Home / Urban / Suami Bayaran / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Suami Bayaran : Chapter 111 - Chapter 120

154 Chapters

Extra-part 16

Kaluna Maharani Atmaji Putri POVHari ini aku meninggalkan Eric bersama Ervin karena aku harus bertemu dengan calon klien-ku. Kali ini aku mendapatkan calon klien dari Hilda. Hilda mengatakan kepadaku jika wanita yang akan menggunakan jasa wedding organizer milikku untuk pernikahan anaknya ini adalah teman arisan sosialitanya. Kini aku menunggu kedatangan wanita itu bersama Hilda yang duduk di depanku. Kami menunggu teman Hilda ini di sebuah restoran yang ada di mall. "Lun?" Panggil Hilda yang membuatku mengangkat pandanganku dari yang sejak tadi fokus menatap foto-foto yang aku ambil bersama suami dan anakku lakukan di rumah ibu. "Hmm?""Rumah tangga lo sama Ervin baik-baik aja kan?"Aku tertawa cekikikan ketika mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Hilda ini. Usai tawaku reda, aku memilih menganggukkan kepala dan tersenyum ramah ke Hilda. "Alhamdulillah kalo gitu. Sumpah gue kaget banget pas temen gue spill siapa si ce
Read more

Extra-part 17

Ervin Aditya POVHari ini tugasku menemani Eric karena Luna memiliki pekerjaan di luar rumah. Baiklah, aku tidak pernah keberatan melakukan baby-sitting apalagi pada anakku sendiri. Lagipula Luna juga membutuhkan refreshing di luar rumah. Sesekali bertemu temannya walau itu adalah Hilda tidak ada salahnya. "Pa?""Apa?""Mama kok nggak pulang-pulang?"Aku hanya tersenyum saat mendapatkan pertanyaan yang keluar dari bibir Eric ini."Mama lagi kerja, nanti juga pulang. Kamu bosen, ya di rumah?"Eric hanya menganggukkan kepalanya dan kini tugasku adalah memutar otak untuk mencari kegiatan yang bisa membuat Eric betah di rumah. "Hmm, kita bikin sandwich mau nggak?""Nggak mau. Bikin roti bakar keju coklat aja."Roti bakar keju coklat, aku kembali mengingat apa yang aku dan Luna beli di pasar tadi. Ketika menyadari jika kami juga sudah membeli itu semua, aku menganggukkan kepala. "Okay,
Read more

Extra-part 18

Kaluna Maharani Atmaji Putri POVAlhamdulillah, akhirnya aku mendapatkan garis dua untuk yang kedua kali walau memang belum terlihat kantung janin di dalam rahimku. Ini seperti kado ulang tahunku dan kado pernikahan kami yang ke lima. Aku hanya bisa tersenyum saat melihat betapa bahagianya Ervin ketika mengetahui aku berhasil hamil kembali dan kali ini tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan Robert. "Pokoknya kamu istirahat di kamar aja. Biar rumah aku yang bersih-bersih sama jagain Eric."Aku hanya menghela napas panjang. Entah kenapa kehamilan kedua kali ini dan dulu ketika aku hamil Eric, sungguh terasa berbeda sekali. Badanku rasanya sungguh lemas dan tak memiliki tenaga namun aku yakin jika aku masih mampu melakukan segalanya sendiri tanpa Ervin harus turun tangan membantu. Aku harus tetap menjadi wanita yang mandiri, karena tidak akan setiap waktu Ervin ada di dekatku untuk membantu. Seperti bulan depan di mana ia harus kembali terbang ke Milan."Nggak usah, aku bisa k
Read more

Extra-part 19

Ervin Aditya POVMalam ini aku sedang begitu kesal kepada Luna yang benar-benar keras kepala. Entah kepalanya terbuat dari batu kali atau batu granit. Bagaimana bisa ia begitu susah untuk dinasehati oleh suaminya sendiri? Aku melarangnya pulang ke Jogja jelas karena aku memikirkan kesehatan dan keselamatannya. Apalagi kini dia sedang mengandung calon anak kedua kami yang ada di dalam rahimnya.Kini aku memilih berjalan ke halaman belakang dan aku hidupkan sebatang rokok yang sebenarnya cukup jarang aku lakukan. Aku hanya merokok dikala aku merasa sedang kesal dan butuh ketenangan saja. Itupun sampai detik ini Eric tidak pernah melihatku merokok. Aku benar-benar melakukannya ketika Eric tidak ada di dekatku. Selain itu aku selalu berusaha agar asap rokokku tidak pernah masuk ke dalam rumah karena aku menghargai orang-orang di sekitarku yang tidak merokok. Cukup lama aku berada di halaman belakang rumah ibu ini hingga aku mendengar suara orang yang sedang berjalan mendekatiku. Tak perl
Read more

Extra-part 20

Ervin Aditya POVPagi-pagi buta kami sekeluarga sudah berada di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng untuk menunggu penerbangan paling pagi ke Jogja. Untuk pertama kalinya pagi ini aku ingin tertawa tapi aku benar-benar menahannya. Luna yang sejak tadi mengomel tiada henti sungguh membuatku geli. Bahkan Eric yang masih tertidur dalam gendonganku pun tidak terbangun karena suara Luna yang mengomel tiada henti, persis seperti radio yang baru saja diganti baterainya. "Delay pesawatnya berapa lama lagi ini?""Tunggu aja. Semoga nggak akan lama.""Ck, udah hampir satu jam delay, Vin."Aku hanya menghela napas panjang saat mendengar perkataannya. "Ya gitu kalo nggak pernah dengar dan nurut sama kata-kata suami.""Kayanya aku salah pilih maskapai."Mendengar perkataan Luna aku justru semakin tertawa. Karena tanpa Luna berkata seperti itu harusnya dirinya sadar jika maskapai penerbangan yang dia pilih suda
Read more

Extra-part 21

Kaluna Maharani Atmaji Putri POVSejak kami selesai bertemu dengan Retno di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng sampai kami tiba di Yogyakarta Internasional Airport, wajah Ervin yang terlihat kesal sangat nampak jelas terlihat, terlebih jika ia sedang menatapku. Aku dicueki olehnya? Sungguh luar biasa cara Ervin jika sedang merasa tersaingi. Ingin merasa kesal kepadanya namun aku juga merasa ingin tertawa karena perilakunya. Benar kata orang, sedewasa dewasanya laki-laki, mereka tetap memiliki sifat kekanak-kanakan yang membuat kita tepuk jidat jika sedang kumat seperti ini. Saat kami sampai di Bandara, kami langsung dijemput oleh supir pribadi Mama. Sepanjang perjalanan, Ervin selalu mencoba untuk membuat Eric hanya terpaku kepadanya dan membuatku harus gigit jari karena anakku bahkan sedang sibuk berceloteh ria dengan Papanya dan mengabaikan Mamanya. Perjalanan selama satu jam kami lalui hingga akhirnya kami tiba di rumah. Baru saat supir Mama pamit pulang, aku segera memanggil Ervi
Read more

Extra-part 22

Ervin Aditya POVSiang ini aku dan Luna tiba di sebuah ballroom ruang pertemuan yang berukuran tidak terlalu besar namun juga tidak terlalu kecil. Saat kami sampai di sana, para karyawan Luna sudah datang lebih dulu. Seperti biasa kami bersalaman sebagai bentuk saling menyapa satu sama lain. Lima tahun menikah dengan Luna dengan segala kerja keras yang sudah aku lakukan nyatanya tetap tidak bisa merubah sebagainya pandangan karyawan Luna kepadaku. Beberapa dari mereka masih tetap tidak menyukai diriku, dan menganggap diriku sebagai seorang laki-laki pengeruk harta istri. Lebih apesnya lagi setelah gosip tentang masa laluku tersebar kemarin, hari ini beberapa diantara mereka menatapku dengan tatapan jijiknya seakan mereka adalah manusia paling suci di muka bumi ini. "Vin, aku masuk dulu ke dalam, ya?""Okay. Aku tunggu di restoran hotel aja ya?""Iya."Setelah Luna masuk ke dalam ballroom hotel, aku segera menuju ke restoran hotel yang ada di dekat kolam renang. Aku berjalan melewati
Read more

Extra-part 23

Kaluna Maharani Atmaji Putri POVRasanya aku ingin menutup mataku dan tidur di atas ranjang yang empuk sambil memeluk guling. Kepalaku terasa berat sekali saat ini namun aku harus tetap memfokuskan perhatianku kepada meeting kali ini yang berjalan cukup alot karena permintaan aneh-aneh si empunya gawe. Sumpah, berkali-kali aku menangani klien VIP bahkan hingga billionaire sekelas Thomas Alexandre yang tidak banyak tuntutan serta permintaan. Ia dulu hanya meminta pesta secara privat yang dihadiri oleh keluarga saja dan diadakan di villa miliknya yang ada di pinggiran tebing pantai, namun kenyataannya permintaan klien ini adalah salah satu yang terunik dibanding lainnya. "Baik, Pak akan kami usahakan semaksimal mungkin agar acara bisa terlaksana dengan baik.""Bagus jika begitu. Saya tidak ingin ada tamu yang tidak kebagian makan dan mengeluhkan pelayanan dari pihak hotel apalagi WO kalian.""Jika begitu mungkin porsi makan bisa di tambah Pak dengan hitungan satu undangan untuk 4 orang
Read more

Extra-part 24

Ervin Aditya POVMalam hari setelah kami membacakan buku cerita untuk Eric hingga ia tertidur, aku dan Luna kembali ke lantai dua, tempat kamar kami berada. Saat melihat Luna yang sepertinya kelelahan, aku kembali memiliki ide untuk memindah kamar kami di lantai dua untuk pindah sementara waktu di kamar tamu yang ada di lantai satu. Dari pengamatanku selama beberapa hari ini, aku dapat melihat jika kehamilan Luna kali ini sangat berbeda dengan saat ia hamil Eric dulu. "Lun, kayanya kita tidur di kamar tamu aja.""Ngapain? Enak juga di kamar kita.""Lama nggak ditempati.""Ya udah, kamu bobok di sana aja. Aku mau bobok di kamar."Aku hanya bisa menghela napas dan sepertinya trik kali ini gagal aku lakukan. Kini mau tidak mau aku segera mengikuti Luna menuju ke lantai dua. Semoga saja Luna benar-benar tidak mabuk parah saat kehamilannya kali ini. ***Hueekk.... Hueekk..... Hueek....Aku terbangun malam
Read more

Extra-part 25

Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Hari ini aku menatap ruangan di depanku dengan tulisan dr. Robert Aryawilaga dengan tatapan lemas. Sejak semalam aku benar-benar merasakan apa itu yang disebut orang-orang dengan istilah ngidam. Sungguh, benar-benar menyiksa. Karena itu para suami seharusnya tidak cuek kepada istrinya apalagi ketika istrinya sedang hamil seperti ini. "Ibu Kaluna Maharani Atmaji Putri, silahkan masuk ke dalam."Finally....Setelah ribuan detik aku habiskan menunggu panggilan untuk diriku, akhirnya kini namaku sudah dipanggil untuk masuk ke dalam ruangan praktek dokter Robert. Pelan-pelan aku mencoba bangkit berdiri sambil dibantu Ervin dan kini kami memasuki ruangan Robert. "Selamat siang, dokter." Aku mencoba menyapa Robert walau dengan suara lemah. "Siang," jawab Robert singkat namun aku bisa melihat keterkejutan yang muncul di wajah tampannya. "Silahkan duduk Bu Luna dan Pak Ervin."Aku dan Ervin langsung duduk di kursi yang ada di depan meja Robert. "Sudah lam
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
16
DMCA.com Protection Status