Home / Urban / Suami Bayaran / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Suami Bayaran : Chapter 121 - Chapter 130

154 Chapters

Extra-part 26

Ervin Aditya POV Aku menatap Luna yang duduk di sampingku dengan wajah yang sedang tertunduk lesu. Aku bisa merasakan apa yang dirinya rasakan. Rasa hancur, kecewa dan tentunya ingin melawan dunia muncul di dalam hati. Tanpa harus dirinya berkata apapun aku tau kesedihannya. Ingin rasanya aku memeluknya namun tidak bisa karena aku sedang fokus pada kemudi mobil. Baru saat mobil berhenti di sebuah lampu merah, aku angkat tangan kiriku dan aku tempatkan pada pipi Luna. Luna menoleh ke arahku dan betapa shock diriku ketika mendapati mata Luna yang sudah memerah dan berkaca-kaca. Sebentar lagi kemungkinan bendungan air matanya akan jebol. "Everything will be fine, Lun. You are not alone. I am here with you."Aku mencoba memberinya semangat dengan mengatakan semua akan baik-baik dan Luna tidak sendiri. Ada aku di sini yang menemaninya. Baik suka maupun duka, aku tidak akan meninggalkan dirinya. Kejadian ini adalah salah satu ujian dalam rumah tangga kami san aku yakin kamu akan bisa mel
Read more

Extra-part 27

Kaluna Maharani Atmaji Putri POV Pagi ini aku kembali menyambangi sebuah rumah sakit khusus ibu dan anak bersama Ervin. Pilihan ini kami ambil setelah pembicaraan kami semalam tentang langkah apa yang akan kami ambil ke depannya. Kami bersepakat untuk mempertahankan apa yang telah Tuhan titipkan kepada kami berdua semaksimal mungkin. "Aku rada nggak nyaman di sini," suara Ervin membuatku kembali menapaki realita lagi setelah sejak tadi aku memikirkan semua yang terjadi di hidup kami berdua belakangan ini dalam diam. "Kenapa?""Di lirik-lirik terus tahu, Lun. Ah, pakai masker sama topi aja. Biar kaya oppa-oppa Eropa."Aku tertawa cekikikan di sebelah Ervin yang kini tengah memasang masker si wajahnya lalu memasang topi couple yang Ervin buat bersama Eric beberapa waktu lalu. Topi bertuliskan Daddy itu justru selalu sanggup membuatku tertawa."Oppa Korea kali, Vin.""Masalahnya nggak mirip, Lun. Bule banget muka aku. Mirip Sean O'pry kata orang-orang."Entah kenapa Ervin selalu bisa
Read more

Extra-part 28

Ervin Aditya POV Harapan kami pupus sudah kali ini ketika pulang dengan diagnosa yang tidak berbeda dengan uang Robert berikan. Kini semangat yang sejak semalam sudah coba aku berikan kepada Luna akhirnya musnah sudah. Luna duduk di sampingku dalam diam. Jika dia sudah seperti ini entah kenapa aku menjadi sering pusing sendiri. Mencoba mencari tempat yang tenang dan damai, aku mengarahkan mobil kami menuju ke daerah pantai yang ada di kabupaten gunung kidul. Entah apa yang Luna pikirkan di dalam kepalanya hingga ia baru menyadari saat aku sudah melajukan mobil hingga sampai di kawasan tahura Bunder. "Lho, Vin, kok kita lewat sini?" Tanya Luna tiba-tiba setelah hampir satu jam kami terdiam dan tak ada yang membuka percakapan. "Iya. Kita ke pantai dulu, ya?""Aku lagi nggak pingin piknik, Vin. Lebih baik kita pulang."Aku tersenyum di balik kemudi mobil. "Nggak, kita sekarang ke pantai dulu.""Kalo Eric pulang sekolah terus nyariin kita gimana?""Aku udah titip Eric ke Mama. Kamu n
Read more

Extra-part 29

Kaluna Maharani Atmaji Putri POVLima hari setelah kami mengunjungi dokter Widya dan pergi ke Pantai Timang, kehidupan kami jauh lebih baik daripada sebelumnya, walau mendung hitam menyelimuti rumah tangga kami dan mungkin akan ada hujan badai yang menyapa kami sekeluarga, namun kami berusaha untuk tetap menari dengan bahagia di bawah awan mendung tersebut.Setelah aku telaah lebih jauh, jika aku hanya bersedih maka itu akan menggangu persiapan Ervin yang akan pergi meninggalkan aku dan Eric hampir sebulan lamanya. Aku tidak ingin membuatnya memiliki beban saat meninggalkan kami berdua untuk bekerja. Walau aku sendiri masih seperti orang mabuk sampai sekarang, aku harus terlihat tetap baik-baik saja agar Ervin tidak khawatir ketika meninggalkan Eric bersama diriku. Aku masih sering mual, muntah, perut kram bahkan dua kali aku pingsan selama lima hari ini. Berkali-kali Ervin meminta diriku untuk ke rumah sakit lagi, namun aku menolaknya. Aku tidak mau mendengar dokter mengatakan hal y
Read more

Extra-part 30

Ervin Aditya POVSiang ini aku meninggalkan Luna sendirian di rumah untuk pergi ke Bandara menjemput Papa Risnawan. Akhirnya kali ini Papa memilih untuk pulang kampung setelah sejak hakim mengetuk palu sebagai tanda berakhirnya bahtera pernikahannya dengan Mama Kartika, Papa memilih untuk tinggal di Dubai. Atas permintaan Papa yang ingin merahasiakan kepulangannya, aku akhirnya tidak menceritakan semua ini kepada Luna. Saat aku tiba di Yogyakarta Internasional Airport, Papa telah menunggu di sana dan aku langsung menyalaminya. Tanpa banyak membuang-buang waktu lagi, aku segera mengajak Papa untuk menuju ke mobil. Perjalanan dari bandara menuju ke rumah Mama dan Papa yang hanya dihuni oleh para pekerja rumah tangga ini lumayan cukup jauh sehingga di dalam mobil pun Papa mengajakku berbicara mulai dari hal basa basi yang hanya menanyakan kabar, kondisi usaha kami hingga akhirnya beliau menanyakan tentang kondisi putrinya."Gimana kabarnya Luna, Vin?"Andai saja yang bertanya bukan Papa
Read more

Extra-part 31

Kaluna Maharani Atmaji Putri POVSuara handphone milikku yang berdering membuatku segera berjalan menuju ke arah meja dapur. Saat aku melihat nama si penelepon, aku hanya bisa mengernyitkan kening. Mama, tumben Mama telepon? Biasanya juga langsung datang ke rumah. Aku langsung mengangkatnya dan kini sapaan Mama terdengar resmi di telingaku. "Assalamualaikum, Ma?""Waalaikum salam, Lun. Kamu lagi apa?""Barusan bikin puding buat Eric.""Eric sudah pulang sekolah?""Belum. Lagi dijemput sama Ervin. Barusan aja sih Ervin berangkat jemput. Kenapa, Ma?""Kalo gitu bisa nggak kamu ke rumah Papa sekarang, Lun?"Rumah Papa?Rumah Papa adalah rumah yang menjadi milikku dan Ruben yang sejak kami lahir telah kami tempati namun kami tidak ada yang mau memilikinya setelah perceraian Mama dan Papa. Hari-hari terakhir aku tinggal di sana begitu menyisakan kenangan yang membuat aku sedikit malas untuk datang ke sana. "Memang nggak ada tempat lain selain di sana, Ma?""Ya ada, tapi Papa kamu kema
Read more

Extra-part 32

Ervin Aditya POVAku baru saja selesai mampir untuk mengisi bahan bakar di SPBU dan langsung melajukan mobil menuju ke sekolah Eric yang jaraknya masih cukup jauh dari lokasi ini. Sampai detik ini aku masih merasa Luna terlalu egois dengan menyekolahkan Eric di sekolah yang cukup jauh dari lokasi rumah kami walau alasan Luna melakukannya adalah karena mutu pendidikan yang menurutnya sangat baik. Apalagi mereka memadukan Montessori serta waldoft ke dalam sistem mereka. Di tambah di sana banyak teman-teman Eric yang memiliki darah campuran sehingga Eric tidak akan terlalu mencolok dan berbeda dengan rambut pirang dan wajah bulenya. Andai aku tidak mengalah dulu dalam urusan memilih sekolah untuk Eric, bisa-bisa hal ini menjadi boomerang dalam hubungan rumah tangga kami, karena sebenarnya aku ingin Eric bersekolah di sekolah yang mengambil fokus kepada pendidikan agama. Bagiku itu adalah dasar serta pondasi seorang anak untuk melangkah ke depannya kelak. Kini aku baru saja memarkirkan
Read more

Extra-part 33

Kaluna Maharani Atmaji Putri POVMalam ini aku merasakan nyeri di perutku setelah aku dan Ervin baru selesai berhubungan badan. Walau Ervin menggempur diriku dengan pelan dan tidak membabi buta, tapi aku tetap saja merasakan semua ini. Bahkan kini aku harus berdiam diri di dalam kamar mandi untuk waktu yang tidak sebentar. Tok....Tok ...Tok...."Lun, Luna...," Suara panggilan yang datangnya dari arah luar kamar mandi membuatku mengangkat pandanganku. "Ya?""Kamu lagi ngapain, lama banget di dalam?"Aku masih menahan rasa sakit di perut dan pelan-pelan aku berdiri dari posisiku yang sedang duduk di atas closet. Tanpa menjawab pertanyaan dari Ervin, pelan-pelan aku berjalan keluar dari kamar mandi.Ceklek....Aku membuka pintu kamar mandi dan aku berusaha untuk menyembunyikan apa yang aku rasakan saat ini. Aku tidak mau membuat Ervin panik lagi dengan kondisiku yang kembali drop seperti saat ini. "Lun, muka kamu pucat banget. Kamu sakit lagi?"Aku menggelengkan kepala pelan di had
Read more

Extra-part 34

Ervin Aditya POVMalam ini aku terpaksa menidurkan Eric di kursi tunggu pasien rumah sakit karena aku harus menghubungi orangtua Luna dan memberitahukan kondisi anak mereka saat ini yang akan segera menjalani tindakan kuretase secepatnya. Tutt... Tutt....Tutt....Aku masih terus mencoba menghubungi Mama Kartika namun sampai tiga kali aku menghubunginya, Mama tidak kunjung mengangkat teleponku. Mungkin karena ini tengah malam dan Mama sudah menyetel handphone miliknya menjadi silent. Kini aku mencoba beralih menghubungi Papa Risnawan. Semoga saja Papa belum pindah ke Surabaya seperti rencananya yang telah ia katakan kepadaku. Aku sedikit heran karena Papa sampai melarikan diri jauh-jauh dari keluarga hanya untuk menghindari Kimaya yang terus mencarinya namun juga tetap ingin mempertahankan prinsip bodohnya untuk tinggal bersama tanpa adanya ikatan pernikahan. Tutt....Tutt.....Tutt....Setiap suara nada sambung telepon terdengar, aku rasanya semakin tidak sabar. Aku bahkan harus
Read more

Extra-part 35

Kaluna Maharani Atmaji Putri POVMalam ini aku tidak bisa tidur sama sekali. Rasa takut mulai muncul di dalam diriku. Apakah ini normal dirasakan para wanita yang akan menjalani proses kuretase? Malam ini aku sudah mulai dipuasakan sebelum besok pagi aku menjalani saat-saat mendebarkan itu. Aku belum memiliki pengalaman sama sekali dan aku harap ini adalah yang pertama dan terakhir kalinya aku menjalaninya. Aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri saat aku mendengar suara yang sudah aku dengar memanggil namaku. Saat aku menoleh, tampak sosok Papa yang sudah ada di dekat ranjangku dan kini ia menatapku dengan tatapan nanar. Aku bisa melihat Papa yang benar-benar menahan tanggul air matanya agar tidak jebol di hadapanku. "Papa." Aku mencoba tersenyum dan terlihat kuat di hadapannya. "Gimana keadaan kamu sekarang?""Alhamdulillah sudah lebih baik, Pa."Dan tidak lama berselang muncullah Mama bersama Ervin yang menggendong Eric. "Ma?" Panggilku pelan. Namun Mama yang terisak menahan
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status