/ Romansa / MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI / 챕터 91 - 챕터 100

MEMBALAS HINAAN MANTAN SUAMI의 모든 챕터: 챕터 91 - 챕터 100

120 챕터

Kenan? Tidak!!!

***Hana mematikan sambungan telepon tanpa peduli bagaimana reaksi Kevin di seberang sana. Pria yang selama ini menjadi adik Kenan meskipun beda rahim itu tertegun, menatap layar ponselnya dengan jantung yang berdebar hebat.Mama ....Wanita paruh baya yang sudah rela membesarnya tanpa peduli seberapa sakit luka yang ia terima mengingat siapa diri Kevin sebenarnya.Kedua mata Kevin memanas. Bayangan masa lalu berkelebatan di depan mata. Tidak salah jika dulu Kenan terlihat sangat membencinya karena Kevin hadir dengan memberikan luka. Dia lahir dari wanita lain Sang Papa dan memaksa Bu Wira untuk merawatnya saat dua pasangan penebar luka itu meninggal bersamaan.Tanpa membuang-buang waktu lagi, dia menyambar kunci di atas meja dan berlari sampai lupa mengunci pintu, hanya menutupnya asal-asalan saja.Di dalam mobil, berkali-kali ia menekan nomor Anita tapi berujung dengan pengabaian. Kevin menyesal. Sangat menyesal sudah menyakiti hati istrinya demi masa lalu yang kelabu. Bukankah suda
last update최신 업데이트 : 2022-11-20
더 보기

Kecewa pada Takdir

***"Mas ...."Anita bergumam lirih ketika melihat Kevin menggendong Hana ala bridal keluar dari ruangan jenazah. Di depannya, di depan ruangan yang berisikan mayat Kenan, sosok Anita berdiri sambil memeluk lengan Pak Fajar dengan erat."Hana pingsan," jelas Kevin sambil menatap kedua mata istrinya. "Kenan ... Kenan ada di dalam," ucap Kevin tak sampai hati mengatakan kalau saudaranya meninggal. Lidahnya kelu, bahkan otaknya belum bisa berpikir jernih untuk saat ini.Anita menatap ruangan yang dingin itu dengan mata bergetar. Meskipun Kevin hanya mengatakan jika Kenan berada di dalam, tentu saja otak semua orang akan langsung paham jika Kenan hanyalah tinggal raga tanpa nyawa. Seketika hati Anita terasa begitu nyeri. Akankah rumah tangganya berakhir di Rumah Sakit?Apa Kevin lebih memilih menikahi Hana dan melepas istrinya begitu saja?Anita menangis dalam diam. Hanya air mata yang mengalir tanpa ada isak yang terdengar. Melihat tubuh putrinya yang menegang, Pak Fajar mengusap lengan
last update최신 업데이트 : 2022-11-23
더 보기

Hati-hati dengan Rasa Putus Asamu, Hana!

***"Jaga bicaramu, Hana!"Tangan Bapak terlihat bergetar setelah menampar pipi Hana dengan cukup keras."Semua yang terjadi sudah menjadi Takdir Allah, tidak baik kamu berbicara seperti itu sementara saat ini saja kamu hidup dari belas kasihan Tuhanmu," tegur Bapak. "Kecewa boleh, Nak, tapi jaga emosimu. Sadar siapa yang sedang kamu hardik, hah?"Hana memegang pipinya dan mengusap-usap lembut bekas tamparan Bapak. Sakit di pipinya tidak seberapa sakit daripada kehilangan Kenan untuk selama-lamanya."Jenazah Kenan biar aku yang urus, sepertinya lebih baik kamu disini saja, Han," ucap Kevin memecah keheningan setelah Bapak menyadarkan sikap putrinya."Kenapa melarang aku datang ke pemakaman? Kau pikir kau siapa, Kev?" tanya Hana sengit. "Aku akan mengantarkan calon suamiku sampai ke tempat peristirahatannya yang terakhir!"Kevin menghela napas panjang. Pun dengan Emak dan Bapak, mau tidak mau mereka menyetujui keputusan Hana karena memang ada baiknya wanita itu datang ke pemakaman agar
last update최신 업데이트 : 2022-11-25
더 보기

Bangkit, Hana!

***"Jangan bicara seperti itu, Hana," bisik Yu Tikah menegang. "Jaga emosimu!"Hana bergeming. Masih ditatapnya jenazah yang berkulit pucat dengan kedua mata tertutup rapat. Siapa sangka ... menjelang pernikahan Kenan justru meninggalkannya untuk selama-lamanya."Kematian adalah takdir, kita hanyalah pemeran di dunia ini, Han, jangan sampai kecintaan kamu pada makhluk membuatmu lupa akan betapa banyak nikmat Tuhan yang sudah tercurah," tegur Yu Tikah dengan suara lirih.Emak di sebelah Hana hanya mampu meremas dadanya. Sakit. Putri satu-satunya tengah menunjukkan keadaan yang tidak baik-baik saja."Bicara memang mudah, Yu, tapi coba jika Yu Tikah ada di posisiku?" Kedua mata Hana menatap wajah Yu Tikah dengan lekat. "Kami sudah berencana akan menikah besok, Yu," lirih Hana.Yu Tikah terkejut. Kabar tentang pernikahan Hana dan Kenan memang belum menyebar karena rencana yang disusun dadakan. Tapi ucapan Hana barusan mampu meluluhlantakkan perasaan Yu Tikah. Wanita yang sudah bertahun-t
last update최신 업데이트 : 2022-11-26
더 보기

Kepergian Hana

***Hana dan kedua orang tuanya masih berada di rumah Bu Wira. Malam ini adalah malam pengajian untuk mendoakan jenazah Kenan yang baru tadi sore dimakamkan.Acara berjalan dengan khidmat. Hana sedari awal hanya mampu menunduk dengan terus membayangkan betapa sesak Kenan sendirian di dalam sana."Semua akan baik-baik saja, Nak. Kehilangan manusia bukan akhir dari hidup kamu," ucap Bapak lembut. "Nomor satukan Tuhan dalam hatimu, jangan terlalu terpuruk karena semua terjadi sesuai TakdirNya. Paham?"Hana mengangguk lemah. Kondisinya mulai tenang meskipun masih saja air mata mengalir tanpa disadari olehnya. "Setelah pengajian malam ini, kita pulang ya, Pak," ajak Hana lirih. Bapak mengangguk setuju meskipun malam-malam mereka harus pulang ke kampung. Semua demi Hana.Acara berlangsung khidmat. Tangis Hana dan Bu Wira masih saling bersahutan apalagi ketika Hana pamit pulang setelah pengajian untuk mendoakan jenazah Kenan usai."Menginap lah, Hana. Apakah setelah Kenan tiada lantas kamu
last update최신 업데이트 : 2022-12-14
더 보기

Menerima Kevin kembali

***"Hana ...."Hana menghentikan langkah tepat di samping mobil milik tetangga yang sudah Bapak sewa. Dia enggan menoleh, hapal sekali dengan suara yang baru saja memanggilnya. "Yang kuat, Nak ....""Han, kami baru dapat kabar tadi sore, turut berdua cita atas kematian Kenan," sela Adrian. Hana menoleh dan mendapati Adrian berdiri di belakangnya sembari merengkuh bahu Bu Heni-- Sang Ibu."Terima kasih," sahut Hana singkat."Kamu baik-baik saja?""Apa perlu aku paparkan di depan semua orang tentang bagaimana perasaanku kali ini?" Suara Hana terdengar dingin dan tidak bersahabat. Adrian paham. Tidak mudah baginya memaafkan semua kesalahan Ibunya yang sudah menciptakan banyak luka pada masa lalu Hana. "Aku mau pamit, kamu bisa langsung masuk ke dalam dan mengatakan belasungkawa pada Mama," imbuh Hana.Adrian mengangguk samar. Hana berbalik dan kembali melangkah hingga tubuhnya masuk ke dalam mobil meninggalkan Adrian dan Sang Ibu menatap sendu dari luar."Maafkan sikap Hana, Dri, Bu H
last update최신 업데이트 : 2022-12-14
더 보기

Melamar Pekerjaan

***"Siapa yang Mas inginkan sebenarnya?""Kamu," jawab Kevin mantap. Anita melengos. Jawaban Kevin membuat jantungnya berdebar hebat, juga hatinya merasakan nyeri teramat sangat. "Hanya kamu, Nit. Mas mencintai kamu, dan ... anak kita ....""Bukan Mbak Hana?""Aku minta maaf. Aku memang bodoh yang terlambat menyadari dan terlalu lama terjebak pada situasi yang lalu. Maafkan aku, Nit ....""Aku butuh kejujuran, Mas," ucap Anita tegas.Kevin mengangguk paham. Dia menggenggam jemari Sang Istri dan berkata, "Ya, aku jujur. Demi Allah, Anita ... aku mencintai kamu dan calon buah hati kita."Anita tergugu. Kevin bangkit dan memeluk istrinya sembari duduk di tepi ranjang. Bahu Anita bergetar hebat. Tidak paham dengan bagaimana seharusnya ia memutuskan sesuatu saat ini karena pergi dari Kevin sebenarnya bukanlah akhir dari tujuannya. "Tolong maafkan kebodohan Ayah, Sayang. Ayah berjanji, tidak akan ada air mata lagi di pipi Mama kecuali air mata bahagia." Kevin berbisik sambil mengusap-usap
last update최신 업데이트 : 2022-12-16
더 보기

Hana VS Bima

***"Sudah paham cara kerjanya ya, Bu? Tidak terlalu banyak perbedaan karena dulu Bu Hana juga mantan sekretaris kan?"Hana mengangguk mantap. Meskipun hanya lulusan SMA, tapi pengalaman kerja di Perusahaan Kenan tidak bisa disepelekan."Baiklah, meja kerja Ibu ada di depan ruangan Pak Bima.""Oke, Terima kasih, Kris."Wanita bernama Kristal itu mengangguk sambil tersenyum ramah. Perlahan, Hana menyusuri ruangan demi ruangan dan berhenti di salah satu ruangan paling besar. Ruangan yang sempat ia datangi beberapa menit yang lalu. Hana menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Sepatu berhak cukup tinggi membuat derap langkahnya mengalun indah dalam kesunyian."Loh, kok mejanya gak ada?" gumam Hana heran. "Tapi Kristal bilang meja kerjanya ada di depan ruangan Pak Bima."Hana celingukan. Menoleh ke belakang, ke kanan dan kiri berharap Kristal menyusul langkahnya dan mengatakan kalau Hana salah ruangan."Duh, gimana ini? Tapi nama Bos tadi beneran Pak Bima kan?" Hana masih berm
last update최신 업데이트 : 2022-12-17
더 보기

Mencari Masalah

***Bima menyeruput kopi buatan Hana. Ingin hati meludahkan kopi yang sudah diracik dengan penuh rasa sombong itu, namun apalah daya ... lidah Bima cocok sekali dengan kopi yang ada di dalam cangkir berwarna putih dengan aksen huruf B di luarnya. "Bagaimana?" Hana tersenyum sinis dan berlalu meninggalkan Bima yang nampak salah tingkah."Biasa saja, tidak ada yang spesial dari kopi buatan kamu. Jangan jumawa hanya karena saya tidak meludahkan kopi ini!" ucap Bima sarkas. "Saya hanya tidak mau mengotori ruangan, apalagi membuang-buang kopi di sembarang tempat. Mubazir!"Hana hanya mengedikkan bahu. Dia kembali berkutat dengan laporan di atas meja. Tujuannya bekerja kali ini adalah untuk menghilangkan semua kenangan Kenan, dan untuk menunjang kehidupan Emak dan Bapak yang selama ini sudah menampungnya. Hana tau diri. Sampai kapan dia harus terpuruk dan membiarkan kedua orang tuanya menanggung kesedihan.Tanpa terasa, jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Itu artinya jam makan sia
last update최신 업데이트 : 2022-12-18
더 보기

Hana bukan tandinganmu!

***Hana meletakkan secangkir kopi di atas meja Bima dengan hati-hati. Bukan karena ia takut pada sosok wanita yang ada di depannya, melainkan takut jika kopi yang ia pegang justru tumpah dan mengotori berkas-berkas yang berceceran di meja Sang Bos."Sudah, Pak? Kalau tidak ada yang Bapak perlukan lagi, saya pamit melanjutkan pekerjaan saya yang sempat tertunda," ucap Hana sopan. Bima mengangguk sambil menyuruput kopi panas di atas piring kecil. Sungguh, baru sekali dibuatkan kopi oleh Hana rasanya lidah Bima sudah merasa candu."Bim, kok kamu diam saja sih?!" Melinda menggerutu. "Dia itu tadi ....""Berisik!" sela Bima ketus. "Keluar! Kamu gak tau kalau sekarang sudah waktunya jam kerja?"Wajah Melinda memerah. Napasnya memburu melihat Hana yang menyunggingkan senyum tipis seakan tengah mengejek dirinya karena sudah diusir secara langsung oleh Bima."Aku gak mau!" rengek Melinda manja. "Lagipula kenapa meja sekretaris ini berada di dalam ruangan, hah? Kamu itu Bos, gak seharusnya be
last update최신 업데이트 : 2022-12-18
더 보기
이전
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status