Happy Reading*****Dalam perjalanan menuju rumah sakit bersalin. Riswan makin bingung saja. Pasalnya, Fattah juga ikut menangis. Sepertinya si kecil juga ikut panik pas tahu mamanya kesakitan. Fokus Riswan terpecah, antara menenangkan Fattah, menyetir dan memberikan semangat pada sang istri. Di pangkuannya, Fattah masih terus menangis. Sementara panggilannya pada Rofikoh belum juga dijawab. "Apa sebaiknya Mas telpon Ibu saja, ya, Yang?"Di sebelahnya, Risma memejamkan mata dengan tubuh bersandar pada kursi. Tangan kanannya mengelus perut dan sesekali mendesis kesakitan. "Telpon saja. Mas, pasti kerepotan juga kalau seperti ini. Fattah makin rewel." Suaranya sungguh lemah. "Iya. Kamu tenang dulu, Nak. Ayah bingung kalau kamu nangis terus. Lihat mamamu! Fattah nggak kasihan?" Riswan menekan kontak mertuanya. Dering pertama saja, sudah langsung terangkat. Setelah menceritakan perihal Risma, lelaki itu kembali fokus pada kemudi dan juga istrinya. "Sstt, aduh," rengek Risma. "Ya Allah
Baca selengkapnya