Papa tersentak, kemudian wajahnya berubah menjadi ekspresi keterkejutan. "Gila kamu, Megan. Kamu curiga pada saudaramu sendiri?! Apa kata Om Hans nanti?!" Nada bicara papa mulai meninggi dan begitu penuh penekanan. Seolah tak percaya dengan apa yang aku katakan.Aku mengangguk samar. "Ya nggak tahu, Pa. Perasaanku mengatakan demikian, terlebih melihat kebenciannya pada Anyelir beberapa waktu lalu.""Membicarakan sebuah kasus tidak bisa kamu sandingkan dengan perasaan, Megan. Yang terpenting itu bukti dan saksi yang kuat, barulah tersangka ditetapkan, jangan seenakmu, kamu nggak suka, kamu bilang dia pelakunya!" tegur Papa."Nggak tahu, lah, Pa. Pikiranku tuh, jelek aja sama tu anak. Megan akan terus cari bukti itu." Papa menghela napas. "Apa istrimu tahu?"Lagi, aku menggeleng. "Dia begitu enggan membahas kejadian nahas tersebut denganku. Sementara ini, aku meminta Bu Wanda, psikologinya untuk membantuku mengorek informasi lebih dalam dari Anyelir.""Psikolog?!" Papa mengernyit. Aku
Last Updated : 2022-11-23 Read more