All Chapters of Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi: Chapter 81 - Chapter 90

143 Chapters

BAB 81 Telah Menghadap Ilahi

Dan benar saja dengan informasi yang Resti dapat. Mbak Vira istri Pak Satria telah merenggut nyawa dalam kecelakaan lalu lintas hendak pergi bertugas keluar kota. Mbak Vira adalah seorang dokter, ia pergi keluar kota seperti biasa untuk jadwal praktek di salah satu rumah sakit swasta. Kali ini ia pergi di antar oleh suaminya, Pak Satria, mereka kecelakaan dan hanya Pak Satria yang selamat."Innalilahi wa innailaihi raji'un." Kalimat itu memenuhi setiap sudut ruangan rumah Pak Satria. Mbak Vira kini sudah terbujur kaku. Aku dan Resti tadi ke rumah sakit lalu kini kami sudah sampai di rumah untuk menyemayamkan jenazah Almarhumah.Katanya mereka terlibat kecelakaan beruntun, hingga mobil yang mereka tumpangi terpental oleh tubrukan kendaraan dari arah berlawanan."Astaghfirullah aladzim!" Hanya kalimat itu yang terus terucap dari mulut ini. Sungguh nyawa seseorang itu tak ada yang tahu kapan akan di renggut oleh-Nya. Kita berkendara amat hati-hati, tapi belum tentu dengan orang lain. H
last updateLast Updated : 2022-09-25
Read more

BAB 82 Ajakan Makan Siang

"Oh ya, baby sitter Kaila pulang kampung dulu hari ini. Baru pulang besok malam. Tapi besok aku ada sidang, dua klien. Jadi Om minta maaf kamu bantu jagain Kaila ya, Res?" pinta Pak Satria."Yah, aku sih mau. Tapi besok aku ada meeting dari pagi juga. Selesainya paling setelah jam makan siang." Resti mengeluh."Yah, ya sudah. Aku akan titipkan Kaila ke tempat penitipan anak saja," kata Pak Satria."Eh, jangan! Saya gak sibuk kok, Pak! Jangan di titipin di tempat penitipan. Kasihan. Kalau boleh, saya saja yang jaga Kaila. Dia anteng juga sama saya kok, Pak," usulku refleks. "Hah? Yang bener?" ucap Resti. Aku manggut-manggut."Tapi saya tak mau merepotkan Mbak Hanah," kata Pak Satria."Sama sekali gak repot. Saya gak sibuk kok, Pak. Lagian, kalau di titip di penitipan, kasihan. Saya bisa kok jaga Kaila. Ya, kalau Bapak gak keberatan."Resti dan Omnya saling menoleh. "Tapi gak ngerepotin kan, Han?" Resti memastikan. Kuhela nafas. "Sama sekali enggak. Repot apa coba?""Maaf, tapi saya b
last updateLast Updated : 2022-09-25
Read more

BAB 83 Tema Makan Siang

"Oh, begitu? Bapak mau ajak makan sianga saya?" Aku memastikan. Siapa tahu tadi salah dengar."Iya. Itupun kalau Mbak Hanah tidak sedang sibuk. Kalau sibuk, saya akan makan sendiri saja," jawabnya ragu-ragu.Aku tersenyum. "Sibuk sih tidak, tadi saya cuma lagi cek stok barang. Tadi saya gak ada kerjaan, cuma diem saja." "Jadi, kita bisa keluar?" tanyanya."Em, baiklah, saya akan ikut Bapak untuk makan siang. Sebentar lagi juga jam makan siang," jawabku. Ia manggut-manggut sambil tersenyum."Ana, saya keluar dulu ya?" Aku izin pada Ana salah satu pelayan toko. "Baik, Bu," jawabnya mengangguk.Aku dan Pak Satria pergi untuk makan siang. Pak Satria mengajakku berjalan sampai ke cafe resto. Karena jaraknya dekat dari toko, hanya tiga puluh meteran. Tak terasa langkah kami sudah sampai di tempat yang di tuju saja. Kami duduk di meja kursi kosong hanya berdua. Maksudnya, aku hanya datang dengan Pak Satria. Pengunjung lain ada, pun banyak sekali. Lumayan ramai.Ini adalah kali pertama Pak
last updateLast Updated : 2022-09-25
Read more

BAB 84 Lamaran Yang Membuat Kaget Pelayan

"Maksud, Pak Satria?""Bukan saya tak mencintai almarhumah istri saya. Tapi ... sejak awal bertemu dengan Mbak Hanah, saya merasa kagum sendiri. Dan sekarang, Tuhan telah mengambil istri yang juga saya kagumi. Saya cintai dan saya sayangi. Saya mencintainya. Tapi ... apa daya, kami tak bisa lagi bersama di dunia ini. Dan niat saya ajak Mbak Hanah ke sini, saya ingin bicarakan hal ini."Aku masih belum mengerti."Maksud Bapak bahas soal ini?" heranku."Ini, ini, maaf sekali. Mungkinkah Tuhan ambil Vira supaya saya bisa bawa Mbak Hanah ke kehidupan saya?"Degh.Kuteguk habis saliva ini. Mengatur nafas dan coba angkat bicara. "Bawa saya ... bawa saya ke kehidupan Bapak?" Sangat terkejut sekali hati ini.Ia manggut-manggut pelan sambil tersenyum. "Gak mungkin, Pak, saya ini jauh dari sosok almarhumah yang cantik, baik, pintar, sekolahnya tinggi sampai ia bisa menjadi seorang dokter." Aku memang merasa insecure sekali."Bukan soal itu. Tapi ini soal rasa. Apalah arti semua itu kalau hati
last updateLast Updated : 2022-09-25
Read more

BAB 85 Rumah Tangga Baru

Saat di kafe itu, Pak Satria benar-benar melamarku. Ia mengajakku untuk membangun rumah tangga bersama, dan kini kami sudah menikah. Dua bulan setelah lamaran resmi ke rumah, kami menikah di gedung yang telah di persiapkan pihak Pak Satria. Tentunya Resti yang ikut nimbrung. Eh, bukan nimbrung. Full mengenai pernikahan, Resti dan suaminya yang persiapkan. Wedding organizer mereka yang tunjuk. Tentunya kami sebagai calon pengantin kala itu hanya menyampaikan konsep saja. Design gaun pengantin yang aku kenakan di buat oleh seorang designer ternama. Dia adalah designer idolaku. Kesampaian juga untuk pakai baju rancangannya. Mas Jimy dan Tika?Mereka ternyata sudah bercerai. Di usia anak mereka yang baru menginjak tiga setengah tahun, Tika putuskan untuk bercerai. Jadi, saat di kafe itu, ternyata posisi Mas Jimy sudah menduda. Menurut berita, ia tinggal di luar kota, hingga pada akhirnya mereka kembali lagi ke rumah yang dulu pernah kami tinggali bersama. Mas Jimy menduda setelah tahu ka
last updateLast Updated : 2022-09-26
Read more

BAB 86 Keluarga Baru

Setiap pagi aku memasak, walaupun ada dua asisten rumah tangga, tapi aku lebih suka masak masakan sendiri untuk suami dan keluarga. Mereka hanya membantu saja. Baby sitter khusus menjaga Kaila dan fokus pada kebutuhan Kaila saja. Plus cuci pakaian Kaila.Setelah selesai masak, kami sarapan bersama. Ibu Alhamdulillah selalu memposisikan diriku sebagai menantu yang ia idamkan, jadinya, tinggal di rumah ini aku tak merasa asing lagi. Setelah sarapan seperti biasa aku antar Mas Satria ke mobil. Takzim untuk memberikan doa terbaik demi kelancaran karir suami. Setelah Mas Satria pergi, barulah aku pergi ke butik milikku sambil mengantar Afni ke sekolah karena satu arah. Oh ya, selain butik, aku juga mempunyai sebuah toko baju di salah satu Mall besar. Karena aku juga ingin menjual bermacam pakaian variatif, tak hanya pakaian ekslusif hasil rancangan seorang designer. Dan untuk toko baju, ada asistenku yang handle. Aku hanya datang untuk chek barang dan perkembangan toko. Jadi, untuk diri
last updateLast Updated : 2022-09-26
Read more

BAB 87 Keluarga Baru (2)

Sudah pukul 11.45 tengah malam Mas Satria belum juga pulang. Di hubungi nomornya malah tak aktif, seketika pikiran buruk pun terlintas di benak ini. Takutnya sesuatu terjadi pada Mas Satria.Afni sudah terlelap sejak pukul sembilan tadi, pun dengan Kaila, ia masih terlelap pula dengan wajah yang manis. Kucoba hubungi Mas Satria lagi.Tudt ... Tudt ...Akhirnya nomor Mas Satria aktif juga. Tapi, dia tak mengangkat panggilan dariku. Mungkinkah dia di perjalanan pulang? Tak ada pesan atau chat masuk untuk memberi kabar. Rasa khawatir ini seketika makin memuncak.Rasa penasaran dan khawatir makin menggebu-gebu. Sejak lima bulan menikah, ini baru kali pertama Mas Satria pulang terlambat. Memang tadi dia mengabari, tapi, kalau pekerjaan yang ia kerjakan sampai selarut ini? Kenapa tidak besok saja? Ini sama saja makan waktu setengah hari. Dan bukan untuk sidang besok, kan? Tak mungkin ada klien mengadu dan di kabulkan sidang dalam waktu satu hari. Seketika teringat dengan kezoliman Mas Jim
last updateLast Updated : 2022-09-26
Read more

BAB 88 Keluarga Baru (3)

"Pak Kadir? Pak Arman? Suami saya mas Satria belum pulang?" tanyaku pada security jaga gerbang masuk."Belum, Non! Saya juga menunggu," jawabnya. Memang Pak Kadir masih meminum kopi hitam bersama Pak Arman."Oh, ya sudah." Aku manggut-manggut lalu kembali ke teras rumah. Lalu sambil menunggu kembali kuhubungi nomornya.Tudt! Tudt! Tudt!Deg!Mas Satria reject panggilan dariku?Seketika dugaan buruk kini muncul. Apa jangan-jangan dia ...?"Happy birthday to you! Happy birthday to you!"Sontak aku menoleh ke samping. Kaget dan terkejut."Happy birthday, happy birthday, happy birthday to youuuuu!"Cup.Mas Satria mengecup keningku dengan cara mencuri. Aku kaget. Netra ini masih terbelalak dengan kehadiran dirinya yang secara tiba-tiba. Bagaimana bisa? Pintu gerbang dan Pak Satpam masih diam? Kapan dia masuk?"Selamat ulang tahun Sayang." Aku terpesona. Ia memberiku sebuket bunga mawar yang sangat indah. Aku meraihnya dengan masih merasa heran. "Mas? Kok ...?"Ia mengunci bibirku dengan
last updateLast Updated : 2022-09-26
Read more

Season 2 BAB 1 Keluarga Cemara

Selamat Datang di Season 2 HANYA KARENA TAK BERPENDIDIKAN TINGGIBAB 89***POV HANAH SRI NINGRUM***"Ma, kita berangkat dulu, ya. Dah, Ma!" Afni yang kini sudah beranjak remaja karena sudah kelas 3 SMP, melambaikan tangan usai mengecup punggung tanganku."Dadah, Bunda!" Kaila, putri Mas Satria yang sudah bertahun-tahun menerima aku sebagai ibu sambungnya, kini sudah duduk di bangku sekolah dasar. Tepatnya kelas empat sekolah dasar. Mereka lebih dulu masuk ke dalam kendaraan ayahnya, karena Mas Satria masih di dalam."Dadah, Sayang! Bekal kalian jangan lupa dimakan, ya. Biar gak banyak jajan sembarangan!" pesanku pada keduanya. Begitu setiap hari, karena aku memang mengusahakan, setiap hari mereka berangkat ke sekolah, makan siang selalu dibawa dari rumah. Itu juga pesan Mas Satria, supaya anak-anak tidak banyak jajan sembarangan."Bunda, semalam Mbak Afni teleponan sama cowok loh. Hihi!" Bungsuku, Kaila, nyeloteh dari dalam mobil. Aku pun terkekeh kala kini Afni yang sangat menyaya
last updateLast Updated : 2022-09-29
Read more

Season 2 Bab 2 Bukan Tamu Asing

Mesin mobil yang kini sudah memarkir rapi di halaman rumah pun telah dimatikan. Kini aku tinggal menunggu siapa yang muncul dari balik pintu sana. Pria atau wanita. Keluarga atau orang asing. Ini masih tanda tanya.Netraku memicing. Pintu sebelah kiri sudah membuka, artisnya yang datang ke mari bukan hanya satu orang. Lalu, kini sebuah wedgess berwarna coklat pun telah coba menginjak paving, sedang yang mengenakannya masih terhalang oleh pintu.Pintu sebelah kanan pun kini membuka. Aku yang di sini pun kini sudah tak dibuat keheranan. Ternyata, yang datang ke mari adalah Mbak Maya. Dia adalah kakak kandung Mas Satria yang ke dua. Adik ibunya sahabatnya, Resti.Ia memang tak sendiri. Ia ke mari bersama seorang perempuan yang bagiku lumayan asing. Tapi, kalau tidak salah Perempuan itu ada di tangkapan kamera yang tersimpan di album pernikahan. Sayangnya, aku tak begitu kenal, karena dia bukanlah bagian dari keluarga. Kata Mas Satria, dia adalah sahabat Mas Satria dulu. Tentu kusambut h
last updateLast Updated : 2022-09-30
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status