“Ayo, lah, Citra. Aku antar kamu ke dokter,” bujuk Farhan saat berkunjung ke rumah Citra. Hampir setiap hari sepulang dari kantor dia mengunjungi Citra dan anak-anaknya.Meskipun papa dan mamanya sudah kembali ke Bandung, Farhan tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Toh, anak-anak Citra juga keponakannya. Tentunya papa dan mamanya tetap akan menyayanginya jika kelak Citra menjadi istrinya. “Han, aku nggak papa. Aku sehat. Percaya, deh,” tolak Citra. Teman sewaktu kuliahnya itu sebenarnya sejak dulu sangat perhatian. Tapi, siapa sangka jika ternyata dia menyimpan rasa. Farhan mendesah kesal. Wanita di depannya ini masih sama seperti dulu. Keras kepala. Tak pernah mau menerima bantuannya. Sewaktu kuliah memang Farhan sudah berusaha mendekati. Tapi, entah kenapa, justru kakaknya yang berhasil mencuri hati Citra. Mungkin karena sifat Farhan yang pemalu dan tertutup, sehingga tak segera berani menyatakan cintanya. Hingga akhirnya, dia terlambat menyatakannya, di saat hati Citra sudah
Baca selengkapnya