Pov NisaAku kemasi pakaian lalu memasukkannya ke dalam koper. Niat tinggal untuk beberapa minggu musnah sudah. Berkali-kali aku merutuki diri sendiri, kenapa aku lupa mengunci pintu. Aku terlalu terlena dengan sentuhan Mas Bayu hingga lupa jika anak-anak sudah bangun. Malu, ya jelas. Wanita mana yang tak malu dilihat tanpa busana yang menempel di tubuh. Aku serasa tak memiliki harga diri di depan anak-anak, apa lagi di depan Mama. "Sudah siap, Nis?" Aku membalikkan badan, Mas Bayu berjalan perlahan lalu berdiri tepat di belakangku. "Mas bantu bawa kopernya, Nis.""Teror itu bagaimana, Mas? Aku takut."Mas Bayu kembali meletakkan koper. Kini kedua tangannya menyentuh pipiku. "Mas akan pasang CCTV, Nis. Mas akan sambungkan ke ponsel kamu. Kalau ada apa-apa segera hubungi Mas. Kamu mengerti?" Aku mengangguk pasrah. Kalau boleh meminta, aku ingin tetap tinggal di sini. Selain aku dapat bersama Mas Bayu setiap hari, di rumah Mbak Hanin aku merasa menemukan sebuah keluarga yang begit
Last Updated : 2022-09-18 Read more