat jatuh mental sama dia, kamu gak takut, Han?"Hana menoleh. Matanya menelisik kebohongan dari ucapan Bima. Tapi sayang ... Bosnya itu sepertinya tidak sedang menakut-nakutinya. Semua ucapannya benar. Melinda adalah dalang di balik resign-nya beberapa sekretaris Bima sebelumnya."Bapak tau, tapi diam saja?" Hana berdecak kesal. "Kalau Bapak tau Melinda dalang dari tidak nyamannya seseorang bekerja bersama anda, harusnya anda ambil sikap dong!"Bima menyetir mobil seraya tersenyum smirk. "Mereka saja yang lemah! Sudah tau Melinda itu cuma berlindung di balik nama orang tuanya, kenapa mereka malah kalah? Harusnya lawan dong!"Hana mencebik. Tidak habis pikir dengan cara berpikir Bima yang menurutnya sangat tidak logis."Melinda bilang kalau dia itu calon istri Pak Bima, tentu saja para sekretaris yang lalu menganggap kalau posisi Melinda lebih tinggi.""Apa kamu juga berpikir begitu?""Tentu saja, Pak," sahut Hana jujur. "Hanya saja ... setelah melih
last updateLast Updated : 2022-12-21
Read more

Ancaman untuk Hana

***Bima menghentikan langkah, dia menoleh dan mendapati sosok pria paruh baya berdiri dengan pongah bersama salah seorang pria muda yang usianya tidak beda jauh dari Bima."Eh, Om? Kebetulan sekali, mau makan disini?" tanya Bima basa-basi. Pria yang Bima panggil dengan sebutan Om itu menatap sinis ke arah Hana. Dari ujung kaki sampai ujung kepala, Hana tidak luput dari pandangan pria paruh baya di depannya."Sekretaris baru?" Bima mengangguk membenarkan. "Perkenalkan, dia Hana, Om. Sekretaris baruku," kata Bima.Hana melempar segaris senyum dan mengulurkan tangan pada dua pria di depannya."Saya Hana ....""Ya, aku tahu," sahut pria itu singkat. "Kenapa gak ambil Melinda saja sebagai sekretaris?" Bima menarik lembut tangan Hana yang tergantung di udara. Uluran tangan darinya tidak mendapat sambutan yang sama dengan pria di depannya. Tindakan Bima barusan sontak saja menuai tatapan sengit dari pria yang dia panggil Om itu."Om Pras mau sarapan kah? Kalau begitu kita bisa satu meja,
last updateLast Updated : 2022-12-23
Read more

Bertemu Kevin

***Hana dan Bima duduk berhadapan sambil menikmati sarapan mereka sebelum acara meeting dengan Petinggi Ken's Property berlangsung. Keduanya diam, saling fokus mengunyah meskipun dalam hati Bima ingin sekali menanyakan banyak hal. "Kenapa lihat saya seperti itu, Pak?" tanya Hana menyelidik. "Kaget sama porsi makan saya?"Bima menggeleng. Dia meneguk minuman hangat di atas meja tanpa berniat menjawab pertanyaan Hana. Baginya, mendapat sekretaris yang tahan banting seperti Hana layaknya mendapat rejeki nomplok. Jika sekretaris yang dulu-dulu selalu berujung resign dan kalah dengan gempuran mental dari Melinda, kali ini justru Melinda dan Om Pras yang dibuat geram oleh Hana."Dari dulu kamu memang pemberani, Han?"Hana menghentikan gerakan mengunyah. Jika orang-orang terdekat, mana mungkin bertanya hal yang paling sensitif padanya. Semua orang tahu bagaimana Hana yang dulu. Bagaimana bodohnya dia hidup bersama Ari bertahun-tahun lamanya meskipun hidupnya penuh derita.Hana ... belajar
last updateLast Updated : 2022-12-24
Read more

Kejujuran Hana

***"Apa bisa disebut beruntung ketika menjelang hari pernikahan calon suami saya justru meninggalkan saya selamanya, Pak?" Suara Hana bergetar. "Saya ... orang yang paling menyedihkan di dunia ini."Bima ingin memeluk, namun ia sadar dimana posisi mereka saat ini. Maka satu-satunya respon simpati yang bisa dia berikan hanyalah ucapan lembut di lengan sekretarisnya itu. "Ayo kembali ke kantor, jangan kamu bikin saya mewek di jalanan begini. Memalukan!"Hana terkekeh. Dia mengusap sisa air mata yang membekas di pipi. Sejenak, bertemu dengan Kevin membawanya kembali pada kenangan dimana ia masih menjadi sekretaris Kenan. Sungguh, adakah sakit yang lebih dalam daripada memendam kerinduan yang tiada pernah bisa berujung temu?"Saya salut denganmu, Han," aku Bima jujur. "Kebanyakan para wanita akan sok berkuasa ketika calon suami mereka memiliki jabatan atau posisi tinggi pada sebuah Perusahaan. Apalagi Kenan, dia pimpinan dan pemilik Perusahaan yang sudah mendunia, tapi kamu ... kenapa k
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more

Hana dipecat?

***"Sudah dibuang sama Bima? Ck, wanita murahan sepertimu memang gak pantas bersanding dengan pria kaya seperti calon suamiku!" Melinda bersedekap dada sambil menatap remeh ke arah dimana Hana tengah duduk di meja kerjanya. "Aku sudah menduganya, gak lama pasti meja kerja kamu dikeluarkan dari ruangan Bima. Sadar diri, Hana!"Hana tidak bergeming. Tangannya masih cekatan menari-nari di atas keyboard karena ada beberapa laporan yang harus ia selesaikan siang ini. Belum lagi, nanti setelah jam makan siang akan ada pertemuan dengan salah satu Perusahaan terbesar di kota ini. Dan, tentu saja Hana ikut serta karena kemanapun Bima pergi maka disana lah dirinya berada."Kenapa diam, kamu malu?" cibir Melinda sinis. "Jangan bermimpi terlalu tinggi, Hana, kamu bisa jadi sekretaris di Perusahaan Bima juga karena menjual diri. Iya kan?"Hana melemaskan otot-ototnya yang sempat menegang. Dia membereskan banyak berkas di atas meja dan berdiri hendak memasuki ruangan Bima."Ups, ada orang ternyata
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Mati kutu, kau!

***Hana melengos ketika Bapak dan anak yang angkuh itu melewati dirinya begitu saja. Tidak ada rasa cemas, Hana hanya berpikir jika memang hari ini adalah hari terakhir dia bekerja, mungkin Tuhan ingin membuatnya tersadar bahwa tidak semua harapan bisa berjalan mulus seperti apa yang dia impikan."Pagi, Om ...."Melinda berjalan melenggak-lenggok mendekati Pak Agung dan tanpa segan mencium pipi kanan dan kiri seorang pria yang dia anggap sebagai calon mertua."Sudah lama menunggu ya? Duh, maaf ... Papa hari ini sibuk sekali kayanya sampai-sampai telat datang kesini." Melinda berucap manja. Dia duduk di samping Pak Agung tanpa rasa canggung. "Sudah sampai mana pembahasan tentang pertunangan kita, Mas?"Bima melengos. Dia menyentak napas kasar ketika Melinda bersikap seakan-akan pembicaraan tentang pertunangan waktu itu adalah pembicaraan yang serius."Begini, Mel ....""Kalau Mel sih sukanya yang simpel, Om. Tapi ya tetap harus berkelas," sela Melinda cepat. "Jangan sampai semua relas
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Tua-tua keladi

***"Mas, aku bisa jelaskan ....""Bim, itu gak benar! Rekaman video itu bukan ....""Jadi Om mau bilang kalau orang kepercayaanku berbohong dan mengedit video ini? Buat apa?" Suara Bima meninggi. "Sudah sejak awal aku ingin memecat putri Om yang gak bawa pengaruh apa-apa buat Perusahaanku, bahkan ... dia dengan sengaja membuat semua sekretaris yang dulu resign dengan alasan yang gak masuk akal! Aku tau itu semua ulah Melinda, Om!"Melinda terbelalak. Dia tidak menyangka jika Bima sudah mengendus semua perbuatannya selama ini."Sudah berulang kali aku bilang, aku ... tidak menaruh perasaan apapun pada dia! Jadi tolong, sudahi drama kalian ini. Aku muak!"Pak Agung yang tadinya menyimak kini ikut naik pitam. Bisa-bisanya teman yang dia anggap baik ternyata bersiap menusuk dari belakang. "Demi harta, begitu, Pras?"Pak Pras menggeleng lemah. "Gung, dengarkan aku ... ini semua salah paham." "Salah paham Om bilang? Bukti video ini masih kurang kuat, begitu?"Pak Pras mati kutu. Dia gela
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more

Ungkapan hati Bima

***"Ck, kamu apa-apaan sih, Han!" hardik Bima kesal. "Minggir! Rusak gendang telingaku!""Bapak lagian kenapa teriak-teriak sih, bikin kaget aja!" balas Hana menggerutu. "Minggir, Pak! Saya bawa banyak cangkir nih!"Bima menyingkir. Setelah Hana berlalu baru lah dia tersadar akan sesuatu. "Eh, berani sekali dia bentak-bentak saya, cari mati!" gumam Bima sambil geleng-geleng. "Ini juga, gak kira-kira banget kalau mau berdebar-debar!" Bima menepuk dadanya dengan gemas.***"Mbak, aku rencana caesar besok, bisa datang ya?"Hana yang tengah meluruskan badan dibuat terkejut dengan telepon dari Nita. "Besok? Sengaja banget cari akhir pekan ya," goda Hana sambil tertawa. "Besok pagi aku sama Emak kesana, Insya Allah, doakan perjalanan kami lancar ya."Anita memekik girang. Selama kehamilannya yang mulai membesar, dia hampir tidak pernah keluar rumah karena Kevin melarangnya untuk bepergian jauh. Jadilah selama ini dia hanya saling bertukar kabar dengan Hana. "Gak perlu bawa apa-apa, aku m
last updateLast Updated : 2022-12-28
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status