KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU

KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-26
Oleh:  Dyah Ayu PrabandariTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 Peringkat. 2 Ulasan-ulasan
101Bab
11.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Hanin seorang ibu rumah tangga yang memiliki tiga buah hati. Pernikahan yang semula hangat terasa menjenuhkan. Dia lelah harus melayani suami dengan hasrat yang berlebih. Alasan itu yang membuat Hanin meminta Bayu menikah lagi. Akankah permintaan itu disetujui oleh suaminya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Permintaan

Apa kamu bilang!" teriak Mas Bayu lantang. 

Kuatur napas yang terasa sesak. Seakan pasokan oksigen tak cukup mengalir ke seluruh pembuluh darah. 

"Menikahlah, Mas. Aku ikhlas," ucapku pelan. 

"Apa kamu gila? Ya Allah, apa yang ada di kepala kamu? Apa kamu tak mencintaiku lagi?" Suara Mas Bayu mulai melunak. Perlahan bulir bening mengalir dari sudut netranya. 

Apa aku gila dan tak waras karena mengizinkan suami yang sangat ku cintai menikah lagi? Mungkin bagi orang lain iya, tapi tidak bagiku. Ya, bukan tanpa alasan aku mengizinkan Mas Bayu menikah lagi. Semua sudah ku pikirkan matang-matang. Sangat matang malah. 

Mas Bayu  duduk sambil mengacak rambutnya kasar. Dia seakan tak percaya dengan kalimat yang baru saja ku ucapkan. 

Kabar yang ia dengar bagai halilintar yang menyambar hingga akhirnya terkapar tak berdaya.

"Aku ikhlas kamu menikah lagi, Mas. Sangat ikhlas," ucapku pelan. 

"Apa alasanmu memintaku menikah lagi?" tanyanya dengan dada bergemuruh hebat. 

Aku diam, bingung harus berkata dari mana. Aku bukan wanita mandul yang tak bisa memiliki keturunan. Aku subur, bahkan kami sudah memiliki tiga buah hati. Putra pertamaku bernama Azha Rahardian. Dia berumur tujuh tahun. Putri keduaku bernama Almahyra Rahardian, usianya empat tahun. Dan si bungsu bernama Muhammad Ali Rahardian, dia baru berusia enam bulan. 

"Kenapa diam? Apa alasanmu memintaku menikah lagi? Saat di luar sana banyak orang menolak poligami. Tapi kenapa kamu justru menginginkannya?"

Tidak ada wanita yang mau dimadu. Termasuk diriku sendiri. Namun jika keadaan memaksaku untuk ikhlas berbagi suami, kenapa tidak? Bukankah Allah mengizinkan hambanya untuk menikah asalkan bisa adil? Dan aku rasa Mas Bayu bisa melakukannya. Hartanya cukup untuk  memiliki istri empat sekaligus. 

Aku tahu seorang lelaki tak cukup hanya di perhatian dari makan hingga pakaian. Mereka ingin dipuaskan dalam urusan batin. Begitu pun suamiku. 

Seperti bunga, aku selalu disiram dengan air yang berlebih. Bukan subur dan tumbuhnya bunga yang banyak. Melainkan layu dan nyaris mati. 

Aku seorang istri yang memiliki tiga orang anak. Di rumah tak ada babysitter, semua keperluan anak ku siapkan sendiri. Pembantu hanya bertugas membersihkan rumah dan pakaian. Memasak juga bagian pekerjaanku. Mas Bayu tak pernah suka masakan orang lain. Dan saat badan telah letih dengan rutinitas pagi, Mas Bayu selalu meminta haknya di malam hati.Delapan tahun membina hubungan rumah tangga. Dan kini aku merasa lelah. Salahkan perasaan itu?

"Kenapa kamu diam?" tanyanya lagi karena aku masih diam membisu. 

Kuhembuskan nafas perlahan. Kutatap lekat manik hitam Mas Bayu yang mulai berkaca-kaca. Sungguh aku tak tega melihatnya seperti itu. Namun untuk tetap menjadi istri satu-satunya pun aku sudah tak sanggup. 

"Bukankah poligami adalah ibadah, Mas? Aku ingin kita masuk surga karena kamu menikah lagi." Mas Bayu menggelengkan kepala mendengar jawabanku. Dia tidak puas. 

"Alasan macam apa itu? Kita bisa beribadah dengan berbagai cara. Menyantuni anak yatim, puasa, sholat sunah dan lain sebagainya. Bukan hanya poligami."

Suamiku memang benar, pintu surga tak hanya karena poligami. Tapi masih banyak lagi. Ingin kukatakan jika aku tak mampu memenuhi kebutuhan biologinya setiap hari. Namun mulut ini kelu. Aku tak sanggup melihat wajah bersalahnya. 

"Sudah tak usah dibahas. Mas tidak akan menikah lagi sekali pun kamu memintanya. Mas tidak ingin membagi hati dan raga dengan wanita lain. Cukup kamu. Mas sangat mencintai kamu." Mas Bayu mendekat, tubuhku ditarik hingga menempel di dada bidangnya. Dia memelukku erat. 

Lagi-lagi aku gagal. Ya Tuhan, aku telah lelah. Sangat lelah. 

***

Rintik hujan terdengar jelas saat jendela kamar kubuka. Aku menatap lurus ke depan. Melihat tetesan demi tetesan membuat perasaanku sedikit tenang. Bayang awal pertemuan dengan Mas Bayu kembali hadir, menari-nari di pelupuk mata. Angan ini memaksa agar aku berpikir ulang tentang permintaanku tadi. 

Namun lagi dan lagi logika menolak keraguan yang sempat hadir. Aku mantap meminta Mas Bayu menikah lagi. Meski nantinya aku terluka. Karena sejatinya tak ada wanita yang rela suaminya berbagi raga dan hati untuk wanita lain, termasuk aku. 

"Sayang," panggil Mas Bayu seraya memeluk tubuhku dari belakang. 

Aku masih diam, mengatur rasa lelah yang kembali hadir dan mendominasi hati. Inilah alasan aku meminta Mas Bayu menikah lagi. Tidak perlu dijelaskan, kalian sudah mengetahuinya, kan? 

"Kamu tidak dingin, sayang?" tanyanya lirih. Dan aku tahu ke mana arah perbincangan ini. 

"Mas aku...."

Belum sempat aku berbicara tapi Mas Bayu sudah mengutarakan keinginannya. Aku menghembuskan napas perlahan, dengan berat hati kuanggukan kepala. 

Lampu akan dimatikan. Temaram lampu menjadi saksi luruhnya dua buah rasa menjadi satu. Namun bolehkah aku meminta, semua selesai sebelum lampu dimatikan? 

"Ya Allah, aku lelah. Tak bisakah aku istirahat malam ini?" ucapku dalam hati. 

Aku merasa berdosa berdoa seperti ini. Namun aku sudah terlanjur lelah dengan semua ini. 

Mas Bayu mengecup keningku. Tak ada getaran  hangat seperti saat awal menikah. Hanya ada rasa lelah dan berharap ini segera berakhir. Aku bisa segera terlelap, mengistirahatkan tubuh ini. 

"Oweek... Oweek...." Tangis Ali terdengar kencang. Sontak Mas Bayu melepas pelukannya. 

"Alhamdulillah...," batinku. 

Aku segera membalikan badan untuk menyusui Ali yang sudah kehausan. Mas menghembuskan nafas kasar lalu tidur membelakangiku. 

"Kalau Ali sudah tidur, kamu bilang,ya, sayang," bisik Mas Bayu sebelum akhirnya keluar dari kamar. 

Setelah Ali terlelap aku segera merebahkan tubuh di atas ranjang. Tak ada niatan untuk memanggil Mas Bayu lagi. Aku justru ingin ikut tidur di samping putra bungsuku. 

Kreek... 

Suara pintu dibuka dari luar. Itu pasti Mas Bayu. Kupejamkan mata, pura-pura tidur.

"Ya Allah, malah tidur!" ucap Mas Bayu pelan tapi masih terdengar di dalam indera pendengaranku. 

Ya Allah, maafkan aku. Tapi kali ini aku benar-benar lelah. 

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Virana Dewi
apapun itu, berbagi suami itu sakiit
2024-03-20 01:07:58
0
user avatar
Dyah Ayu Prabandari
tak ada wanita yang rela dimadu tapi berbeda dengan Hanin. Dia meminta Bayu menikah lagi.
2022-08-16 05:57:21
0
101 Bab
Permintaan
Apa kamu bilang!" teriak Mas Bayu lantang. Kuatur napas yang terasa sesak. Seakan pasokan oksigen tak cukup mengalir ke seluruh pembuluh darah. "Menikahlah, Mas. Aku ikhlas," ucapku pelan. "Apa kamu gila? Ya Allah, apa yang ada di kepala kamu? Apa kamu tak mencintaiku lagi?" Suara Mas Bayu mulai melunak. Perlahan bulir bening mengalir dari sudut netranya. Apa aku gila dan tak waras karena mengizinkan suami yang sangat ku cintai menikah lagi? Mungkin bagi orang lain iya, tapi tidak bagiku. Ya, bukan tanpa alasan aku mengizinkan Mas Bayu menikah lagi. Semua sudah ku pikirkan matang-matang. Sangat matang malah. Mas Bayu duduk sambil mengacak rambutnya kasar. Dia seakan tak percaya dengan kalimat yang baru saja ku ucapkan. Kabar yang ia dengar bagai halilintar yang menyambar hingga akhirnya terkapar tak berdaya. "Aku ikhlas kamu menikah lagi, Mas. Sangat ikhlas," ucapku pelan. "Apa alasanmu memintaku menikah lagi?" tanyanya dengan dada bergemuruh hebat. Aku diam, bingung
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-20
Baca selengkapnya
Bab 2
Samar-samar terdengar azan subuh berkumandang. Aku menyibak selimut yang menempel di tubuh. Aku menoleh ke samping. Tak kulihat keberadaan Mas Bayu. Mungkin sedang di kamar mandi karena pintu kamar mandi masih tertutup rapat. Aku menggeser tubuh pelan. Takut Ali terbangun karena ranjang yang sedikit bergoyang. Sebenarnya ada box bayi dalam kamar. Namun putra bungsuku tak bisa tidur nyaman jika di letakkan di sana. Entah karena apa aku juga tidak tahu. Aku berjalan seraya mengikat rambut sekenanya. Lalu berhenti tepat saat Mas Bayu membuka pintu. Suamiku keluar hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggangnya. Bahkan air masih membasahi dada bidangnya. Dulu pemandangan ini selalu membuatku bergetar. Namun tidak sekarang. Entah karena apa aku juga tidak tahu. "Mas tunggu, ya, kita shalat berjamaah." Aku mengangguk lalu segera masuk ke kamar mandi. Guyuran air dingin mampu membuka mata yang masih mengantuk. Semalam Ali terbangun sampai tiga kali. Dan hanya aku yang terbangun.
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-20
Baca selengkapnya
Nasihat Bi Leha
Aku duduk di kursi makan sambil menggendong Ali. Sejak bangun tidur hingga sekarang putra bungsuku tidak mau ditidurkan di kasur atau stroller. Dia selalu minta gendong. Mungkin karena badannya masih tak enak hingga ia selalu saja rewel. Untung Alma sudah kumandikan sebelum Ali terbangun. Kalau tidak pasti akan terjadi drama di pagi hari. Merawat anak tanpa babysitter tidaklah mudah. Apa lagi jarak anak yang terbilang dekat. Aku harus ekstra sabar dalam menghadapi ketiga anakku. Tak jarang mereka terkena omelan saat tubuh ini terasa lelah. Namun setelah itu aku akan merasa menyesal. “Alma makan sendiri,ya,” bujukku pada putri keduaku. Namun dia justru menggelengkan kepala. “Mau disuapin Bunda,” rengeknya sambil bergelayut di tangan kananku. “Sama Bi Leha, ya, Non,” rayu asisten rumah tanggaku lagi. “Gak mau ... ya, gak mau! Alma mau sama Bunda,” rengek Alma dengan mata berkaca-kaca. Aku menghembuskan napas perlahan seraya menetralisir rasa kesal yang tiba- tiba hadir. Aku tau Al
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-20
Baca selengkapnya
Kejujuran Hanin
Aku terbangun saat mendengar ponsel menjerit-jerit berulang kali. Dengan cepat kuambil benda pipih yang ada di atas nakas lalu menggeser gambar telepon berwarna hijau ke atas. “Assalamualaikum,” salamku sambil mengumpulkan nyawa yang belum sepenuhnya kembali. “Wa’alaikumsalam. Bu Hanin sudah sampai mana? Alma sudah menunggu dari tadi,” ucap Ustadzah Fatimah dari sambungan telepon. “Astagfirulloh,maaf Ustadzah saya ketiduran. Tolong jaga Alma sebentar,saya akan segera ke sana.” Sambungan telepon segera kumatikan setelah mengucapkan salam. Dengan hati-hati kusambar outer hitam dan hijab lalu keluar kamar. Aku tak ingin membangunkan Ali yang masih terlelap. Akan timbul masalah besar jika Ali sampai terbangun. Bisa-bisa aku akan semakin terlambat menjemput Alma. Mobil kulajukan perlahan hingga keluar gerbang, setelah itu kecepatannya kunaikkan. Jiwa pembalapku mendadak muncul disaat-saat seperti ini. Apa seperti ini seorang ibu yang terlambat menjemput anaknya di sekolah? Mobil m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-20
Baca selengkapnya
Jujur Pada Mama
Pov Bayu Astagfirullah.... Berulang kali aku beristighfar dalam hati. Aku masih tak menyangka Hanin memiliki ide gila itu. Bagaimana bisa dia memintaku menikah lagi. Bagaimana bisa? Ya Allah .... Sudah dua hari kami saling diam, tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut masing-masing. Kami bagai orang asing yang tinggal dalam satu rumah. Kehangatan yang selalu ada seakan hilang. Memang benar kata orang istri pewarna keluarga dan marahnya istri adalah bencana. Namun bukannya aku yang marah di sini? Tapi kenapa terkesan aku yang salah? Ya Allah.... Apa aku suami yang tak peka? Hingga istriku lelah dan memintaku menikah lagi? Ali sudah terlelap di tengah-tengah ranjang kami. Dia bagai pembatas antara aku dan Hanin. Setelah selesai menyusui putra bungsu kami, ia segera membalikkan badan, memunggungiku. Hanin benar-benar marah padaku. Jarum jam sudah menunjukkan angka sebelas, aku masih duduk di sofa sambil memikirkan perkataan Hanin. Sejatinya poligami diperbolehkan, tapi suami ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-20
Baca selengkapnya
Tanggapan Mama
"Sebenarnya ada yang ingin Hanin bicarakan, Ma," ucap Mas Bayu. Aku tatap tajam suamiku. Seketika perasaanku tak enak. Kukira Mas Bayu mengajak kemari untuk silahturahmi dengan Mama dan Raffi. Namun nyatanya ada udang dibalik batu. "Apa itu, Nak? Sepertinya sangat penting." "Em ... Itu, Ma," ucapku terbata, aku bingung harus menjawab apa? "Hanin memintaku menikah lagi, Ma!" ucap Mas Bayu membuatku melotot. "Apa!" Aku telan saliva dengan susah payah. Tatapan mama membuatku bergidik ngeri. Apa yang harus kukatakan pada mertuaku? Seharusnya Mas Bayu cerita terlebih dulu padaku, bukan langsung memintaku menjelaskan pokok permasalahan kepada Mama. “Nuri! Nuri!” teriak Mama memanggil asisten rumah tangganya. Tak berapa lama Mbak Nuri masuk dengan napas ngos-ngosan,terlihat jelas ia berlari menuju kemari. “Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” tanyanya dengan napas tersengal. “Tolong jaga Ali sebentar,” ucap Mama seraya menyerahkan Ali ke dalam gendongan Mbak Nuri. Dengan cepat w
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-03
Baca selengkapnya
Lelah
Aku memperhatikan dua wanita yang kini duduk di hadapanku. Dina dan Lana, dua kakak beradik yang akan menjadi asisten rumah tangga di rumah ini. Masih muda, Dina seusiaku sedang Lana selisih empat tahun dari Dina. Mas Bayu mendapatkan mereka dari sebuah yayasan penyalur jasa asisten rumah tangga ternama di kota ini. Sebenarnya aku hanya meminta satu asisten rumah tangga saja. Namun suamiku justru mengambil dua sekaligus. Entah kenapa dia begitu. Dina sendiri sudah berkeluarga sementara Lana masih lajang. Mereka berdua hanya tamatan SMA. Aku sendiri tak terlalu memperdulikan pendidikan. Bagiku yang terpenting mereka memiliki attitude yang baik, jujur dan giat bekerja. Karena percuma pendidikan tinggi tapi tak memiliki akhlak yang baik. "Sudah berapa lama menjadi asisten rumah tangga?" tanyaku seraya menatap Dina dan Lana bergantian. "Saya sudah se...." "Sayang...," panggil Mas Bayu sambil berjalan ke arah kami. Kedatangan suamiku membuat ucapan Dina terhenti. Mereka berdua justru
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-04
Baca selengkapnya
Permintaan Seorang Sahabat
Sudah satu bulan setelah kami memiliki asisten rumah tangga baru. Namun tak sedikit pun mengurangi rasa lelah yang mendera. Justru aku semakin kelelahan karena memenuhi kewajibanku. "Bu Hanin sudah bangun?" tanya Bi Leha saat aku keluar kamar sambil menggendong Ali. Dengan sigap wanita itu mengambil Ali dari gendonganku. Semenjak Mas Bayu selalu mengajakku begadang, aku jadi sering tidur setelah anak-anak berangkat sekolah. Rasa kantuk membuatku terlelap setelah menyusui Ali. Beruntung Bi Leha paham keadaanku. "Ibu terlihat pucat dan mengantuk, istirahat saja, Bu. Ali biar saya jaga," ucap Bi Leha kala melihat wajahku. Mata panda sudah tergambar jelas di wajahku. Itu semua karena Mas Bayu selalu meminta haknya hingga dini hari. Bahkan berat badanku turun satu kilo. Beruntung ASI-ku tak kering. "Sudah tidak mengantuk, Bi." "Jangan capek-cepek, Bu." Aku mengangguk lalu berjalan pelan menuruni anak tangga. "Mbak Dina!" panggilku lantang memanggil asisten rumah tangga kami. Tak but
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-04
Baca selengkapnya
Cari Perhatian
"Menikahlah dengan suamiku, La." "Apa!!" teriak Syahla kencang. Seketika semua mata tertuju pada kami. "Pelankan suaramu!" ucapku sambil menatap tajam ke arahnya. "Iya maaf... Maaf." Sesaat kami diam, Syahla sibuk mencerna permintaanku. Sementara aku bingung harus merangkai kata. Permintaan itu keluar begitu saja dari mulut ini. Jika Mas Bayu mau menikah lagi, aku ingin mengenal istri keduanya dengan baik. Tentu ia juga harus sayang kepada ketiga anakku, dan Syahla memiliki kriteria itu. Lagi pula ia ingin suami seperti Mas Bayu bukan? Akan kukabulkan itu. "Apa kamu gak waras, Nin? Kamu memintaku menikah dengan suamimu?" ucapnya penuh penekanan. Netranya menatapku penuh selidik. "Kamu jangan bercanda, Nin. Pernikahan itu bukan untuk main-main apa lagi bahan guyonan!" Aku menghembuskan napas kasar lalu menatap lekat manik hitam miliknya. "Apa aku terlihat bercanda, La?" Syahla menatapku tajam lalu menggelengkan kepala. Persahabatan yang terjalin lama diantara kami membuat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-05
Baca selengkapnya
Bayu dan Syahla
Pov Bayu"Ide gila apa lagi, Nin!" ucapku frustasi. Aku tak habis pikir dengan permintaan Hanin. Entah setan apa yang merasuki istriku, hingga ia memintaku menikahi sahabatnya. Disaat wanita lain melarang suaminya menikah lagi, tapi dia justru memintanya. Ya Robb... Aku pikir setelah memberinya dua asisten rumah tangga, dia akan melupakan keinginannya itu. Namun aku salah, dia justru memintaku menghalalkan Syahla, teman yang sudah ia anggap saudara itu. "Aku ingin kamu menikah lagi, Mas. Dan Syahla calon adik madu yang baik untuk kita. Kamu sudah mengenalnya, anak-anak juga sudah tahu dia. Apa lagi yang kamu pikirkan," ucapnya pelan. Aku acak rambut kasar, frustasi. Aku sudah tak tahu harus bagaimana menolak permintaan Hanin. Aku lelah dan bosan dia memintaku menikah lagi. "Sudah, aku capek!" Kutinggalkan Hanin sambil menggendong Ali. Percuma berdebat dengan orang yang tak mau mengalah. Malam kian larut tapi rasa kantuk tak jua datang. Ucapan Hanin selalu terngiang-ngiang di te
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-08-05
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status