Share

Larangan

last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-23 13:25:20

Pov Bayu

"Yang namanya ibu hamil pasti baperan. Mas harus ekstra sabar melayani sikap kekanak-kanakan aku dan Hanin. Semua ini karena perubahan horman yang kami alami. Mas sudah berpengalaman menghadapi ibu hamil ... Jadi tak masalah, kan?" ucap Hanin setelah menjatuhkan bobot di sofa ruang keluarga.

Wanita yang telah melimpahkan perhatian dan kasih sayang itu menyandarkan kepala di pundakku, tangannya memainkan jemari kiri ini.

"Mas masih berantem dengan Nisa?" tanyanya lagi.

Sejak pulang dari kantor aku hanya diam membisu. Bayangan Nisa berbagi kehangatan dengan lelaki lain menyita perhatianku. Aku hanya mendengar perkataan Hanin,tapi tidak untuk menjawabnya. Mendengar nama Nisa saja sudah membuat moodku hancur berantakan.

"Mengalahlah pada Nisa, Mas."

Inikah wanita yang Nisa tuduh? Dia justru perhatian dengan adik madunya. Namun Nisa ... Teganya ia menuduh Hanin seperti itu.

"Kenapa, Mas?" tanya Hanin karena mulut ini kelu. Hingga dari tadi aku hanya diam membisu.

Mungkin Han
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Lelaki Di masa Lalu 1

    Pov Nisa"Ja-jangan, Mbak.""Kenapa? Apa alasan kamu melarang kami lapor polisi?" cecar Mbak Hanin lagi. Aduh... Bagaimana ini? Tak mungkin aku mengatakan kebenarannya. Selama ini aku sudah menutup rapat latar belakang keluargaku. Kalau sampai mereka lapor polisi sudah pasti semuanya akan terbongkar. Aku adalah anak dadi hasil hubungan gelap antara polisi dan seorang wanita malam. Ya, ibuku seorang pemuas hasrat lelaki. Dia berhubungan dengan polisi hingga melahirkan seorang bayi perempuan, dan itu aku. Hubungan mereka terbongkar saat aku memasuki bangku sekolah dasar. Ibu dilabrak oleh istri sah ayahku. Aksi hajar menghajar terjadi di depan umum, tepatnya di depan rumah kontrakan yang kami tempati. Aku masih ingat saat rambut ibu ditarik lalu diseret di halaman rumah. Tak hanya istri polisi itu, rombongan wanita yang mendukung ikut menghajar ibuku habis-habisan hingga akhirnya ibuku meregang nyawa di tangan mereka. Aku meronta menangisi wanita yang melahirkanku itu. Namun tangis

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   LELAKI DI MASA LALU 2

    Pov Nisa 2Aku dan Mbak Hanin duduk di depan polisi. Perlahan kuceritakan kronologi yang kualami. Kutahan rasa malu yang menyelimuti. Kalau saja memiliki mantra menghilang, sudah dari tadi kubaca. "Apa Mbak Nisa yakin seorang wanita yang menyuruh lelaki itu memperkosa Mbak?" Polisi dengan nama Wawan itu menatapku penuh selidik. "Saya yakin, Pak. Dia memang memakai pakaian dan penutup wajah serba hitam. Tapi saya sangat yakin dia seorang wanita. Dari suara dan postur tubuhnya, dia pasti perempuan.""Apa Mbak Nisa kenal dengan suara itu? Mungkin mirip dengan suara seseorang, teman atau saudara barang kali."Aku diam mencoba mengingat suara wanita itu. Suara itu memang sangat familiar, tapi aku tak tahu siapa pemiliknya? Rasa takut membuatku tak mampu berpikir jernih. Aku menggeleng, takut salah tebak lalu menimbulkan masalah baru. "Kami akan memproses pengaduan Bu Nisa, jika ada sesuatu segera hubungi kantor polisi.""Bagaimana kalau Nisa diancam lagi, Pak? Atau mungkin orang itu da

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Viral

    "Bukan hanya mengenal, Mbak. Lelaki ini adalah ayahku. Dia lelaki yang meninggalkan seorang gadis dihari kematian ibunya. Dia lelaki yang tak memberikan keadilan pada wanita teraniaya hanya karena wanita itu seorang kupu-kupu malam. Dia diam di atas penderitaanku." Lagi dan lagi aku hanya bisa berbicara dalam hati. Tak mungkin kukatakan di muka umum kalau dia ayahku. Itu namanya aku bunuh diri. "Wajah Bu Nisa begitu familliar, apa mungkin kita pernah bertemu?" tanya Pak Burhan lagi. "Tidak, saya baru pertama kali bertemu dengan Pak Burhan."Pak Burhan seakan tak percaya dengan jawaban yang keluar dari mulutku. Dia berusaha mencari kejujuran dari sorot mata ini, tapi dengan cepat kualihkan pandangan. "Mungkin Bapak salah orang," ucap Mas Bayu. "Iya, bisa jadi saya salah orang. Maaf Bu Nisa." Aku mengangguk. "Kami permisi dulu, Pak," ucap Mas Bayu lalu menyalami lelaki tua itu. ***Hidup memang penuh kejutan yang tak terduga. Tuhan selalu memiliki rencana yang tak mampu diprediksi

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Viral 2

    Aku segera membuka aplikasi dengan logo F berwarna biru. Belum sempat aku mencari video viral, beberapa pesan masuk di aplikasi berwarna hijau. [Video itu benar, Nis][Astagfirullahalazim, apa tidak puas kamu menjadi istri kedua, Nis?][Sekali murahan akan tetap murahan.][Aku mau pakai dong, Nis!]Bulir demi bulir jatuh membasahi pipi, aku tak sanggup lagi membaca pesan yang merendahkan aku sebagai seorang perempuan. Kunonaktifkan ponsel. Melangkah gontai memasuki rumah, sesekali bulir jatuh membasahi hijab yang kukenakan. Aku tak sanggup lagi beradu pandang dengan orang lain. Rasa malu kian mendominasi, bagaimana bisa aku keluar rumah dengan tatapan mencemooh mereka hadiahkan padaku. Dunia memang kejam, para korban tindak asusila sering kali mendapat hujatan. Alih-alih mereka bersimpati dan memberi dukungan. Mereka justru tertawa di atas penderitaan. Orang-orang tak memiliki hati nurani, aib seseorang justru dijadikan topik perbincangan. Jadi benar, ibu-ibu yang tadi lewat tenga

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-27
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Dia Ayah Nisa

    Pov Bayu"Ceraikan dia, Bayu!"Aku diam sambil menggelengkan kepala, tak mungkin aku menceraikan Nisa, dia tengah mengandung anakku. Melangkah mendekati Mama, perlahan kutuntun lalu duduk di ruang keluarga. Sesaat kubiarkan Nisa menangis sambil memegangi koper besar berisi pakaiannya. Sesekali ia elus perut yang mulai terlihat membukit itu. Ruang keluarga tak terlalu jauh dari tempat Nisa berdiri sambil mengusap air mata yang membanjiri pipinya. "Kamu mau bela wanita mur*han seperti dia? Harusnya kamu dengarkan Mama, Bay. Cari istri yang jelas asal usul keluarganya. Bukan seperti ini. Dia bukan hanya melempar kotoran di wajah kamu, tapi juga di wajah mama. Mau ditaruh mana muka Mama ini, Bayu?" Mama menutup wajah dengan kedua telapak tangan, tubuhnya bergetar. “Harusnya kamu tak pernah menikah dengan Nisa,Bay. Harusnya kamu konsultasi ke dokter sebelum memutuskan menikah jika ujungnya akan seperti ini. Kamu mempermalukan Mama dan keluarga besar. Kalau saja Papa masih hidup,sudah

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-28
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Dia Ayah Nisa 2

    Pov BayuTak berapa lama terdengar suara pintu diketuk dari luar. Aku lekas berdiri, berjalan ke arah pintu lalu membukanya. Menautkan dua alis ketika melihat Pak Burhan berada di depanku seorang diri. Apa kasus ini ditangani oleh beliau? Tapi bukankah beliau mau pensiun? Lagi dan lagi kepalaku dipenuhi tanda tanya. "Boleh saya masuk, Pak Bayu?" tanyanya menyentakku dari lamunan. Malu, ternyata aku justru melamun, memikirkan berbagi praduga hingga mengabaikan tamu di depan mata. "Silakan, Pak." Kupersilakan Pak Burhan duduk di sofa. "Maaf, ada perlu apa Pak Burhan datang kemari?" tanyaku pelan. "Saya tidak diberi minum, Pak? Hehehe... Percakapan kita akan panjang.""Astaghfirullah, maaf, Pak saya lupa."Dengan cepat aku menghubungi OB untuk membuatkan dua cangkir kopi dan mengirimkannya ke ruanganku. "Apa ini menyangkut kasus istri saya, Pak? Mungkin Pak Burhan yang menanganinya?" ucapku langsung setelah menjatuhkan bobot tepat di sebelah kiri Pak Burhan. "Saya tidak menangani

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-29
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Pesan Ancaman

    POV HANINDeru suara mobil terdengar memasuki halaman rumah. Perlahan aku berjalan menuju teras. Kusambut lelaki yang baru saja datang dari bekerja,berjuang untuk memenuhi kebutuhan kami. Aku selalu berdoa kepada Illahi Robbi agar lelah yang ia rasakan menjadi ladang pahala di mata Sang Pencipta.“Assalamualaikum,Mas,”ucapku saat Mas Bayu berjalan melewatiku tanpa mengucapkan salam apa lagi mencium kening ini.“Ya Allah ... maaf,Dek Mas tidak lihat kamu,” ucapnya seraya membalikkan badan kemudian berjalan mendekatiku yang ada di depan pintu.Apa aku seperti semut yang tak terlihat dalam jarak satu meter? Hingga ia tak mampu melihat wanita dengan perut membukit seperti ini. Atau Mas Bayu tengah melamun hingga tak sadar ada orang yang menantinya di teras depan. Ya mungkin dia sedang memikirkan masalah kantor yang begitu banyak.“Mas Bayu mau mandi atau minum kopi dulu?” tanyaku mengalihkan pembicaraan.“Mandi dulu saja,Nin.” Mas Bayu melangkah menuju kamar di lantai bawah. Kamar tamu ya

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-30
  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Pesan Ancaman 2

    "Hu hu hu, Ayah gak mau ke alun-alun, Bun?" Alma menangis sambil memeluk tubuhku. Aku harus bagaimana? Tubuhku saja mudah lelah, tak mungkin mengajak Azha, Alma dan Ali hanya ditemani Bi Leha. Aku tidak akan kuat. "Lho, Alma kenapa menangis?" tanya Natasya yang tiba-tiba berada di belakangku. Alma memeluk tubuh Natasya, ia curahkan isi hatinya. Tangisnya kian menjadi saat menceritakan penolakan ayahnya. "Nanti ke alun-alun sama Om dan Tante, ya? Sekarang Alma ganti baju dulu. Jangan lupa minta Kak Azha ganti baju juga, kita pergi sama-sama," ucap Natasya seraya mengelus surai hitam putriku. Alma melompat sambil berteriak senang. Air mata yang menetes lenyap seketika, kini hanya tawa yang memenuhi ruangan ini. Sesederhana kebahagiaan mereka, andai Mas Bayu sedikit mengalah, mungkin tak akan ada drama. "Raffi mana, Nat?" Kepalaku berputar, mencari sosok adik ipar yang belum nampak batang hidungnya. "Masih di luar, Mbak. Maaf tadi aku masuk begitu saja.""Tak apa, anggap saja ruma

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-01

Bab terbaru

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Ending season 1

    "Nisa," ucapku lirih. "Walailaikumsalam, sini duduk, Nis," jawaban Hanin membuat mereka tersentak. Terkejut atas kedatangan Nisa membuat kami lupa menjawab salam. Meski kami tahu wajib hukumnya. "Untuk apa kamu datang kemari, Nis? Gara-gara kamu Hanin jadi kehilangan anaknya."Mendadak wajah Nisa menjadi pias. Ucapan Mama bagai halilintar yang menyambar hingga ia terkapar tak sadarkan diri. "Nisa tak salah, Ma. Tanpa kehadiran Nisa, Natasya bisa berbuat nekat." Mama diam seketika. "Mbak Hanin sudah baik-baik saja?" Nisa mendekat lalu duduk di samping Hanin. Kedatangan Nisa disituasi seperti ini membuatku tidak tahu harus berbuat apa? Aku menjadi seba salah. Orang-orang yang hendak pergi justru kembali duduk dan berdiri di tempat masing-masing. Kedatangan Nisa bagai magnet yang menarik perhatian orang. "Aku baik-baik saja, Nis. Ini cewek atau cowok?" Hanin mengelus perut Hanin yang membukit. "Cowok, Mbak, seperti Kak Azha dan Kak Ali."Astagfirullah... Aku sampai tak tahu apa

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Dia Datang

    Pov BayuEntah apa yang akan kukatakan kepada Hanin? Jujur pasti menyakitkan tapi aku tidak punya pilihan lain. Hanya rangkaian kata agar kebenaran yang akan aku sampaikan tak sampai menggores hatinya terlalu dalam. "Mas...," panggilnya lirih. Aku menoleh lalu tersenyum ke arahnya. "Anak-anak di mana?" "Mereka ada di kamar inap khusus anak-anak, ditemani Bunda dan Ayah."Aku sedikit heran dengan pertanyaannya. Biasanya ibu setelah melahirkan akan menanyakan bayi yang ia lahirkan. Namun tidak dengan Hanin. Dia justru menanyakan kabar anak-anak terlebih dahulu. "Kamu heran kenapa aku tak bertanya bayiku?" Aku mengangguk, Hanin seolah mampu membaca pikiranku. "Aku tahu bayi kita meninggal, Mas. Saat di sekap pergerakannya di dalam perut sudah berbeda. Ditambah saat membuka mata bayi mungil itu tak ada di kamar ini. Benar, kan, Mas tebakanku?" ucapnya dengan linangan air mata membasahi pipi. Tanpa diminta kupeluk dia. Kutenangkan tangisnya dalam dekapanku. Ini adalah kabar buruk ba

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Meninggal Dunia

    "Pak Bayu ditunggu dokter di depan ruang operasi.""Bagaimana keadaan anak dan istri saya, Sus?""Dokter yang akan menyampaikan," ucapnya pelan. Perasaanku semakin tak, tapi aku tidak ingin berpikir buruk. Aku yakin mereka akan baik-baik saja. Aku melangkah mengikuti suster itu. Dari kejauhan sudah terlihat dokter yang duduk tepat di depan ruang operasi. Mendadak jantung dipacu lebih cepat. Perasaan semakin tak karuan. Ya Allah... Semoga ini bukan berita buruk. "Bagaimana keadaan anak dan istri saya, Dok? Mereka baik-baik saja, kan?" cecarku. Dokter yang menangani Hanin menghembuskan napas perlahan. Seakan ada beban berat yang masih ia tanggung di pundak. Ya Robb ... Jangan berikan aku cobaan yang berat. Aku tak akan sanggup kehilangan mereka. "Alhamdulillah Ibu Hanin dapat melewati operasi dengan baik. Saat ini beliau masih dalam pengaruh obat bius. Namun semuanya normal. Tinggal menunggu beliau sadarkan diri."Aku bernapas lega, seakan beban yang kutanggung di pundak jatuh di

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Hanin Masuk Rumah Sakit

    Setelah hampir satu jam akhirnya kami berhenti di depan sebuah rumah sakit swasta. Dengan cepat kami membopong tubuh Hanin menuju ruang IGD. "Suster ... Dokter!" teriakku lantang. Seorang suster dengan cepat membuka pintu ruang IGD. Perlahan kurebahkan tubuh Hanin di atas brankar. "Kenapa ini, Pak?" tanya Dokter berkacamata itu.Aku memberikan surat rujukan dari klinik Permata Hati. Kuceritakan juga kejadian yang menimpa Hanin hingga akhirnya ketubannya pecah dan tak sadarkan diri. "Suster siapkan ruang operasi. Telepon dokter bedah, dokter kandungan, dokter anastesi. Pasien harus segera dioperasi."Seorang suster segera menelepon dokter yang dimaksud. "Suster, pasang infuse, cek HB, pasien." Seorang suster dengan sigap memasang infus di tangan kiri Hanin. Aku hanya diam sembari terus berdoa. "Bapak tolong bawa ke administrasi. Tanda tangani surat izin untuk operasi." Aku mengangguk, dengan cepat berlari menuju bagian pendaftaran. Suasana rumah sakit terbilang sepi. Maklum saja

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Hanin Tak Sadarkan Diri

    "Aku... Aku...." Aku tak mampu melanjutkan kata-kata ini. Mulut ini mendadak kelu. Bagaimana aku bisa mengatakan cerai jika hati dan hidupku untuknya? "Aw... Sakit." Cairan bening keluar dari pangkal paha Hanin merembes hingga ke lantai. Hanin luruh di lantai, dia tak sadarkan diri."Hanin!" Aku berlari menuju ke arah istriku, tak kuhiraukan pisau yang masih dipegang oleh Natasya. Keselamatan Hanin dan anak kami jauh lebih penting. "Lepas! Lepaskan aku!"Pingsannya Hanin membuat konsentrasi Natasya terpecah, dengan mudah ia diringkus oleh dua orang polisi. PLAAK! "Wanita tak tahu malu, mulai sekarang pertunangan kita batal. Jangan tunjukkan wajah kamu di hadapanku lagi!" maki Raffi. Aku mendengar tapi enggan menoleh, pikiranku hanya tertuju pada Hanin. Polisi segera menyeret Natasya keluar. "Tolong, Pak."Pak Burhan dan seorang polisi membantuku mengangkat tubuh Hanin. Cairan bening masih saja keluar hingga membasahi gamis yang ia kenakan. Dalam hati terus berdoa semoga Allah

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Ancaman Natasya

    Pov Bayu"Natasya!" Raffi terkejut bukan main. Adikku tak menyangka jika kecurigaanku benar-benar menjadi kenyataan. Orang yang ia cinta dan perjuangkan justru menyakiti kakak iparnya. "Angkat tangan! Kalian sudah dikepung!" teriak Pak Burhan saraya menodongkan pistol ke arah mereka. Sontak dua lelaki dan Natasya mengangkat tangan ke atas. Pisau yang sempat dipegang lepas dari tangannya. "Ayah!" teriak Azha dan Alma. Kedua anakku melepas tangan Hanin, mereka hendak berjalan ke arah kami. "Azha, Alma tunggu, Nak," teriak Hanin sambil berusaha menarik tangan anak-anak. Namun mereka berhasil sampai di tengah-tengah ruangan. Seorang lelaki dengan perut buncit berjalan mendekat ke arah anak-anak. Jantungku seakan berhenti berdetak. Rasa takut kian memenuhi pikiran ini. "Azha, Alma mundur!" DOR! Satu buah timah panas mendarat tepat di kaki kanan lelaki dengan perut buncit itu. Lelaki itu tersungkur dengan darah segar mengucur dari betisnya. Untung saja Pak Burhan menembak tepat wak

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Menggrebek 2

    "Kukira kamu sudah menjelaskannya. Dia ikut dalam misi penting ini membuat aku yakin jika kamu sudah mengatakan siapa dalangnya, Bayu.""Dalang apa, Mas? Apa hubungannya dengan Natasya?" Raffi mencekal tanganku, tatapannya meminta sebuah penjelasan dariku. Aku mengatur napas, mengumpulkan pasokan oksigen agar aku bisa berpikir dengan jernih. Ah, lebih tepatnya supaya bisa mencari jawaban dengan tepat. "Natasya adalah dalang penculikan Hanin dan tindakan keji pada Nisa.""Tidak! Ini tidak mungkin, Natasya tidak mungkin sejahat itu, Mas. Dia itu calon istri aku, bukan penculik seperti yang Mas Bayu katakan." Raffi menggelengkan kepala. Sorot matanya tak mempercayai ucapanku. Ini wajah, karena aku juga sempat tak percaya hingga perlahan Tuhan membuka tabir gelap yang ia sembunyikan. "Aku harus meminta penjelasan dari Natasya, dia pasti bukan penculiknya. Mas Bayu pasti salah orang." Raffi merogoh saku celananya. Dengan cepat jemarinya menari di atas layar ponsel. Ini tidak bisa dibi

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Menggrebek

    Pov BayuNatasya kembali berjalan menuju mobilnya berada. Seketika jantungku berdetak kencang. Rasa takut kian besar kala jarak ke mobil semakin dekat. "Ya Tuhan, bagaimana ini?""Lho, Mas, kenapa mobilnya tidak dikunci?" tanyanya saat melihat kunci menggantunung di luar pintu. Natasya semakin mempercepat langkah kakinya. Mendadak kakiku lemas, sudah pasti rencana kami gagal. Ya Tuhan, aku pasrah dengan rencanaMu"Ya, ampun, Mas. Pintu dibuka dengan kunci menggantung, kalau mobilku sampai hilang bagaimana?" Natasya berdiri sambil menyilangkan tangan di dada. Sudut bibirku tertarik ke atas. Ternyata ketakutanku hilang. Pak Burhan bisa menyelesaikan tugas tepat waktu. Andai ia terlambat lima menit saja, sudah pasti semua akan hancur berantakan. "Mas Bayu malah bengong! Aku sedang ngomong lho, kenapa kunci di luar?""Itu karena aku khawatir dengan kamu, Nat. Aku membuka pintu lalu kembali ke restoran. Aku takut kamu kenapa-napa," dustaku. Kubuat wajah khawatir agar wanita itu percaya

  • KEINGINAN BERLEBIH SUAMIKU   Memasang GPS 2

    "Tentang perceraian itu? Mas Bayu akan menceraikan Mbak Hanin, kan? Mas memilih berpisah dari pada melihat mereka tersiksa?" ucap Natasya dengan wajah berbinar. Dia seolah bahagia dengan perceraian yang terjadi antara aku dan Hanin. Apa jangan-jangan benar, dia dalang penculikan itu. Aku memang ragu dengan perkataan Syahla, tak mungkin Natasya sekejam itu. Namun melihat ekspresinya membuatku yakin,. Natasya-lah biang kerok masalah ini. "Apa kamu yakin dengan perceraian, mereka akan kembali? Penculik itu tak akan menyiksa Hanin dan anak-anak?" Aku mengatur napas yang terasa kian sesak. Meski aku tahu ini hanya sandiwara tapi kata cerai yang terucap begitu menyayat hati. Bagaimana aku bisa berkata cerai jika namanya terpatri di sanubari. "Aku yakin dia akan membebaskan Mbak Hanin dan anak-anak setelah Mas Bayu mengajukan gugatan cerai dan surat perjanjian tak akan rujuk dengan Mbak Hanin lagi." Aku menautkan dua alis mendengar ucapan Natasya. Surat perjanjian apa gang ia maksud? "S

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status