Share

Mati kutu, kau!

***

Hana melengos ketika Bapak dan anak yang angkuh itu melewati dirinya begitu saja. Tidak ada rasa cemas, Hana hanya berpikir jika memang hari ini adalah hari terakhir dia bekerja, mungkin Tuhan ingin membuatnya tersadar bahwa tidak semua harapan bisa berjalan mulus seperti apa yang dia impikan.

"Pagi, Om ...."

Melinda berjalan melenggak-lenggok mendekati Pak Agung dan tanpa segan mencium pipi kanan dan kiri seorang pria yang dia anggap sebagai calon mertua.

"Sudah lama menunggu ya? Duh, maaf ... Papa hari ini sibuk sekali kayanya sampai-sampai telat datang kesini." Melinda berucap manja. Dia duduk di samping Pak Agung tanpa rasa canggung. "Sudah sampai mana pembahasan tentang pertunangan kita, Mas?"

Bima melengos. Dia menyentak napas kasar ketika Melinda bersikap seakan-akan pembicaraan tentang pertunangan waktu itu adalah pembicaraan yang serius.

"Begini, Mel ...."

"Kalau Mel sih sukanya yang simpel, Om. Tapi ya tetap harus berkelas," sela Melinda cepat. "Jangan sampai semua relas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status