“Tambahkan lagi cabainya, Zi!” ucap Om Zuan sambil mengambilkan beberapa cabai dari kulkas.“Tapi, nanti Om Zuan kepedasan. Zi sudah banyak masukin cabai di bumbunya ini,” ucapku sambil mengulek bumbu yang sudah ku racik, beberapa butir bawang merah, bawang putih, dan beberapa cabe. “Aku memang suka pedas, sangat pedas.”Aku mendelik ke arah Om Zuan. “ Mulai kapan, Om? Aku bahkan tak pernah melihat Om Zuan mengambil sambal sedikit pun tiap kali makan.”“E, itu- aku mulai menyukai pedas sejak saat ini,” ucap Om Zuan sambil menggaruk kepalanya yang kuyakin tak gatal.“Ini semua, Om?” tanyaku heran sambil menatap cabai di atas meja.“Iya.”Aku memasukkan ke dalam cobek, kembali mengulek bumbu dan menghaluskannya. Entah, Om Zuan kesambet apa, dia mau membantu Zi masak malam ini.“Zi, aku ingin berbicara kepadamu. Penting,.”Aku begitu terkejut ketika ada tangan melingkari tubuhku, sedangkan suara manja itu terdengar begitu indah di dekat telinga.“Hm,” jawabku sambil tersenyum. Aku memas
Read more