Home / Romansa / Istri Muda Sang Presdir / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Istri Muda Sang Presdir: Chapter 121 - Chapter 130

226 Chapters

Bab 121 : Hancurkan Saja Aku!

Ayuda tak pernah merasa serapuh ini dalam hidupnya. Dia tak menyangka berakhir jatuh cinta ke pria yang sangat dibenci. Mata wanita itu masih meneteskan buliran kristal bening dengan tangan menunjuk ke arah laut. "Atau aku saja yang mati?" tanyanya sambil melepas alas kaki dan hijab Dira yang terikat di lehernya. "Ayuda, apa kamu lupa pernah bilang akan menjadi istri ke dua yang baik?" Lirih Jiwa. Ayuda kehilangan kata-kata, dia pindai wajah suaminya lalu tergelak ironi. Saat itu jelas dia hanya setengah hati berjanji, tapi kali ini jelas berbeda. Ayuda pun menolehkan pandangan, dia benar-benar melangkah menuju air dan Jiwa pun membelalakkan mata tak percaya. Pria itu mengejar dan menarik tangannya. Jiwa menahan Ayuda dengan cara memeluk erat. Meski Ayuda memberontak minta dilepaskan, tapi dia tetap bergeming. "Ayuda jangan seperti ini!""Ceraikan aku! Aku tidak ingin terus menjadi istri keduamu," ucap Ayuda sambil terus berusaha melepaskan diri."Jangan berkata seperti itu, aku
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

Bab 122 : Aku Tidak Bisa

Raga tak menyangka gadis semuda Sienna bisa melontarkan pertanyaan gila. Ia pun mengancam akan memberitahu orangtua gadis itu. "Aku tak menyangka seseorang yang terhormat seperti papamu memiliki anak model sepertimu."Sienna agak gentar, meski begitu dagunya malah naik ke atas seolah menantang Raga. "Kamu pikir bisa lolos dengan mudah? Saat aku datang dan bicara ke papamu kalau kamu sudah tidur denganku, dia mungkin akan langsung membunuhmu, apa lagi kalau aku bilang kamu sudah tidak perawan, cih!"Sienna geram, dia berpikir Raga hanya om-om gila, tapi ternyata salah. Raga sepertinya bukan pria sembarangan. "Kamu pikir aku bisa disuap dengan uang? Sekretaris papamu sekarang pasti sedang mengadu. Aku bukan orang yang bisa seenaknya kamu suap dengan uang," sinis Raga. Ia memulas smirk dan membuat gadis itu semakin ketakutan. "Apa yang kamu inginkan?" Bantak Sienna. Bahkan saat terpojok pun dia masih bisa galak dan bersikap tak sopan. "Mohon maaf padaku karena sudah bersikap kurang a
last updateLast Updated : 2022-12-01
Read more

Bab 123 : Bukan Wanita Lemah

"Untuk sekarang, aku sama sekali tidak peduli, aku mau kembali ke tempat Dira," pinta Ayuda yang tak mau berdebat lagi dengan sang suami. Jiwa pun menurut, dia bahkan menawari Ayuda untuk sarapan karena mereka tadi pergi begitu saja dan belum memasukkan apapun ke dalam perut sampai sekarang. "Aku tidak lapar," ucap Ayuda dengan tatapan mata lurus ke depan. "Lalu bagaimana dengan calon anak kita? Dia butuh asupan gizi.""Tidak perlu memperdulikan dia, aku yang mengandungnya. Aku tahu apa yang dia butuhkan."Jiwa tak berani bicara lagi, sepanjang perjalanan kembali mereka hanya terdiam. Bahkan saat tiba, Ayuda lagsung mencari Dira lagi untuk pamit. Aldi yang baru keluar dari kamar mandi pun kaget, dia memandangi Jiwa yang terlihat sangat sedih. Aldi yakin hal yang buruk pasti baru saja terjadi di antara dua mahkluk itu. "Ra, pokoknya kita harus terus berkomunikasi. Aku berencana membeli rumah dalam waktu dekat, jadi aku harap setelah itu kita bisa tinggal bersama."Dira yang awalny
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

Bab 124 : Siapa Itu Raga?

“Ga, bisa bantu aku masuk ke dalam, aku lemas.”Raga jelas tak bisa menolak permintaan Ayuda yang memang terlihat pucat. Penuh perhatian pria itu membaringkan tubuh Ayuda ke ranjang, lantas bertanya apa ada hal yang dibutuhkan wanita itu.“Apa kamu sudah tidak marah padaku?”Ayuda malah bertanya tentang hal lain. Pertanyaan yang membuat Raga bingung harus menjawabnya seperti apa.“Aku tidak marah padamu, siapa yang marah,” jawab Raga dengan bibir maju. Ia pun melirik Ayuda lalu bertanya tentang informasi yang didengarnya dari bik Nini. “Apa kamu sedang hamil? bik Nini bilang kamu minum asam solat.”Ayuda terkekeh, dia merasa Raga sangat lucu karena salah menyebut multivitamin itu. “Asam folat mungkin maksudmu,” ucapnya membetulkan omongan Raga.“Ya … itulah.” Raga membuang muka, berpikir bahwa ternyata selama ini Ayuda memang benar pernah melakukan hubungan suami istri dengan Jiwa.“Apa kamu senang mendengar aku hamil? aku akan memberimu keponakan yang rupawan seperti aku ini.”Ayuda
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

Bab 125 : Dia Pasti Berselingkuh

Linda yang mendengar kabar Ayuda hamil dari bik Nini pun tak sabar untuk segera memberitahu Ramahadi. Dia merasa malam itu suaminya lambat sekali menyantap makan malam. Ingin rasanya Linda menyuapi Ramahadi lalu menariknya ke dalam kamar dan membahas informasi yang baru diketahui. Linda memilih menyelesaikan makannya lebih dulu, dia pamit ke Ramahadi lalu mencari-cari keberadaan dua putranya.Secara kebetulan Linda berpapasan dengan pembantu yang baru saja membersihkan pecahan cangkir di depan kamar Ayuda. "Di mana Jiwa dan Raga?""Tuan muda Raga saya lihat tadi baru saja keluar dari kamar Nona Ayuda, sedangan tuan muda Jiwa dia masuk ke kamar, tapi nyonya... Itu."Linda berdecak sebal, dia tidak suka dengan pembantunya yang bersikap seolah menyembunyikan sesuatu darinya. Wanita itu membentak, "ita itu ita itu, apa? Ngomong kamu yang jelas!""Tuan muda Jiwa kakinya terluka, dia sepertinya menginjak pecahan cangkir, saya tadi membersihkan noda darah di lantai sampai depan kamarnya."
last updateLast Updated : 2022-12-02
Read more

Bab 126 : Memberitahu Wangi

Karena merasa berbicara dengan Jiwa hanya akan menaikkan tekanan darahnya, Linda pun memilih keluar. Ia kembali turun ke bawah untuk mencari suaminya. Linda merasa heran untuk menyantap makan malam saja Ramahadi butuh waktu lama. “Coba kalau lebih lamanya di atas ranjang.” Wanita itu merasa senang saat Ramahadi berjalan ke arahnya. Ia cepat-cepat meraih tangan sang suami lalu mengajaknya ke arah kolam renang. Linda bahkan menutup pintu kaca yang menghubungkan area itu dan rumah. “Ada apa? kenapa kamu bersikap kurang sopan?” tanya Ramahadi mendapati Linda yang sudah berubah seperti emak-emak julid di sinetron yang dibintangi Wangi. “Pa, ada masalah besar!” ucap Linda tanpa basa-basi, dia menangkup pipi lalu menyugar rambut bak benar-benar frustrasi. “Masalah apa?” “Ayuda, dia hamil. Putri Affandi itu hamil, Pa! apa Papa pikir ini bukan masalah besar? dia pasti akan memanfaatkan bayi di perutnya itu untuk membalas kita,” ucap Linda dengan gestute berapi-api. “Belum lagi kalau terny
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more

Bab 127 : Tatapan Mata Itu Kembali

Bangun di pagi hari, Jiwa kaget melihat Wangi dengan rambut basah duduk di tepi ranjang dan memandangi kakinya yang terluka. Untuk yang satu ini, wanita itu belum tahu apa yang terjadi. Wangi kaget, dia tak bermaksud membangunkan Jiwa. Bahkan semalam saat pulang dan melihat suaminya itu tertidur, Wangi tak membangunkan, meski penasaran dengan apa yang sudah diceritakan oleh Linda. Jiwa tertidur lelap karena terlalu lelah, sampai beranggapan Wangi baru saja pulang dan mandi. Ia bangun, menarik kakinya agar jauh dari jangkauan sang istri. "Mas, kaki Mas kenapa?"Jiwa tak langsung menjawab, dia mengecek ponsel dan baru sadar dirinya sudah kesiangan. "Tidak apa-apa, aku hanya tidak sengaja menginjak pecahan cangkir," jawab Jiwa. Dia menurunkan kaki dan mengusap mukanya kasar. Wangi pun tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Ia mendekat dan duduk di sebelah Jiwa untuk menanyakan kebenaran akan informasi yang diberikan oleh Linda. "Mas apa benar Ayuda hamil? Apa itu artinya proses bayi
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more

Bab 128 : Sienna Harus Minta Maaf

Sienna bisa menghindari sang papa semalam, tapi pagi harinya jelas tidak bisa. Perutnya keroncongan, satu hal yang seharusnya di pikirkan sebelum mengurung diri adalah logistik. Jika saja dia sudah menyimpan banyak makanan dan minuman di kamar, tentu dia tidak perlu disidang seperti sekarang ini. "Aku makan dulu, baru Papa marah nanti," ucap gadis itu sambil menyuapkan roti ke dalam mulut. Sienna meminta susu cokelat lagi karena sudah menghabiskan satu gelas tadi. Dia kelaparan, melewatkan makan malam karena takut akan murka papanya. Olivia yang sudah mendengar cerita dari sang suami pun memilih untuk tidak ikut campur, dia membiarkan Bisma yang bicara ke Sienna. Dirinya hanya akan berjaga-jaga saja jangan sampai ada kekerasan yang terjadi karena Bisma terkadang tak sungkan untuk bermain kasar. "Kenapa kamu bisa menabrak mobil orang dan malah kabur?"Sienna tersedak mendengar pertanyaan papanya. Ia meletakkan roti ke piring lalu meminum susu yang baru dibawakan lagi oleh sang pemb
last updateLast Updated : 2022-12-03
Read more

Bab 129 : Dua Wanita Menemui Raga

Ayuda masuk ke dalam rumah papanya dan langsung duduk di meja makan. Ia meminta dibawakan piring karena hendak menyantap sarapan. Meski berhadapan dengan sang papa, tapi Ayuda sama sekali belum mengungkapkan mkasud kedatangannya pagi itu. “Apa Ramahadi tidak memberimu makan sampai kamu datang ke sini?” sindir Affandi. “Entahlah aku tidak berselera menyantap sarapan di rumah mereka, mungkin bawaan bayi.” Affandi geleng-geleng kepala, dia menatap putri yang sangat disayanginya itu tapi sayang keras kepala dan susah untuk mengikuti kemauannya. “Apa kamu bahagia bisa mengandung keturunan Ramahadi?” “Aku bahagia karena bisa membalaskan dendamku,” jawab Ayuda. “Anak itu akan menjadi penghalang Ayuda, kamu pasti akan goyah saat melihatnya nanti. Kamu pasti tidak akan tega menyakiti pria yang merupakan ayah dari anakmu.” Affandi menasehati putrinya panjang lebar. Ia merasa menyesal karena membiarkan Ayuda terlalu lama dan tak membantunya untuk segera melakukan balas dendam. “Aku tidak a
last updateLast Updated : 2022-12-04
Read more

Bab 130 : Berikan Tubuhmu!

“Untuk apa datang ke sini?”“Kenapa bertanya? Bukankah kamu mengadu ke papaku soal apa yang terjadi?”Sienna lupa harus bersikap manis ke Raga. Ia malah membentak dan membuat pria itu menyipitkan mata.“Bukankah seharusnya kamu bersikap baik dan manis? Kenapa kamu malah bicara ketus, jika aku tidak memberimu maaf, tamat riwayatmu bocah,” amuk Raga. Berniat bersikap cool, dia malah bersikap kekanakkan juga.“Sudah maafkan aku Tuan Raga Ramahadi. Kamu pasti sangat berkuasa sampai papaku seperti takut aku berurusan denganmu,” ucap Sienna. Ia malas berdebat dengan Raga, tapi untuk bersikap manis sesuai dengan rencana di kepala ternyata juga tidak bisa.“Bukankah meminta maaf harus menunjukkan ketulusan? Kalau seperti ini aku tidak akan pernah memaafkanmu. Kamu mungkin masih sombong karena aku belum membuka kartu matimu, apa aku harus bicara ke Pak Bisma sudah ena-ena dengan putri tunggalnya?”Sienna membulatkan netra, dia berjinjit dan langsung membekap mulut Raga. Pria itu jelas memberon
last updateLast Updated : 2022-12-04
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
23
DMCA.com Protection Status