Ponsel Ibu di atas meja berpendar dan bergetar, sepertinya ada telepon masuk. Aku tak sabar melihat Ibu mengangkatnya, mana tau itu adalah Megan."Waalaikumsalam.""Baik.""Oh, Anye, ada."Deg! Ada debar yang tak bisa aku kendalikan. Benarkah itu Megan?Ibu mendekat ke arahku."Ibu mertuamu mau bicara, Nye. Angkatlah, Ibu mau ke toko dulu." Ibu menyodorkan ponsel ke arahku. Debaran itu tiba-tiba lenyap setelah tahu siapa yang menghubungi. Dia bukan Megan melainkan Mama."Oh, ya," jawabku menerima ponsel dari tangan Ibu dengan cepat, kemudian segera berpaling agar gurat kecewa tak terlihat olehnya."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam, apa kabar, Anye?""Baik, Ma.""Megan bilang kamu baru keluar dari rumah sakit?"Deg! Lagi-lagi jantungku berdetak. Apa mungkin dia mengadu pada Mamanya?"Sudah sehat, Ma. Ini juga mau kerja, kok.""Syukur, Mama ikut seneng. Maaf, Megan baru memberi tau semalam."Aku menelan ludah untuk membasahi kerongkongan yang terus mengering."Apa yang Megan katakan?" K
Last Updated : 2022-11-15 Read more