"Hu hu hu, Ayah gak mau ke alun-alun, Bun?" Alma menangis sambil memeluk tubuhku. Aku harus bagaimana? Tubuhku saja mudah lelah, tak mungkin mengajak Azha, Alma dan Ali hanya ditemani Bi Leha. Aku tidak akan kuat. "Lho, Alma kenapa menangis?" tanya Natasya yang tiba-tiba berada di belakangku. Alma memeluk tubuh Natasya, ia curahkan isi hatinya. Tangisnya kian menjadi saat menceritakan penolakan ayahnya. "Nanti ke alun-alun sama Om dan Tante, ya? Sekarang Alma ganti baju dulu. Jangan lupa minta Kak Azha ganti baju juga, kita pergi sama-sama," ucap Natasya seraya mengelus surai hitam putriku. Alma melompat sambil berteriak senang. Air mata yang menetes lenyap seketika, kini hanya tawa yang memenuhi ruangan ini. Sesederhana kebahagiaan mereka, andai Mas Bayu sedikit mengalah, mungkin tak akan ada drama. "Raffi mana, Nat?" Kepalaku berputar, mencari sosok adik ipar yang belum nampak batang hidungnya. "Masih di luar, Mbak. Maaf tadi aku masuk begitu saja.""Tak apa, anggap saja ruma
Last Updated : 2022-10-01 Read more