Share

BAB 81 Telah Menghadap Ilahi

Author: Kom Komala
last update Last Updated: 2022-09-25 16:52:27

Dan benar saja dengan informasi yang Resti dapat. Mbak Vira istri Pak Satria telah merenggut nyawa dalam kecelakaan lalu lintas hendak pergi bertugas keluar kota. Mbak Vira adalah seorang dokter, ia pergi keluar kota seperti biasa untuk jadwal praktek di salah satu rumah sakit swasta. Kali ini ia pergi di antar oleh suaminya, Pak Satria, mereka kecelakaan dan hanya Pak Satria yang selamat.

"Innalilahi wa innailaihi raji'un."

Kalimat itu memenuhi setiap sudut ruangan rumah Pak Satria. Mbak Vira kini sudah terbujur kaku. Aku dan Resti tadi ke rumah sakit lalu kini kami sudah sampai di rumah untuk menyemayamkan jenazah Almarhumah.

Katanya mereka terlibat kecelakaan beruntun, hingga mobil yang mereka tumpangi terpental oleh tubrukan kendaraan dari arah berlawanan.

"Astaghfirullah aladzim!"

Hanya kalimat itu yang terus terucap dari mulut ini. Sungguh nyawa seseorang itu tak ada yang tahu kapan akan di renggut oleh-Nya. Kita berkendara amat hati-hati, tapi belum tentu dengan orang lain. H
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Laila Greenlove
katanya kecelakaan udah berlalu 4 bulan tp kok wajah satria masih menyisakan memar?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   BAB 82 Ajakan Makan Siang

    "Oh ya, baby sitter Kaila pulang kampung dulu hari ini. Baru pulang besok malam. Tapi besok aku ada sidang, dua klien. Jadi Om minta maaf kamu bantu jagain Kaila ya, Res?" pinta Pak Satria."Yah, aku sih mau. Tapi besok aku ada meeting dari pagi juga. Selesainya paling setelah jam makan siang." Resti mengeluh."Yah, ya sudah. Aku akan titipkan Kaila ke tempat penitipan anak saja," kata Pak Satria."Eh, jangan! Saya gak sibuk kok, Pak! Jangan di titipin di tempat penitipan. Kasihan. Kalau boleh, saya saja yang jaga Kaila. Dia anteng juga sama saya kok, Pak," usulku refleks. "Hah? Yang bener?" ucap Resti. Aku manggut-manggut."Tapi saya tak mau merepotkan Mbak Hanah," kata Pak Satria."Sama sekali gak repot. Saya gak sibuk kok, Pak. Lagian, kalau di titip di penitipan, kasihan. Saya bisa kok jaga Kaila. Ya, kalau Bapak gak keberatan."Resti dan Omnya saling menoleh. "Tapi gak ngerepotin kan, Han?" Resti memastikan. Kuhela nafas. "Sama sekali enggak. Repot apa coba?""Maaf, tapi saya b

    Last Updated : 2022-09-25
  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   BAB 83 Tema Makan Siang

    "Oh, begitu? Bapak mau ajak makan sianga saya?" Aku memastikan. Siapa tahu tadi salah dengar."Iya. Itupun kalau Mbak Hanah tidak sedang sibuk. Kalau sibuk, saya akan makan sendiri saja," jawabnya ragu-ragu.Aku tersenyum. "Sibuk sih tidak, tadi saya cuma lagi cek stok barang. Tadi saya gak ada kerjaan, cuma diem saja." "Jadi, kita bisa keluar?" tanyanya."Em, baiklah, saya akan ikut Bapak untuk makan siang. Sebentar lagi juga jam makan siang," jawabku. Ia manggut-manggut sambil tersenyum."Ana, saya keluar dulu ya?" Aku izin pada Ana salah satu pelayan toko. "Baik, Bu," jawabnya mengangguk.Aku dan Pak Satria pergi untuk makan siang. Pak Satria mengajakku berjalan sampai ke cafe resto. Karena jaraknya dekat dari toko, hanya tiga puluh meteran. Tak terasa langkah kami sudah sampai di tempat yang di tuju saja. Kami duduk di meja kursi kosong hanya berdua. Maksudnya, aku hanya datang dengan Pak Satria. Pengunjung lain ada, pun banyak sekali. Lumayan ramai.Ini adalah kali pertama Pak

    Last Updated : 2022-09-25
  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   BAB 84 Lamaran Yang Membuat Kaget Pelayan

    "Maksud, Pak Satria?""Bukan saya tak mencintai almarhumah istri saya. Tapi ... sejak awal bertemu dengan Mbak Hanah, saya merasa kagum sendiri. Dan sekarang, Tuhan telah mengambil istri yang juga saya kagumi. Saya cintai dan saya sayangi. Saya mencintainya. Tapi ... apa daya, kami tak bisa lagi bersama di dunia ini. Dan niat saya ajak Mbak Hanah ke sini, saya ingin bicarakan hal ini."Aku masih belum mengerti."Maksud Bapak bahas soal ini?" heranku."Ini, ini, maaf sekali. Mungkinkah Tuhan ambil Vira supaya saya bisa bawa Mbak Hanah ke kehidupan saya?"Degh.Kuteguk habis saliva ini. Mengatur nafas dan coba angkat bicara. "Bawa saya ... bawa saya ke kehidupan Bapak?" Sangat terkejut sekali hati ini.Ia manggut-manggut pelan sambil tersenyum. "Gak mungkin, Pak, saya ini jauh dari sosok almarhumah yang cantik, baik, pintar, sekolahnya tinggi sampai ia bisa menjadi seorang dokter." Aku memang merasa insecure sekali."Bukan soal itu. Tapi ini soal rasa. Apalah arti semua itu kalau hati

    Last Updated : 2022-09-25
  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   BAB 85 Rumah Tangga Baru

    Saat di kafe itu, Pak Satria benar-benar melamarku. Ia mengajakku untuk membangun rumah tangga bersama, dan kini kami sudah menikah. Dua bulan setelah lamaran resmi ke rumah, kami menikah di gedung yang telah di persiapkan pihak Pak Satria. Tentunya Resti yang ikut nimbrung. Eh, bukan nimbrung. Full mengenai pernikahan, Resti dan suaminya yang persiapkan. Wedding organizer mereka yang tunjuk. Tentunya kami sebagai calon pengantin kala itu hanya menyampaikan konsep saja. Design gaun pengantin yang aku kenakan di buat oleh seorang designer ternama. Dia adalah designer idolaku. Kesampaian juga untuk pakai baju rancangannya. Mas Jimy dan Tika?Mereka ternyata sudah bercerai. Di usia anak mereka yang baru menginjak tiga setengah tahun, Tika putuskan untuk bercerai. Jadi, saat di kafe itu, ternyata posisi Mas Jimy sudah menduda. Menurut berita, ia tinggal di luar kota, hingga pada akhirnya mereka kembali lagi ke rumah yang dulu pernah kami tinggali bersama. Mas Jimy menduda setelah tahu ka

    Last Updated : 2022-09-26
  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   BAB 86 Keluarga Baru

    Setiap pagi aku memasak, walaupun ada dua asisten rumah tangga, tapi aku lebih suka masak masakan sendiri untuk suami dan keluarga. Mereka hanya membantu saja. Baby sitter khusus menjaga Kaila dan fokus pada kebutuhan Kaila saja. Plus cuci pakaian Kaila.Setelah selesai masak, kami sarapan bersama. Ibu Alhamdulillah selalu memposisikan diriku sebagai menantu yang ia idamkan, jadinya, tinggal di rumah ini aku tak merasa asing lagi. Setelah sarapan seperti biasa aku antar Mas Satria ke mobil. Takzim untuk memberikan doa terbaik demi kelancaran karir suami. Setelah Mas Satria pergi, barulah aku pergi ke butik milikku sambil mengantar Afni ke sekolah karena satu arah. Oh ya, selain butik, aku juga mempunyai sebuah toko baju di salah satu Mall besar. Karena aku juga ingin menjual bermacam pakaian variatif, tak hanya pakaian ekslusif hasil rancangan seorang designer. Dan untuk toko baju, ada asistenku yang handle. Aku hanya datang untuk chek barang dan perkembangan toko. Jadi, untuk diri

    Last Updated : 2022-09-26
  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   BAB 87 Keluarga Baru (2)

    Sudah pukul 11.45 tengah malam Mas Satria belum juga pulang. Di hubungi nomornya malah tak aktif, seketika pikiran buruk pun terlintas di benak ini. Takutnya sesuatu terjadi pada Mas Satria.Afni sudah terlelap sejak pukul sembilan tadi, pun dengan Kaila, ia masih terlelap pula dengan wajah yang manis. Kucoba hubungi Mas Satria lagi.Tudt ... Tudt ...Akhirnya nomor Mas Satria aktif juga. Tapi, dia tak mengangkat panggilan dariku. Mungkinkah dia di perjalanan pulang? Tak ada pesan atau chat masuk untuk memberi kabar. Rasa khawatir ini seketika makin memuncak.Rasa penasaran dan khawatir makin menggebu-gebu. Sejak lima bulan menikah, ini baru kali pertama Mas Satria pulang terlambat. Memang tadi dia mengabari, tapi, kalau pekerjaan yang ia kerjakan sampai selarut ini? Kenapa tidak besok saja? Ini sama saja makan waktu setengah hari. Dan bukan untuk sidang besok, kan? Tak mungkin ada klien mengadu dan di kabulkan sidang dalam waktu satu hari. Seketika teringat dengan kezoliman Mas Jim

    Last Updated : 2022-09-26
  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   BAB 88 Keluarga Baru (3)

    "Pak Kadir? Pak Arman? Suami saya mas Satria belum pulang?" tanyaku pada security jaga gerbang masuk."Belum, Non! Saya juga menunggu," jawabnya. Memang Pak Kadir masih meminum kopi hitam bersama Pak Arman."Oh, ya sudah." Aku manggut-manggut lalu kembali ke teras rumah. Lalu sambil menunggu kembali kuhubungi nomornya.Tudt! Tudt! Tudt!Deg!Mas Satria reject panggilan dariku?Seketika dugaan buruk kini muncul. Apa jangan-jangan dia ...?"Happy birthday to you! Happy birthday to you!"Sontak aku menoleh ke samping. Kaget dan terkejut."Happy birthday, happy birthday, happy birthday to youuuuu!"Cup.Mas Satria mengecup keningku dengan cara mencuri. Aku kaget. Netra ini masih terbelalak dengan kehadiran dirinya yang secara tiba-tiba. Bagaimana bisa? Pintu gerbang dan Pak Satpam masih diam? Kapan dia masuk?"Selamat ulang tahun Sayang." Aku terpesona. Ia memberiku sebuket bunga mawar yang sangat indah. Aku meraihnya dengan masih merasa heran. "Mas? Kok ...?"Ia mengunci bibirku dengan

    Last Updated : 2022-09-26
  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   Season 2 BAB 1 Keluarga Cemara

    Selamat Datang di Season 2 HANYA KARENA TAK BERPENDIDIKAN TINGGIBAB 89***POV HANAH SRI NINGRUM***"Ma, kita berangkat dulu, ya. Dah, Ma!" Afni yang kini sudah beranjak remaja karena sudah kelas 3 SMP, melambaikan tangan usai mengecup punggung tanganku."Dadah, Bunda!" Kaila, putri Mas Satria yang sudah bertahun-tahun menerima aku sebagai ibu sambungnya, kini sudah duduk di bangku sekolah dasar. Tepatnya kelas empat sekolah dasar. Mereka lebih dulu masuk ke dalam kendaraan ayahnya, karena Mas Satria masih di dalam."Dadah, Sayang! Bekal kalian jangan lupa dimakan, ya. Biar gak banyak jajan sembarangan!" pesanku pada keduanya. Begitu setiap hari, karena aku memang mengusahakan, setiap hari mereka berangkat ke sekolah, makan siang selalu dibawa dari rumah. Itu juga pesan Mas Satria, supaya anak-anak tidak banyak jajan sembarangan."Bunda, semalam Mbak Afni teleponan sama cowok loh. Hihi!" Bungsuku, Kaila, nyeloteh dari dalam mobil. Aku pun terkekeh kala kini Afni yang sangat menyaya

    Last Updated : 2022-09-29

Latest chapter

  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   Season 2 BAB 55

    PoV Maya***Akhirnya kami bisa mendapatkan tiket dadakan meskipun harganya memang mahal. Aku tiba di NTT subuh-subuh. Aku berharap di sini bisa bertemu dengan suami yang entah di mana menginapnya. Yang jelas di sini banyak hotel yang bisa saja menjadi kemungkinan tempatnya menginap."Ma, enak juga ya liburan ke sini. Udah lama nggak ke sini," kata anakku dengan tengilnya. Ke sini kami akan melabrak pelakor tapi dia malah mementingkan pemikirannya mengenai liburan."Kamu bukan mau enak-enakan ke sini, tapi kamu mau labrak papamu yang berbohong sama Mama.""Halah, Ma, Ya sambil liburan aja. Aku juga akan tanyain ke orang-orang untuk melihat detail dari fotonya si Nindy. Siapa tahu mereka mengetahui ada di mana posisi tersebut.""Iya, soalnya waktu kita ke sini pun bukan hotel seperti itu bentukan dalamnya.""Iya, Ma. Aku akan tanyakan."Baru turun dari bandara darah ini sudah mendidih lagi. Kalau dicek suhunya Mungkin saja bisa sampai ratusan derajat. Begini memang enaknya banyak uang,

  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   Season 2 BAB 54 Lombok

    PoV Maya***"Maaf, Bu, saya memang pergi ke Pontianak tapi dengan GM perusahaan. Kalau bapak sepertinya ada kepentingan yang lain, Bu. Bapak tidak di sini dengan kami. Kami juga akan pulang besok hari."Aku sangat kaget mendengar pernyataan dan penjelasan yang dikatakan oleh asisten pribadi suami. Ternyata benar, Mas Brata tidak pergi ke Pontianak melainkan dia sedang berada di tempat lain. Bagaimana tidak kini batinku semakin rusuh. Aku telah menduga hal-hal lain yang semakin negatif dari sebelumnya."Kamu Beneran tidak sedang dengan bapak?" tanyaku untuk kembali memastikan. Siapa tahu memang suamiku ada di sana tapi tidak sedang berada dengan mereka."Memangnya Ibu tidak tahu bapak ke mana? Saya pikir beliau akan menghubungi Ibu. Memang sejak 3 hari yang lalu, bapak ke sini dulu, hanya saja beliau langsung pergi. Tapi beliau tidak mengatakan akan pergi ke mana. Saya pikir beliau kembali lagi ke sana."Deg!Semakin tajam saja pemikiranku ini atas apa yang sedang dilakukan oleh suam

  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   Season 2 BAB 53 Persis Sama

    PoV Maya***Kalau tidak salah aku memang pernah membeli celana kolor itu untuk si Papa. Kalau beli aku tidak hanya satu tapi ada beberapa namun dengan motif yang sama. Aku pun segera mengecek ke rumah, ke lemari pakaian si papa untuk melihat apakah benar atau tidak Itu mirip dengan yang si papa pakai.Aku langsung menuju lemari dan melihat untuk menyamakan celana kolor yang ada di postingan si Nindi itu dengan milik suami. Gila saja otakku memikirkan mengenai mereka. Tidak mungkin anak itu mau dengan suamiku. Mas Brata kan sudah tua."Ma, gimana mama udah ketemu?" tanya anakku."Ketemu apa?" ucapku balik."Ya disamain itu kolornya si papa sama si Nindi. Jangan-jangan perempuan itu lagi sama si papa."Dugaan putriku benar-benar membuatku marah dan kesal. Tidak mungkin Nindy melakukan hal itu, bisa jadi memang pria itu memiliki celana kolor yang sama dengan suamiku."Kamu jangan ngomong macam-macam. Si Nindy itu seleranya si Satria bukan si papa. Kamu jangan macam-macam kalau ngomong.

  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   Season 2 BAB 52 Celana Kolor

    "Heh, kamu jangan ngada-ngada ya, Res. Stop bikin kisruh Papa dan Mama. Kamu jangan sampaikan berita-berita kayak gitu. Aku tahu kok kalau kamu mungkin sengaja ingin membuat rusuh suasana. Kamu tahu kan kalau mama dan papa itu memang pernah ada konflik." Putrinya Mbak Maya nimbrung tidak menerima atas apa yang diinformasikan oleh Resti."Ya, bukan begitu. Hanya kalau beneran ke Lombok kok gak ngajak-ngajak sih." Hanya itu tanggapan Resti. "Coba kamu telepon di mana papa kamu sekarang. Coba VC!" Mbak Maya tiba-tiba menyuruh putrinya untuk melakukan video call dengan papanya. Akhirnya memang itu dilakukan oleh putrinya Mbak Maya.Resti sedikit nyengir karena dia seperti salah telah mengatakan hal itu. Jadi memang dia pikir Mas Brata itu pergi ke Lombok."Gak diangkat, Ma. Mungkin papa sedang sibuk," ujar putrinya Mbak Maya. Dia seperti mencoba berulang kali namun sepertinya hasilnya sama."Coba biar Mama yang hubungin." Mbak Maya yang menghubungi suaminya. Dia juga sepertinya tidak me

  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   Season 2 BAB 51 Acara 4 Bulanan

    Saat ini usia kehamilanku sudah menginjak 4 bulan. Tidak terasa waktu ini sangat singkat sehingga kami hanya menunggu lahiran 5 setengah bulan lagi. Aku dan suami belum melakukan USG karena janinnya juga pasti baru terbentuk dan bernyawa. Biarkan nanti saja setelah mendekati waktu persalinan kami melihat si jabang bayi. Kami sudah memiliki dua anak perempuan dan keinginannya adalah bayi laki-laki. Hanya saja setelah aku pikirkan mau perempuan mau laki-laki yang lahir itu adalah kehendak dari Tuhan. Itu adalah rezeki yang harus kami jaga sebisa kami dan semampu kami.Di rumah hari ini ada selamatan 4 bulanan. Di waktu inilah katanya janin kami diberikan nyawa. Maka dari itu tasyakuran 4 bulanan lebih diutamakan. Apalagi sebagai salah satu cara kami untuk mengeluarkan rezeki dan berbagi dengan orang-orang sekitar. Tetangga dan anak-anak yatim kami undang ke rumah. Semua keluarga pun tentu tidak terlupakan.Hanya doa yang kami pinta dari mereka. Semoga calon bayi kami kelak lahir dengan

  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   Season 2 BAB 50

    Aku tadi melihat dari kaca spion, anaknya Mbak Maya dengan brutal lari ke arah kendaraan milik papanya. Dia berhasil menyergap perempuan yang sedang bersama ayahnya dan entah hal apa yang dia lakukan. Ibu, bapak, dan anak sama saja. Sama songongnya dan sama pintar berskenario.Saat ini aku masih berkendara membelah jalan raya untuk sampai di rumah. Perasaan, dari tadi di belakang ada yang mengikuti. Dari kaca spion depan dan samping aku bisa melihatnya. Mobil itu terus saja membuntutiku.Ah, teringat dengan skenario Mas Brata kemarin. Aku tak boleh terjebak lagi. Sejak saat ini aku harus lebih hati-hati, bahaya memang selalu mengancam.Aku injak pedal gas untuk menghasilkan kecepatan yang lebih tinggi. Kulihat pula kendaraan di belakang semakin kencang melajunya, jelas-jelas kendaraan itu memang mengikuti kendaraanku.Saat ini aku akan memancing kendaraan itu untuk mengarah ke jalan yang sunyi. Aku sudah menghubungi seseorang untuk menolongku. Aku menginformasikan padanya ada kendaraa

  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   Season 2 BAB 49 Salah Sergap

    "Alhamdulillah, kamu sudah pulang, Sayang. Sepi di rumah ini tanpa kamu. Kaila juga hanya diem terus."Kedatangan putri kami Afni ke rumah membuat kami gembira. Dia telah membawa nama baik sekolah dalam event kemarin. Mereka membawakan dengan lancar, karena video rekaman pun dikirim dari pengajar Afni di sekolah. Sungguh luar biasa mereka."Mbak, jangan pergi lama-lama lagi. Aku di rumah gak ada temen!" Kaila berkomentar pada kakaknya yang sudah tiba sejak beberapa jam yang lalu ini. Pastinya dia rindu karena tak ada yang bisa diusili."Ah, kamu kalau ada Mbak suka usil. Kalau gak ada, kangen ya?" tebak Afni, sehingga mereka pun kini tengah bersama-sama bercanda kembali. Aku tak bisa untuk tidak bersyukur melihat kebahagiaan ini.Berumah tangga dengan Mas Satria teramat membuat hati gembira. Hanya saja memang godaan-godaan dari orang luar yang selalu membumbui keluarga kami. Tapi kami harus bisa melewati dan menghadapinya. Aku yakin, ketika kami sudah berjuang dan berusaha, semuanya a

  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   SEASON 2 BAB 48 Rasakan Hentakkan Suamiku

    Mas Satria kini melihat bukti yang aku perlihatkan kepadanya dengan teliti. Tak ada rekayasa apapun di sana memang apa adanya.Kini Mas Satria menarik nafas kasar lalu ia menyimpan handphone milikku di atas meja. Ia menoleh kakak kandungnya yang usianya sudah sepuh itu namun terlihat sangat kekanak-kanakan."Kenapa Mbak tega menuduh istriku sebagai pelakor hanya mereka bertemu di kafe saja? Apa Mbak tidak pernah bertemu dengan keluarga Mbak di kafe?" Pertanyaan Mas Satria langsung membuat mimik wajah Mbak Maya syok. "Sat, kamu tidak paham ya? Mbak denger sendiri kalau suami Mbak itu akan bertemu dengan seorang wanita. Namun ternyata setelah Mbak ikuti mereka sedang duduk di kafe berdua. Apa kamu masih mau menduga kalau perempuan itu bukan istrimu? Itu jelas-jelas perempuan yang ditelepon oleh suami Mbak sendiri." Mbak Maya nyerocos menjelaskan seperti rel kereta api.Lalu kini didukung putrinya yang sama bencinya kepadaku saat ini. "Iya, Om Satria harus percaya kalau istri Om Satria

  • Hanya Karena Tak Berpendidikan Tinggi   SEASON 2 BAB 47 Dihadang Ke rumah

    "Mas, ada Mbak Maya ke mari dengan putrinya. Pasti ingin bicara sama kamu."Keluar dari kamar mandi, aku segera memberitahukan ini kepada suami. Padahal Mas Satria belum berbusana selain handuk yang melilit di pinggang. Jelas saja Mas Satria yang heran karena ekspresi wajahku ini mempertanyakan."Ada apa memangnya?" Ia sembari mengeringkan rambut dengan cara menggosoknya dengan handuk yang lain. "Em, pakai baju dulu ya, Mas? Maaf." Aku memang terlalu cepat memulai bicara. Padahal, seharusnya aku diam saja dulu, biar nanti setelah dia beres lalu buka suara.Mas Satria pun mengangguk. Ia mengikuti arahanku untuk segera mengenakan pakaian khusus sore menjelang tidur.Setelah Mas Satria berpakaian rapi, kami berdua mulai keluar dari kamar. "Ada apa Mbak Maya, ya?" tanyanya kembali. Dengan kedatangan perempuan yang sering membuat dia kesal itu tentu saja aneh."Mas, ini akan jadi jawaban atas memarnya pipiku." Hanya itu pungkasku.Begitu kagetnya ketika Mas Satria mendengar apa yang aku

DMCA.com Protection Status