Semua Bab Istri Muda Sang Presdir: Bab 111 - Bab 120

226 Bab

Bab 111 : Pintu Kamarku Akan Selalu Terbuka

“Kenapa pintu kamar tidak kamu tutup?” Jiwa masuk dan seketika mencemaskan Ayuda. Ia mendekat ke arah sang istri yang sibuk mematut diri di depan cermin di dalam kamar. Ayuda memberikan senyuman manis, dia memutuskan memakai gaun selutut yang cukup nyaman untuk dikenakan tidur. “Karena aku takut kamu berdiri lama di depan pintu kalau aku belum selesai mandi.” Ayuda mendekati Jiwa dan berdiri tepat di depan pria itu. “Tapi ternyata mandimu jauh lebih lama dariku.” Jiwa menggerakkan bola mata ke kiri dan ke kanan tak mau menatap Ayuda. Ia berhasil membuat istrinya itu tertawa dan menepuk lengannya. “Jangan sok manis di depanku!” larang Ayuda. “Makan malam sepertinya belum siap, kita pulang terlalu cepat hari ini.” “Kita bisa mengobrol, atau bagaimana kalau membaca buku di ruang kerjamu?” Ayuda menyampaikan ide di kepala, padahal dia hanya ingin mencuri ilmu dari Jiwa agar kepintarannya bisa setara dengan pria itu. Ayuda penasaran jenis buku apa yang dibaca dan menjadi koleksi Jiwa
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-26
Baca selengkapnya

Bab 112 : Gejala Kehamilan

Ayuda berdiri di depan wastafel, satu tangan memegang rambut dan tangan lainnya membuka keran air. Ia berpikir mungkin terlalu banyak makan, tapi seketika sadar kalau dirinya tengah hamil.“Apa dia ingin menunjukkan ke papanya kalau sudah berada di sini?” Ayuda menunduk memandangi permukaan perut, hingga buru-buru membersihkan mulut agar Jiwa tak curiga. Malam ini jelas bukan saat yang tepat untuk membicarakan soal kehamilan.Sama halnya dengan Ayuda, Jiwa juga memilih memendam rasa penasarannya. Ia tidak ingin merusak harinya yang indah sejak pagi dengan bertanya. Ia yakin Ayuda akan memberitahu sendiri nanti, dan di saat istrinya itu jujur, Jiwa juga akan jujur tentang apa yang dia ketahui.Jiwa masih tertegun, hingga pintu kamar mandi terbuka dan Ayuda keluar dari sana. Wanita itu terlihat meletakkan tangan ke pinggang.“Mungkin aku kebanyakan makan.”Alis Jiwa bekerut, tatapannya beralih dari Ayuda ke meja di mana cangkir teh yang masih belum mereka minum berada. Penuh perhatian
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-27
Baca selengkapnya

Bab 113 : Memakaikan Dasi

Randy malam itu duduk di teras bersama papanya. Dia sudah menceritakan tentang pertemuannya dengan Dira di Jogja tapi melarang papanya itu untuk mengusik sang kakak. Randy berpikir Dira memang ingin pergi dari kehidupan mereka, apa lagi setelah Bowo menceritakan kejadian sesungguhnya. "Kenapa kamu tidak bilang papa sudah punya banyak uang ke Arra, dia pasti mau kembali ke sini," ucap Bowo sambil menghitung uang hasil tagihan hutang orang-orang hari itu. Bowo benar-benar menjadi rentenir. Dia bahkan membeli motor, juga baru saja merenovasi rumah. "Pa, berhenti lah jadi lintah darat. Malu aku!" pinta Randy. Ia sudah mengusulkan ke Bowo untuk membuka usaha lain, semisal warung kopi atau tokoserba, tapi pria itu tak menghiraukan. "Sudahlah Randy, nanti kalau Papa sudah bosan, Papa akan membangun usaha yang kamu bilang itu," kata Bowo sambil masih sibuk menghitung uang. "Oh ... ya kira-kira gimana kabar Ayuda, sudah lama dia tidak ke sini.""Untuk apa dia ke sini? Dia tidak ada urusan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-27
Baca selengkapnya

Bab 114 : Ciuman Panas

"Dari mana kamu belajar mengikat dasi?" Jiwa terus mengagumi wajah Ayuda yang sibuk membuat simpul dasi. Wanita itu hanya membalas dengan senyuman, sambil sesekali menatap wajahnya. "Otodidak, berawal ingin membantu papa, akhirnya bisa," ucap Ayuda sambil menarik ikatan simpul dasi Jiwa naik sampai ke bagian atas kerah. "Selesai, kamu terlihat sempurna," imbuhnya dengan senyuman manis. Ayuda menepuk bagian dada kemeja Jiwa lalu mengusap lengan pria itu lembut. Ia memalingkan muka ke arah tasnya hendak mengajak suaminya turun untuk makan. Namun, Jiwa mencekal tangannya dan menunduk penuh keraguan. "Kenapa?""Aku tidak tahu harus memberitahumu atau tidak, tapi Wangi semalam pulang.""Apa dia tahu kamu ke sini?" selidik Ayuda. "Hem ... aku bilang ingin memintamu memakaikan dasi," jawab Jiwa apa adanya . "Dia pasti sangat kesal." Ayuda ingin melompat kegirangan, tapi sebisa mungkin menahan diri agar tetap terlihat berwibawa di depan sang suami. Ayuda memandang tangan Jiwa yang mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-28
Baca selengkapnya

Bab 115 : Sandiwara Penuh Lara

Seangkuh dan segalak apapun, wanita tetap saja akan luluh dengan perhatian. Apalagi perhatian yang diberikan oleh pria yang dia harapkan. Ayuda akhirnya mau masuk ke dalam mobil Jiwa, meski sejak tadi hanya diam dan tak sekalipun menoleh ke pria yang baru saja bercumbu dengannya penuh gairah di kamar tadi. Jiwa memilih untuk fokus menyetir, tapi sesekali masih melirik ke arah sang istri dan meraih tangan kanannya saat lampu menyala merah. "Ayuda, jangan marah padaku. Aku benar-benar merasa sedih kalau kamu kembali tak acuh."Jiwa membujuk, tapi Ayuda bergeming. Hingga ponsel di dashboard milik Jiwa berdering, Ayuda mengambil kesempatan untuk menarik tangannya dan membuang muka ke samping. "Angkat! Pasti itu dari Wangi," ucapnya dengan ketus. Jiwa membuang napas kasar, dia mengambil ponsel itu dan ternyata panggilan masuk dari dokter yang ingin dia datangi untuk memeriksakan kondisi Ayuda."Kami akan segera ke sana, ini sudah di jalan. Maaf merepotkan pagi-pagi."Ayuda tahu kalau
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya

Bab 116 : Maaf! Aku Mencintainya

Ayuda menoleh dengan tatapan kesal. Ia menyatukan gigi atas dan bawah lalu berkata ke Aldi untuk tidak terlalu banyak bertanya karena dia sedang marah saat ini. "Lihat dia, mungkinkah ini karena hormon kehamilan?" gumam Aldi yang tertinggal di belakang karena langkah kaki Ayuda sangat lebar. Sekretaris tampan itu pun berlari mengejar, hingga menekan tombol lift lebih dulu dari Ayuda. "Lalu jam berapa Nona akan pulang untuk berkemas?""Pulang? Berkemas? untuk apa? Belikan saja aku enam setel baju," sembur Ayuda. "Apa itu termasuk bra dan celana dalam?" Pertanyaan Aldi sangat wajar, tapi tetap saja dia malu setelah menanyakan ini ke Ayuda yang notabene berbeda jenis kelamin dengannya. "Ya, sekalian," jawab Ayuda malu-malu. Ia sedikit menyesal sudah meminta Aldi melakukan hal ini, tapi mau bagaimana lagi, dia memang malas jika harus pulang dan packing.__Raga tertawa miring, dia puas bisa menemukan identitas pemilik kendaraan yang sudah menabrak mobilnya lalu kabur begitu saja. R
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya

Bab 117 : Kabur Berkedok Mencari Dira

"Mas Jiwa jahat, kenapa bisa Mas berkata seperti ini ke aku? Bukankah Mas berjanji... ""Wangi, apa selama menikah ada satu janjiku padamu yang belum aku tepati? Bahkan keinginanmu menjadikan wanita lain sebagai rahim pengganti pun aku penuhi," ucap Jiwa dengan penuh ketegasan. "Aku pikir ini cinta, tapi ternyata hutang budi.""Mas Jiwa!" Wangi tak bisa berkata-kata. Pikirannya buntu, dia merasa terpukul karena ucapan sang suami. Jiwa pun tak bicara lagi, dia berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai dia pergi ke ruang kerjanya tanpa melupakan ponsel miliknya. Tak lama setelah suaminya pergi, Wangi yang cemburu keluar kamar dengan wajah emosi, dia menggedor pintu kamar Ayuda, hingga Raga yang kebetulan keluar dari kamarnya melihat dan menghardiknya. "Sampai lepas engsel tanganmu, dia tetap tidak akan keluar. Dia tidak ada di dalam."Raga menuruni anak tangga selepas bicara. Sedangkan Wangi yang geram mengepalkan tangan sambil menyatukan gigi. Dia menatap benc
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-30
Baca selengkapnya

Bab 118 : Akhirnya Bertemu

Jiwa yang masih tak bisa menghubungi Ayuda memutuskan untuk mencari jalan lain. Dia meminta dicarikan nomor Aldi, dengan menawarkan sejumlah uang ke beberapa bawahannya. Beruntung tak lama dia bisa mendapat nomor pria itu dan langsung menghubungi. Jiwa mengirim pesan ke Aldi lalu mendapatkan balasan yang malah membuatnya tertantang. Dia pun menghubungi teman kuliahnya dulu, meminta bantuan untuk benar-benar melacak keberadaan Aldi dari ponsel pria itu. "Jogja?"Jiwa terkejut dan nyaris tak percaya karena baru tadi pagi dia mengantar istrinya itu pergi bekerja. "Bagaimana bisa dia sudah di Jogja?"Jiwa sempat berpikir mungkin saja Aldi membohongi dirinya. Namun, dia tidak bisa hanya diam dan terus-terusan gelisah tanpa mencoba. Jika memang Aldi berbohong, setidaknya dia bisa memberikan bukti ke Ayuda, bahwa dia sungguh mencemaskan keadaan wanita itu nantinya.Jiwa menghubungi seorang temannya yang kebetulan pemilik sebuah maskapai penerbangan. Dia meminta disiapkan jet pribadi untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-30
Baca selengkapnya

Bab 119 : Akhirnya Bertemu Part 2

Ayuda dan Dira duduk di teras sambil berpegangan tangan. Mereka diam cukup lama karena bingung harus membicarakan apa, hingga Dira bertanya soal hal buruk yang menimpa Ayuda karena dirinya. "Pria itu dan istrinya, apa dia memperlakukanmu dengan buruk? Aku minta maaf, bukan maksudku membuatmu mengalami kesulitan, aku.... ""Jangan menyalahkan dirimu! Karena aku rasa ada hikmah dibalik kejadian yang menimpaku, seandainya hal itu tidak terjadi, mana mungkin aku tahu memiliki saudara kembar," ucap Ayuda. Meski belum tahu mana kakak dan mana adik di antaranya dan Dira, tapi Ayuda lebih terlihat dewasa dan ingin melindungi. Dira pun mengangguk, tak lama dia kaget karena baru sadar kalau sejak tadi tidak menawarkan minum untuk Ayuda dan Aldi. "Ya ampun bagaimana bisa aku lupa?" Dira berdiri tapi Ayuda lebih dulu menahan tangannya. "Tidak perlu, aku .... "Ayuda menutup mulutnya karena mual lagi, hingga Dira khawatir. Gadis itu cepat-cepat mengantar sang saudari ke kamar mandi. Selama A
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-30
Baca selengkapnya

Bab 120 : Kejujuran Yang Menyakiti

"Pak, kita sudah sampai."Sopir mobil rental yang Jiwa sewa membangunkan pria itu dari tidurnya. Jiwa lelah, ini karena semalaman tidak bisa tidur nyenyak ditambah sebuah rencana menyusul lokasi Aldi pagi-pagi buta. Jiwa menegakkan punggung dan mengusap muka. Dia mencoba melihat ke sekeliling dan melihat sebuah van mewah terparkir tak jauh dari mobil yang dia sewa berhenti. Jiwa ragu, bingung harus kemana, sampai dia melihat sosok Aldi berjalan menuju van mewah itu dan membuka pintu tengah untuk mengambil sesuatu. Secepat kilat dia pun turun bahkan berlari mendekat ke arah sekretaris istri keduanya itu. "Al!" panggilnya. Aldi menoleh, tak ada gurat keterkejutan di wajah pria itu melihat suami atasannya sudah berada di depan mata. Dengan santai Aldi menurunkan tas milik Ayuda, setelah itu bertanya ke Jiwa. "Kapan Anda sampai?""Semalam, tapi aku menginap dulu di kota. Di mana Ayuda?" tanya Jiwa tak sabaran. "Mari saya antar," ucap Aldi yang berjalan mendahului. Jiwa bingung, dia
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-12-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
23
DMCA.com Protection Status