Share

Tanggapan Mama

last update Huling Na-update: 2022-08-03 23:48:27

"Sebenarnya ada yang ingin Hanin bicarakan, Ma," ucap Mas Bayu. 

Aku tatap tajam suamiku. Seketika perasaanku tak enak. Kukira Mas Bayu mengajak kemari untuk silahturahmi dengan Mama dan Raffi. Namun nyatanya ada udang dibalik batu. 

"Apa itu, Nak? Sepertinya sangat penting."

"Em ... Itu, Ma," ucapku terbata, aku bingung harus menjawab apa? 

"Hanin memintaku menikah lagi, Ma!" ucap Mas Bayu membuatku melotot. 

"Apa!"

Aku telan saliva dengan susah payah. Tatapan mama membuatku bergidik ngeri. Apa yang harus kukatakan pada mertuaku? Seharusnya Mas Bayu cerita terlebih dulu padaku, bukan langsung memintaku menjelaskan pokok permasalahan kepada Mama. 

“Nuri! Nuri!” teriak Mama memanggil asisten rumah tangganya.

Tak berapa lama Mbak Nuri masuk dengan napas ngos-ngosan,terlihat jelas ia berlari menuju kemari.

“Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?” tanyanya dengan napas tersengal.

“Tolong jaga Ali sebentar,” ucap Mama seraya menyerahkan Ali ke  dalam gendongan Mbak Nuri. Dengan cepat wanita itu pergi dari ruang keluarga. 

Kami masih diam dengan suasana kian mencekam,sudah seperti berada di tengah kuburan pada tengah malam.  Aku memilih menundukkan kepala. Aku takut beradu pandang dengan mama. Ibu Mas Bayu sangat menakutkan jika sedang marah,meski aku belum sempat melihatnya. Namun Mas Bayu pernah bercerita betapa tegas sikap mama saat mendidik Mas Bayu dan Raffi.

Ya, berkat ketegasannya membuat Mas Bayu dan Raffi menjadi sosok lelaki yang bertanggung jawab pada pekerjaan dan keluarga. 

“Hanin, apa benar yang dikatakan Bayu?” 

Sesaat aku diam lalu menganggukkan kepala. Entah kenapa mulut ini mendadak kelu saat berhadapan dengan mama. Apa yang harus kukatakan? Hanya kalimat itu yang terlintas di kepalaku. 

“Astagfirullahaladzim Hanin ... apa yang membuat kamu meminta Bayu menikah lagi?” aku mendongkakkan kepala,kulihat mama mantap diri ini seraya mengelus dadanya.

Lagi dan lagi aku memilih diam,aku takut salah bicara hingga membuat Mama murka. Bagaimana pun urusan ranjang adalah aib yang harus ditutup rapat,sekali pun pada orang tua. Seperti ceramah seorang Ustadz diacara pernikahan kami dulu. Bahwa istri adalah pakaian suami begitu pula sebaliknya. Jadi sudah sepantasnya aku menutup aib suamiku rapat. 

"Apa Bayu melakukan KDRT padamu, Nin?"

"Tidak, Ma. Mas Bayu tidak pernah main tangan. Beliau sangat menyayangiku dan anak-anak."

"Lalu apa? Apa Bayu terlalu banyak permintaan?" Aku menggeleng.

"Dia jarang memberi nafkah batin padamu?" cecar Mama. 

"Bukan kurang lagi, tapi lebih dari cukup. Berlebihan malah,dan itu yang membuatku lelah. Aku bahkan tak lagi menikmati indahnya surga dunia. Hanya ada lelah,lelah dan lelah,"ucapku hanya dalam hati. 

"Lalu apa? Kamu sudah tak mencintainya?" 

"Aku sangat mencintai Mas Bayu, Ma. Maka dari itu aku memintanya menikah lagi," ucapku pelan. 

Lagi-lagi mama menggelengkan kepala, seakan tak percaya dengan permintaan yang aku katakan. Sebenarnya apa salahnya memiliki dua istri? 

"Sadar, Hanin. Di luar sana banyak orang yang menolak poligami. Bahkan mereka memilih bercerai dibandingkan dimadu. Tapi kamu ...." 

"Hanin hanya ingin menjadi istri yang bisa membahagiakan suami, karena Hanin belum mampu menjadi istri yang baik, Ma."

"Apa benar itu, Bayu? Hanin belum jadi istri yang baik?" Mama menatap Mas Bayu penuh selidik. 

"Hanin sudah menjadi istri yang sempurna untuk Bayu, Ma. Hanya saja dia ...." Mas Bayu tak melanjutkan kata-katanya, dia justru menatapku. Seolah meminta aku yang menjelaskan kepada ibunya. 

Mas Bayu saja tidak berani untuk menjelaskan apa lagi aku? Ya Allah... Kenapa begitu rumit? Aku hanya memintanya menikah lagi, tapi justru masalah ini kian panjang. 

"Hanya saja apa, Bay? Jangan membuat mama pusing dengan kalimatmu yang berbelit-belit itu?"

"Em ... Itu ... Ma. Biar Hanin saja yang menjelaskan, Bayu takut salah bicara."

Astaga, apa yang harus kujelaskan? Haruskah aku berkata jujur tentang masalah ini kepada mama? Itu sungguh memalukan. 

"Hanin...."

"I-itu, Ma. Ha-Hanin...." Mulut ini terasa begitu berat untuk mengatakan sebuah fakta. Aku takut kejujuran ini membuat mama membenciku. Aku takut mama akan tersinggung. 

"Katakan, Hanin!" 

"Ha-Hanin tak sanggup me-melayani keinginan Mas Bayu yang ...."

"Keinginan apa, Mbak?" tanya Natasya yang tiba-tiba muncul dari balik pintu. Seketika semua membisu. Wajah mama dan Mas Bayu kian tegang, begitu pula aku. 

Aku semakin takut aib suami terekspos keluar. Bagaimana kata orang jika aku meminta Mas Bayu menikah lagi karena keinginan suamiku yang terlalu tinggi. Pasti akan menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Bisa jadi Mas Bayu atau aku akan dihujat netizen. Ya Allah, begitu berat mengizinkan suamiku menikah lagi. Ada saja ujian dan godaan yang menggoyahkan keputusan ini. 

"Assalamu'alaikum Natasya, datang-datang ucapkan salam bukan kepo pembicaraan orang," ucap Mama mengalihkan pembicaraan. 

Mama berusaha menutupi masalah yang tengah kami bahas kepada orang luar, meski  Natasya tunangan Raffi  tapi untuk saat ini dia belum resmi masuk menjadi bagian keluarga ini. 

"Maaf, Ma," ucap Natasya sambil tersenyum, dia pun masuk lalu mencium tangan Mama dengan takzim. "Yang keinginan tadi apaan sih, Mbak?" tanyanya seraya melirik ke arahku kemudian menjatuhkan bobot di tepat di sampingku. 

"Bukan apa-apa, kamu gak kangen sama Azha dan Alma?" 

"Kangen banget dong, Mbak. Di mana mereka, Mbak?"

"Kalau sama Omnya kangen gak tu?" goda Mas Bayu membuat wajah Natasya bersemu merah. 

"Ih, Mas Bayu apaan sih?" Natasya memanyunkan bibir. Pipinya merona karena malu. 

"Azha dan  Alma ada di taman belakang sama Raffi, Ta."  

"Ya sudah, aku ke belakang dulu ya, Mbak, Mas, Ma," pamit Natasya lalu melangkah pergi meninggalkan kami dengan ketegangan yang masih menyelimuti. 

Hening, tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut ini. Aku menundukkan kepala sambil memainkan ujung hijab yang kukenakan. 

"Apa yang tadi kamu katakan,Hanin?" tanya mama lagi. 

Kuhembuskan napas kasar. Mungkin ini saatnya mama tahu apa yang ada di dalam rumah tangga kami. Semoga beliau dapat memberikan solusi terbaik untuk aku dan Mas Bayu. 

"Mas Bayu memiliki kainginan yang tinggi, Hanin tak sanggup menyamainya, Ma."

"Keinginan tinggi apa, Nin? Jangan buat Mama bingung."

"Mas Bayu selalu meminta haknya setiap hari tiga kali, Ma." Mama melotot dengan mulut terbuka lebar. 

"Be-benar itu, Bay?" Mas Bayu tersenyum seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal. 

Kini aku seperti menguliti suamiku sendiri. Tak bisa kubayangkan betapa malu suamiku. Maafkan aku, Mas. Maafkan istrimu yang tak sempurna ini. 

"Hanin lelah, Ma. Siang mengurus anak, malam ingin terlelap tapi Mas Bayu selalu meminta haknya. Dan Hanin merasa berdosa jika menolaknya sedang hati dan raga ingin istirahat. Hanin lelah pura-pura baik-baik saja, sedang batin ini tersiksa. Maaf... Maafkan Hanin yang tak bisa menjadi istri sempurna. Maka dari itu Hanin meminta Mas Bayu menikah lagi. Apa aku salah, Ma?" Bulir demi bulir jatuh membasahi pipi hingga hijab yang kukenakan. 

"Maafkan Mas, Sayang." Mas Bayu memeluk tubuh ini. Sekian menit aku terisak di dada bidangnya. Kulepaskan rasa sesak yang memenuhi rongga dada. 

Mama diam, dia sandarkan tubuhnya di sofa. Netranya menatap langit-langit. Hingga tanpa sadar air mata jatuh dari sudut matanya. 

Aku tak tahu apa yang Mama pikirkan tentang diri ini. Aku hanya berharap mama mengerti dan menyetujui permintaanku. Karena itu satu-satunya cara agar bebanku sedikit berkurang. 

"Kamu rela jika Bayu berbagi hati dan raga dengan wanita lain?" tanya Mama. Pertanyaan yang sama seperti yang Mas Bayu katakan beberapa hari lalu. 

Rela? Ah, entahlah. Aku sendiri bingung apakah nantinya aku akan rela jika suamiku membagi hati, perhatian, cinta dan raganya untuk wanita lain. Saat ini aku hanya memikirkan rasa lelah dan jenuh yang harus diobati, bahkan dihilangkan. Dan mempunyai madu adalah satu-satunya jawaban yang terlintas di kepalaku. 

"Mama tahu kamu tak rela, kan?" Mama menatapku. "Tak ada wanita yang rela suaminya memiliki istri lagi, Hanin. Dan Mama melarang Bayu menikah lagi. Bagi Mama, kamu menantu yang sempurna, Nak." Mama mendekat lalu memeluk tubuh ini erat. Aku hanya bisa diam membisu, mencerna perkataan Mama yang benar adanya. 

"Kenapa kalian tidak menambah asisten rumah tangga saja? Biar Bi Leha yang ikut menjaga anak-anak. Dan kamu Hanin, kamu bisa melayani Bayu dengan baik, tanpa merasa lelah dan terbebani lagi." Mama menatap kami bergantian. 

"Benar itu, Sayang. Kenapa Mas tidak kepikiran dari kemarin, ya?" Mas Bayu berbinar mendengar solusi dari Mama. Namun entah mengapa ada keraguan dalam hati ini. 

Bukankah harusnya aku bahagia? Ketika sudah mendapatkan solusi tanpa harus membagi cinta dan raga Mas Bayu untuk wanita lain? 

Ya Allah... Perasaan apa ini? 

Kaugnay na kabanata

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Lelah

    Aku memperhatikan dua wanita yang kini duduk di hadapanku. Dina dan Lana, dua kakak beradik yang akan menjadi asisten rumah tangga di rumah ini. Masih muda, Dina seusiaku sedang Lana selisih empat tahun dari Dina. Mas Bayu mendapatkan mereka dari sebuah yayasan penyalur jasa asisten rumah tangga ternama di kota ini. Sebenarnya aku hanya meminta satu asisten rumah tangga saja. Namun suamiku justru mengambil dua sekaligus. Entah kenapa dia begitu. Dina sendiri sudah berkeluarga sementara Lana masih lajang. Mereka berdua hanya tamatan SMA. Aku sendiri tak terlalu memperdulikan pendidikan. Bagiku yang terpenting mereka memiliki attitude yang baik, jujur dan giat bekerja. Karena percuma pendidikan tinggi tapi tak memiliki akhlak yang baik. "Sudah berapa lama menjadi asisten rumah tangga?" tanyaku seraya menatap Dina dan Lana bergantian. "Saya sudah se...." "Sayang...," panggil Mas Bayu sambil berjalan ke arah kami. Kedatangan suamiku membuat ucapan Dina terhenti. Mereka berdua justru

    Huling Na-update : 2022-08-04
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Permintaan Seorang Sahabat

    Sudah satu bulan setelah kami memiliki asisten rumah tangga baru. Namun tak sedikit pun mengurangi rasa lelah yang mendera. Justru aku semakin kelelahan karena memenuhi kewajibanku. "Bu Hanin sudah bangun?" tanya Bi Leha saat aku keluar kamar sambil menggendong Ali. Dengan sigap wanita itu mengambil Ali dari gendonganku. Semenjak Mas Bayu selalu mengajakku begadang, aku jadi sering tidur setelah anak-anak berangkat sekolah. Rasa kantuk membuatku terlelap setelah menyusui Ali. Beruntung Bi Leha paham keadaanku. "Ibu terlihat pucat dan mengantuk, istirahat saja, Bu. Ali biar saya jaga," ucap Bi Leha kala melihat wajahku. Mata panda sudah tergambar jelas di wajahku. Itu semua karena Mas Bayu selalu meminta haknya hingga dini hari. Bahkan berat badanku turun satu kilo. Beruntung ASI-ku tak kering. "Sudah tidak mengantuk, Bi." "Jangan capek-cepek, Bu." Aku mengangguk lalu berjalan pelan menuruni anak tangga. "Mbak Dina!" panggilku lantang memanggil asisten rumah tangga kami. Tak but

    Huling Na-update : 2022-08-04
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Cari Perhatian

    "Menikahlah dengan suamiku, La." "Apa!!" teriak Syahla kencang. Seketika semua mata tertuju pada kami. "Pelankan suaramu!" ucapku sambil menatap tajam ke arahnya. "Iya maaf... Maaf." Sesaat kami diam, Syahla sibuk mencerna permintaanku. Sementara aku bingung harus merangkai kata. Permintaan itu keluar begitu saja dari mulut ini. Jika Mas Bayu mau menikah lagi, aku ingin mengenal istri keduanya dengan baik. Tentu ia juga harus sayang kepada ketiga anakku, dan Syahla memiliki kriteria itu. Lagi pula ia ingin suami seperti Mas Bayu bukan? Akan kukabulkan itu. "Apa kamu gak waras, Nin? Kamu memintaku menikah dengan suamimu?" ucapnya penuh penekanan. Netranya menatapku penuh selidik. "Kamu jangan bercanda, Nin. Pernikahan itu bukan untuk main-main apa lagi bahan guyonan!" Aku menghembuskan napas kasar lalu menatap lekat manik hitam miliknya. "Apa aku terlihat bercanda, La?" Syahla menatapku tajam lalu menggelengkan kepala. Persahabatan yang terjalin lama diantara kami membuat

    Huling Na-update : 2022-08-05
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Bayu dan Syahla

    Pov Bayu"Ide gila apa lagi, Nin!" ucapku frustasi. Aku tak habis pikir dengan permintaan Hanin. Entah setan apa yang merasuki istriku, hingga ia memintaku menikahi sahabatnya. Disaat wanita lain melarang suaminya menikah lagi, tapi dia justru memintanya. Ya Robb... Aku pikir setelah memberinya dua asisten rumah tangga, dia akan melupakan keinginannya itu. Namun aku salah, dia justru memintaku menghalalkan Syahla, teman yang sudah ia anggap saudara itu. "Aku ingin kamu menikah lagi, Mas. Dan Syahla calon adik madu yang baik untuk kita. Kamu sudah mengenalnya, anak-anak juga sudah tahu dia. Apa lagi yang kamu pikirkan," ucapnya pelan. Aku acak rambut kasar, frustasi. Aku sudah tak tahu harus bagaimana menolak permintaan Hanin. Aku lelah dan bosan dia memintaku menikah lagi. "Sudah, aku capek!" Kutinggalkan Hanin sambil menggendong Ali. Percuma berdebat dengan orang yang tak mau mengalah. Malam kian larut tapi rasa kantuk tak jua datang. Ucapan Hanin selalu terngiang-ngiang di te

    Huling Na-update : 2022-08-05
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Bayu dan Syahla 2

    “Ini pesanannya,Mbak,” ucap pelayan memotong pembicaraan Syahla.Syahla mengangguk melihat pelayan itu meletakkan makanan dan minuman di atas meja."Dimakan dulu, Bay," ucapnya sambil memberikan piring berisi ayam geprek padaku. "Makasih, La." Aku mulai memasukkan nasi dan ayam ke dalam mulut. Nikmat masakan itu terasa hambar di lidahku. Mungkin karena suasana yang tidak mendukung. "Apa yang mau kamu katakan, La?" tanyaku setelah kami selesai makan. Syahla meletakkan gelas berisi jus jeruk di atas meja lalu menatap lekat mataku. "Apa Hanin memintamu menikah denganku?" tanyaku lagi karena dia masih diam. Syahla menghembuskan napas kasar. Tak ada raut kaget di sana. Itu berarti Hanin sudah mengatakan hal itu padanya. "Ya, kemarin dia memintaku menjadi adik madunya.""Lalu? Apa jawaban kamu?" tanyaku penasaran. "Sebelum aku menjawab...." Syahla menjeda kalimatnya. "Ada yang ingin aku tanyakan padamu," ucapnya serius."Apa?" Syahla terdiam, ada keraguan di sorot mata itu. Sikapny

    Huling Na-update : 2022-08-06
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Tanggung Jawab

    Pov Bayu"Menikah lagi? Jangan-jangan kamu menerima permintaan Hanin kemarin?""Jangan gila kamu, Bay! Mana mungkin aku mau jadi duri dalam pernikahan kalian, sekali pun itu permintaan Hanin. Jangan mentang-mentang aku masih single kamu bisa seenaknya sendiri. Menuduhku yang bukan-bukan!" ucap Syahla kesal. Salah lagi, salah lagi. Apa lelaki memang selalu salah di mata perempuan? "Maaf, La. Bukan maksudku seperti itu. Aku hanya pusing memikirkan masalah dengan Hanin yang tak memiliki titik tengah." Syahla mencebikkan bibir. "Sepertinya tak ada yang perlu dibicarakan lagi. Aku permisi!" ucapnya lalu berdiri meninggalkan aku. Aku pijit kepala yang kian terasa berdenyut, pusing. Kukira Syahla mau memberi solusi tapi justru menambah beban di kepalaku. Ya Ampun! "Assalamualaikum...," salamku lirih sambil membuka pintu. Sepi, tak ada tanda-tanda orang di rumah. Ke mana Hanin dan anak-anak? Dengan langkah gontai aku berjalan menuju dapur. Siapa tahu Dina dan Lana tahu di mana Hanin da

    Huling Na-update : 2022-08-06
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Tanggung Jawab 2

    “Saya minta maaf,Lan. Saya tidak bermaksud seperti itu, saya kira kalian berbuat yang tidak-tidak,jadi ....”“Bapak yang telah berbuat tidak-tidak padaku. Bapak sudah melihat tubuhku ...hiks ... hiks,” ucapnya sambil menangis sesegukan.“Saya tidak melihatnya secara detail,Lan. Saya langsung memalingkan tubuh saat tahu kalian hanya kerokan,” jelasku. “Bohong,Bapak memang berniat melihat tubuh saya,kan?ngaku!” tuduh Lana padaku.“Tidak,Lan! Saya mana berani melakukan itu. Dosa.”“Mbak Dina,aku malu,malu.”“Sudah,Lan,jangan memperpanjang masalah. Pak Bayu tidak sengaja,” bujuk Dina seraya mengelus pucuk kepala Lana. Namun dia justru kian menangis,hingga membuatku semakin merasa bersalah.Semenjak Hanin memintaku menikah lagi, pikiranku menjadi tidak fokus. Banyak kesalahan yang kubuat dari yang kecil hingga yang fatal seperti ini. Meski aku tak sengaja tapi mampu membuat Lana ketakutan dan merasakan trauma.“Tidak,Mbak. Aku malu karena Pak Bayu sudah melihatnya,hiks ... hiks.”“Tolong

    Huling Na-update : 2022-08-07
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Perang Dimulai

    "Sudah selesai bicaranya?" Pekik Mas Bayu membuatku diam seketika. "Aku tak pernah melakukan hal yang kamu katakan. Aku masih waras, tahu mana yang benar dan salah. Apa kamu pikir aku serendah itu?" "Lalu kenapa kamu harus bertanggung jawab kepada Lana? Aku mengizinkan kamu menikah lagi tapi bukan dengan dia, Mas!" Aku tak mau Lana menjadi adik maduku, bukan karena dia berasal dari kalangan bawah. Aku tak suka sikapnya yang suka tebar pesona kepada suami orang. Dari tingkahnya saja aku tahu jika ia memiliki bibit menjadi seorang pelakor. Aku ingin ibu tiri anak-anak memiliki akhlak yang baik. Karena dia juga akan membantu mendidik anak-anak. Bukan hanya menemani Mas Bayu di atas ranjang. "Aku mendobrak kamar Lana saat dia kerokan. Dia memintaku bertanggung jawab karena sudah melihat tubuhnya tanpa busana, tapi hanya sekilas," ucapnya dengan raut bersalah. "Astagfirullahalladzim...." Aku menutup mulut ini rapat. Syok, rasanya tak percaya jika Mas Bayu bisa melakukan hal itu."Nia

    Huling Na-update : 2022-08-07

Pinakabagong kabanata

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Ending season 1

    "Nisa," ucapku lirih. "Walailaikumsalam, sini duduk, Nis," jawaban Hanin membuat mereka tersentak. Terkejut atas kedatangan Nisa membuat kami lupa menjawab salam. Meski kami tahu wajib hukumnya. "Untuk apa kamu datang kemari, Nis? Gara-gara kamu Hanin jadi kehilangan anaknya."Mendadak wajah Nisa menjadi pias. Ucapan Mama bagai halilintar yang menyambar hingga ia terkapar tak sadarkan diri. "Nisa tak salah, Ma. Tanpa kehadiran Nisa, Natasya bisa berbuat nekat." Mama diam seketika. "Mbak Hanin sudah baik-baik saja?" Nisa mendekat lalu duduk di samping Hanin. Kedatangan Nisa disituasi seperti ini membuatku tidak tahu harus berbuat apa? Aku menjadi seba salah. Orang-orang yang hendak pergi justru kembali duduk dan berdiri di tempat masing-masing. Kedatangan Nisa bagai magnet yang menarik perhatian orang. "Aku baik-baik saja, Nis. Ini cewek atau cowok?" Hanin mengelus perut Hanin yang membukit. "Cowok, Mbak, seperti Kak Azha dan Kak Ali."Astagfirullah... Aku sampai tak tahu apa

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Dia Datang

    Pov BayuEntah apa yang akan kukatakan kepada Hanin? Jujur pasti menyakitkan tapi aku tidak punya pilihan lain. Hanya rangkaian kata agar kebenaran yang akan aku sampaikan tak sampai menggores hatinya terlalu dalam. "Mas...," panggilnya lirih. Aku menoleh lalu tersenyum ke arahnya. "Anak-anak di mana?" "Mereka ada di kamar inap khusus anak-anak, ditemani Bunda dan Ayah."Aku sedikit heran dengan pertanyaannya. Biasanya ibu setelah melahirkan akan menanyakan bayi yang ia lahirkan. Namun tidak dengan Hanin. Dia justru menanyakan kabar anak-anak terlebih dahulu. "Kamu heran kenapa aku tak bertanya bayiku?" Aku mengangguk, Hanin seolah mampu membaca pikiranku. "Aku tahu bayi kita meninggal, Mas. Saat di sekap pergerakannya di dalam perut sudah berbeda. Ditambah saat membuka mata bayi mungil itu tak ada di kamar ini. Benar, kan, Mas tebakanku?" ucapnya dengan linangan air mata membasahi pipi. Tanpa diminta kupeluk dia. Kutenangkan tangisnya dalam dekapanku. Ini adalah kabar buruk ba

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Meninggal Dunia

    "Pak Bayu ditunggu dokter di depan ruang operasi.""Bagaimana keadaan anak dan istri saya, Sus?""Dokter yang akan menyampaikan," ucapnya pelan. Perasaanku semakin tak, tapi aku tidak ingin berpikir buruk. Aku yakin mereka akan baik-baik saja. Aku melangkah mengikuti suster itu. Dari kejauhan sudah terlihat dokter yang duduk tepat di depan ruang operasi. Mendadak jantung dipacu lebih cepat. Perasaan semakin tak karuan. Ya Allah... Semoga ini bukan berita buruk. "Bagaimana keadaan anak dan istri saya, Dok? Mereka baik-baik saja, kan?" cecarku. Dokter yang menangani Hanin menghembuskan napas perlahan. Seakan ada beban berat yang masih ia tanggung di pundak. Ya Robb ... Jangan berikan aku cobaan yang berat. Aku tak akan sanggup kehilangan mereka. "Alhamdulillah Ibu Hanin dapat melewati operasi dengan baik. Saat ini beliau masih dalam pengaruh obat bius. Namun semuanya normal. Tinggal menunggu beliau sadarkan diri."Aku bernapas lega, seakan beban yang kutanggung di pundak jatuh di

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Hanin Masuk Rumah Sakit

    Setelah hampir satu jam akhirnya kami berhenti di depan sebuah rumah sakit swasta. Dengan cepat kami membopong tubuh Hanin menuju ruang IGD. "Suster ... Dokter!" teriakku lantang. Seorang suster dengan cepat membuka pintu ruang IGD. Perlahan kurebahkan tubuh Hanin di atas brankar. "Kenapa ini, Pak?" tanya Dokter berkacamata itu.Aku memberikan surat rujukan dari klinik Permata Hati. Kuceritakan juga kejadian yang menimpa Hanin hingga akhirnya ketubannya pecah dan tak sadarkan diri. "Suster siapkan ruang operasi. Telepon dokter bedah, dokter kandungan, dokter anastesi. Pasien harus segera dioperasi."Seorang suster segera menelepon dokter yang dimaksud. "Suster, pasang infuse, cek HB, pasien." Seorang suster dengan sigap memasang infus di tangan kiri Hanin. Aku hanya diam sembari terus berdoa. "Bapak tolong bawa ke administrasi. Tanda tangani surat izin untuk operasi." Aku mengangguk, dengan cepat berlari menuju bagian pendaftaran. Suasana rumah sakit terbilang sepi. Maklum saja

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Hanin Tak Sadarkan Diri

    "Aku... Aku...." Aku tak mampu melanjutkan kata-kata ini. Mulut ini mendadak kelu. Bagaimana aku bisa mengatakan cerai jika hati dan hidupku untuknya? "Aw... Sakit." Cairan bening keluar dari pangkal paha Hanin merembes hingga ke lantai. Hanin luruh di lantai, dia tak sadarkan diri."Hanin!" Aku berlari menuju ke arah istriku, tak kuhiraukan pisau yang masih dipegang oleh Natasya. Keselamatan Hanin dan anak kami jauh lebih penting. "Lepas! Lepaskan aku!"Pingsannya Hanin membuat konsentrasi Natasya terpecah, dengan mudah ia diringkus oleh dua orang polisi. PLAAK! "Wanita tak tahu malu, mulai sekarang pertunangan kita batal. Jangan tunjukkan wajah kamu di hadapanku lagi!" maki Raffi. Aku mendengar tapi enggan menoleh, pikiranku hanya tertuju pada Hanin. Polisi segera menyeret Natasya keluar. "Tolong, Pak."Pak Burhan dan seorang polisi membantuku mengangkat tubuh Hanin. Cairan bening masih saja keluar hingga membasahi gamis yang ia kenakan. Dalam hati terus berdoa semoga Allah

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Ancaman Natasya

    Pov Bayu"Natasya!" Raffi terkejut bukan main. Adikku tak menyangka jika kecurigaanku benar-benar menjadi kenyataan. Orang yang ia cinta dan perjuangkan justru menyakiti kakak iparnya. "Angkat tangan! Kalian sudah dikepung!" teriak Pak Burhan saraya menodongkan pistol ke arah mereka. Sontak dua lelaki dan Natasya mengangkat tangan ke atas. Pisau yang sempat dipegang lepas dari tangannya. "Ayah!" teriak Azha dan Alma. Kedua anakku melepas tangan Hanin, mereka hendak berjalan ke arah kami. "Azha, Alma tunggu, Nak," teriak Hanin sambil berusaha menarik tangan anak-anak. Namun mereka berhasil sampai di tengah-tengah ruangan. Seorang lelaki dengan perut buncit berjalan mendekat ke arah anak-anak. Jantungku seakan berhenti berdetak. Rasa takut kian memenuhi pikiran ini. "Azha, Alma mundur!" DOR! Satu buah timah panas mendarat tepat di kaki kanan lelaki dengan perut buncit itu. Lelaki itu tersungkur dengan darah segar mengucur dari betisnya. Untung saja Pak Burhan menembak tepat wak

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Menggrebek 2

    "Kukira kamu sudah menjelaskannya. Dia ikut dalam misi penting ini membuat aku yakin jika kamu sudah mengatakan siapa dalangnya, Bayu.""Dalang apa, Mas? Apa hubungannya dengan Natasya?" Raffi mencekal tanganku, tatapannya meminta sebuah penjelasan dariku. Aku mengatur napas, mengumpulkan pasokan oksigen agar aku bisa berpikir dengan jernih. Ah, lebih tepatnya supaya bisa mencari jawaban dengan tepat. "Natasya adalah dalang penculikan Hanin dan tindakan keji pada Nisa.""Tidak! Ini tidak mungkin, Natasya tidak mungkin sejahat itu, Mas. Dia itu calon istri aku, bukan penculik seperti yang Mas Bayu katakan." Raffi menggelengkan kepala. Sorot matanya tak mempercayai ucapanku. Ini wajah, karena aku juga sempat tak percaya hingga perlahan Tuhan membuka tabir gelap yang ia sembunyikan. "Aku harus meminta penjelasan dari Natasya, dia pasti bukan penculiknya. Mas Bayu pasti salah orang." Raffi merogoh saku celananya. Dengan cepat jemarinya menari di atas layar ponsel. Ini tidak bisa dibi

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Menggrebek

    Pov BayuNatasya kembali berjalan menuju mobilnya berada. Seketika jantungku berdetak kencang. Rasa takut kian besar kala jarak ke mobil semakin dekat. "Ya Tuhan, bagaimana ini?""Lho, Mas, kenapa mobilnya tidak dikunci?" tanyanya saat melihat kunci menggantunung di luar pintu. Natasya semakin mempercepat langkah kakinya. Mendadak kakiku lemas, sudah pasti rencana kami gagal. Ya Tuhan, aku pasrah dengan rencanaMu"Ya, ampun, Mas. Pintu dibuka dengan kunci menggantung, kalau mobilku sampai hilang bagaimana?" Natasya berdiri sambil menyilangkan tangan di dada. Sudut bibirku tertarik ke atas. Ternyata ketakutanku hilang. Pak Burhan bisa menyelesaikan tugas tepat waktu. Andai ia terlambat lima menit saja, sudah pasti semua akan hancur berantakan. "Mas Bayu malah bengong! Aku sedang ngomong lho, kenapa kunci di luar?""Itu karena aku khawatir dengan kamu, Nat. Aku membuka pintu lalu kembali ke restoran. Aku takut kamu kenapa-napa," dustaku. Kubuat wajah khawatir agar wanita itu percaya

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Memasang GPS 2

    "Tentang perceraian itu? Mas Bayu akan menceraikan Mbak Hanin, kan? Mas memilih berpisah dari pada melihat mereka tersiksa?" ucap Natasya dengan wajah berbinar. Dia seolah bahagia dengan perceraian yang terjadi antara aku dan Hanin. Apa jangan-jangan benar, dia dalang penculikan itu. Aku memang ragu dengan perkataan Syahla, tak mungkin Natasya sekejam itu. Namun melihat ekspresinya membuatku yakin,. Natasya-lah biang kerok masalah ini. "Apa kamu yakin dengan perceraian, mereka akan kembali? Penculik itu tak akan menyiksa Hanin dan anak-anak?" Aku mengatur napas yang terasa kian sesak. Meski aku tahu ini hanya sandiwara tapi kata cerai yang terucap begitu menyayat hati. Bagaimana aku bisa berkata cerai jika namanya terpatri di sanubari. "Aku yakin dia akan membebaskan Mbak Hanin dan anak-anak setelah Mas Bayu mengajukan gugatan cerai dan surat perjanjian tak akan rujuk dengan Mbak Hanin lagi." Aku menautkan dua alis mendengar ucapan Natasya. Surat perjanjian apa gang ia maksud? "S

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status