“Selamat, ya, sudah jadi ibu.” Ucapan itu tulus diberikan Citra sebagai seorang sahabat. Lalu, ia memeluk sahabatnya itu hangat, meski Rani masih terbaring di ranjangnya.Operasi berjalan lancar. Sayangnya, bayinya harus masuk inkubator karena terlalu dini dilahirkan. “Bagaimana anakku, Citra?” tanya Rani sambil menatap Citra penuh harap. “Cantik! Mirip bundanya,” sahut Citra sambil mengusap pundak Rani.Senyuman Citra masih sama seperti yang dulu. Ia selalu ikut bahagia jika sahabatnya bergembira. Meski bisa jadi, kali ini ada rasa yang berbeda. Mengingat, anak itu adalah buah cinta suaminya dengan perempuan lain.“Tuh, Om nya yang kemaren mengadzani si cantik,” tunjuk Citra pada Farhan yang masih menunjukkan raut jutek, berdiri di ujung ranjang. Laki-laki itu hanya mencebik sembari mengangkat satu alisnya.“Makasih, ya,” kata Rani lirih sambil menatap Farhan.Lelaki yang baru diketahuinya adalah adik iparnya. Wajahnya tak kalah tampan dengan kakaknya. Bedanya, lelaki ini betah mel
Terakhir Diperbarui : 2022-09-18 Baca selengkapnya