Dengan menguatkan hati aku menarik gagang pintu dan mendorongnya.Aku perlahan masuk dan serempak orang yang ada di dalam ruangan itu_Pak Joko, Bu Ria, Kak Reni, seorang dokter, dan seorang perawat_menoleh padaku. Aku mengangguk sebagai tanda permohonan maaf sekiranya aku mengganggu."Eh, Tina? Kamu datang, Nak?" Pak Joko berjalan menghampiriku."Apakah saya mengganggu, Pak? Kalau begitu saya keluar dulu," aku kembali meraih gagang pintu."Jangan, Tin. Kamu nggak mengganggu kok," kata Pak Joko."Ugh...augh..." terdengar suara aneh dari arah tempat tidur dan aku terbelalak melihat keadaan ibu mertuaku. Beliau menatapku sambil tangan kanannya menggapai-gapai ke arahku seakan memanggil aku mendekat.Aku pun mendekat dan menutup mulutku tak percaya. Bu Ria terbaring dengan mulut yang... ya, Tuhan, mulut ibu mertuaku miring ke kiri. Wajahnya sebelah kiri terlihat turun dan...jelek. Pantas saja beliau kesusahan bicara."Kenapa... kenapa mama bisa seperti ini?" tanyaku terbata-bata."Bu Ria
Baca selengkapnya