Dengan napas terengah aku pun sampai pada Nizam. "Nizam! Maaf ini anak saya," sahutku begitu aku sampai, kemudian kubawa Nizam ke dalam gendongan. Tak kuhiraukan lelaki itu, aku hanya fokus pada anakku dan memastikan dia baik-baik saja."Daddy." Mata jernih itu tampak mengamatiku, pangling karena penampilanku berubah. Mungkin."Iya, ini Daddy. Mamay nya mana, Nak?" Dia memelukku, aku pun membalasnya."Hei, Mamay mana?""Mamay ...." Nizam menunjuk ke arah di mana Mayang terlihat sendang berjalan menuju ke arah kami. Kemudian aku pun akhirnya menoleh ke arah pria di hadapanku sambil menunggu Mayang tiba."Loh, Ervan?" tanyaku kaget begitu kulihat yang berdiri di hadapanku adalah sahabatku sendiri.Ia tersenyum. "Iya, ini aku, nggak usah parno. Mana mungkin aku jahatin anak kamu.""Sorry, aku kira orang asing. Sorry, ya," ucapku sungkan."Jadi, ini anak kamu? Maksudku anak istrimu?" tanyanya, meralat ucapannya sendiri."Hem. Ganteng, kan? Nggak beda jauh dariku?" ucapku seraya mengangkat
Last Updated : 2022-11-24 Read more