All Chapters of Terpaksa Menikahi: Chapter 21 - Chapter 30

77 Chapters

chapter 21

"Apa maksudmu beruntung?" seru Vio tidak iklas menatap sahabatnya itu."Lihat!"Davi menunjukkan layar hp nya. Tampak beberapa artikel tentang Bastian Argantara Zoe.Vio seketika membelalakkan matanya."Apa ini?""Kau tidak lihat? Tampan. Kaya. Disegani. Bukamkah dia pria yang sempurna?" seru Davi menepuk punggung Vio dengan keras."Hahahah..." Vio tertawa canggung yang tak enak didengar."Kok ketawamu gitu sih?""Entah aku harus percaya dengan artikel semacam ini atau percaya pada mataku sendiri." Vio mulai berkemas."Yyaahh.. memang di tulis di sini dia memiliki temperamen yang unik." ucap Davi, mulai berlagak detektif."Tapi mungkin juga ini salah satu pencitraan nya." Davi melihat aktifitas berkemas Vio."Apa yang kamu lakukan?""Berkemas Dav.""Kau mau pindah??" tanya Davi heran dengan kening berkerut."Heemm...""Ke mana? Kembali kerumahmu?" sedikit heran."tidaak. Sudah susah payah aku keluar dari rumah itu. Tak mungkin aku kembali ke sana.""Lalu?""Aku akan pindah ke vila orang
Read more

bab 22

"Sayangku" sapa Mariah mendekat. "Kau sudah bangun?"Hendra membuka matanya, lalu mencoba bangun duduk dan bersandar pada kepala brankar. Mariah membantunya."Terima kasih istriku." ucapnya lemah."Kamu sudah makan?"Mariah mengambil bungkusan yang Vio tinggalkan diatas meja, lalu membukanya. menyusunnya dan mengambil satu lauk dan menyuapkannya pada Hendra."Ini adalah makan kesukaanku. Terima kasih Istriku. Kamu sangat perhatian." ucap Hendra yang berfikir jika makanan itu dari istrinya Maria."Makanlah yang banyak." ucap Mariah lagi menyuapi suaminya. Tanpa mengatakan jika makanan itu sudah ada disana atau bukan dia yang membawanya.Biarkan saja! Siapa peduli ini dari siapa? Yang penting aku yang dapat muka. batin Mariah saat itu.Di lain pihak, di vila Bastian. Vio disambut oleh Bibi Ana dengan suka cita."Nyonya Vio, akhirmya anda tinggal disini juga." sambut Bibi Ana dengan antusias. "Mari saya antarkan ke kamar Nyonya." ajak Bibi Ana lagi.Sesampainya di kamar Bastian."Apa?" V
Read more

bab 23

Vio baru saja turun dari taksi online yang dia pesan tadi didepan gedung Hongfang."Vio!"Violita menoleh, Nino mendekat, pria itulah yang tadi memanggilnya."Iya pak." Vio menunduk hormat."Jangan lupa Hari ini kita kunjungan ke Alexander grub." Nino mengingatkan. Mereka pun berjalan beriringan masuk kedalam gedung Hongfang corp."Aaaa.... saya minta ijin dulu pada Pak Dira ya pak. " ucap Vio,"Ooohh.. masalah itu sudah kami bicarakan. Kamu akan langsung pada penanganan saya.""Apa?" Vio terkejut. Dia hanya seorang enginer biasa. Bagaimana bisa langsung berhubungan dengan pemilik perusahaan. Bukankah itu melanggar kebijakan?"Tapi, saya pikir itu tidak sesuai dengan prosedur, pak Nino." ucap Vio sedikit keberatan, dia sadar jika seperti ini hanya akan membuat para rekannya cemburu."Itu, kebijakan baru."Sahut Nino mengambil langkah lebar.Meninggalkan vio yang terbengong, dan berhenti sejenak.
Read more

bab 24

Vio tersenyum menang."Apa kau mau melanjutkannya, Senior?" Sinis Vio dengan wajah sombongnya. Dia tau jika rekaman CCTV nya dibuka, sudah pasti kebohongan Reina terbongkar."Uugghhh.."Reina tersudut,"Sudahlah, aku akan memaafkanmu dan tidak mempermasalahkan hal ini."Vio terkekeh."Kau pasti sangat ketakutan senior." cibir Vio melangkah pergi."Kalau begitu inginn membuka CCTV lakukan saja. aku tidak tertarik."Di kejauhan Rena menyaksikan drama itu, tersenyum sinis."Vio."Vio menoleh. Dia merasa muak dengan wanita yang baru saja memanggilnya itu."Mau apa lagi kamu, Rena?" tanya Vio datar."Aku sudah berniat melupakan mu.""Kenapa kamu bisa ikut dalam project A?""Apa urusannya denganmu?""Aku manager perencanaan disini Vi. Ingat, posisiku lebih tinggi darimu." ucap Rena akuh."Hmmpppttt..... Kamu pasti lupa kami klien disini. Mau setinggi apapun jabatanmu jika klien tidak puas.... Kau tau sendiri kan?" balas Vio datar dengan diselipi sedikit cemoohan."Yang menentukan puas tidaknya b
Read more

bab 25

Vio berjalan di lorong rumah sakit. Tentu saja Nino ikut bersamanya.Akhirnya aku tak bisa lepas juga dari pria ini. Batin Vio melirik pria yang berjalan di sampingnya itu.Kenapa dia memaksa sekali. Benar-benar menyebalkan. Pikir Vio berjalan terus menuju ruangan Papanya di rawat.Vio menggeser pintu ruang VIP itu, mendapati Papanya sedang duduk bersandar pada kepala brankar. Sepertinya sedang menonton tivi, matanya fokus kedepan kadang diselingi tawa. Di samping nya, Mariah duduk di kursi sebelah brankar. Tangannya sibuk mengupas apel. Menatap ke arah yang sama."Papa."panggil Vio pelan.Hendra dan Mariah menoleh ke arahnya. Vio masuk lebih dulu di susul oleh Nino."Akhirnya kamu datang juga."celetuk Hendra sedikit kesal pada Vio karena merasa tak dipedulikan oleh vio selama ini."Papamu sakit keras begini kenapa baru datang?"Mariah tersenyum sinis pada Vio."Benar! Anak gadis mana ini yang baru muncul. Benar-benar tida
Read more

bab 26

Vio tertegun, melihat Nino berdiri diujung lorong, sepertinya dia menyaksikan drama tak mengenakkan tadi. Wajah Vio berubah jadi tak enak. Nino menatapnya datar."Kau melihatnya.""Pertengkaran kalian begitu keras, bagaimana aku tidak tertarik untuk melihat?" terang Nino tersenyum kecut."Huuhh.. Memalukan. Ini di rumah sakit."Vio menepuk jidatnya sendiri. Dan melangkahkan kakinya lagi untuk pergi. Nino menyesuaikan langkah."Ternyata kalian punya hubungan yang rumit."ucap nino."Itu ranah pribadiku, PAK NINO." tegas Vio menekankan sebutan nama atasannya."Baiklah. Kau sampai ngucapkan sebutan tak ramah itu." kata Nino tersenyum geli.Sesampainya mereka di depan gedung rumah sakit."Tunggulah disini. Aku ambil mobil dulu." kata Nino berlari kecil."Nggak usah aku sudah panggil taksi online."tolak Vio cepat."Cancel." sahut Nino sampai tubuhnya tak terlihat lagi.Vio menghela nafasnya.
Read more

bab 27

Bastian dan Vio menikmati kare yang tadi dimasak Vio sendiri akhirnya. Mereka makan dengan tenang dan hening.Bastian melirik Vio yang ternyata makan sambil menoleh kearahnya. Membuat Pria itu salah tingkah.Hmmmppp... Sebenarnya dia lucu juga. Baru diperhatikan sedikit saja sudah terlihat salah tingkah. Apa dia memang sepolos ini? Tapi bagaimana bisa dia menekan perusahaan papa jika bodoh begini.Vio menghela nafasnya."Apa kare nya enak?""Heemmm...""Kalau begitu, makan yang banyak." ucap Vio dengan senyum manisnya."Baiklah." kata Bastian, "Aku tambah."lanjutnya menunjukan piringnya yang kosong.Vio tersenyum lebar."Bibi Ana, tuan Bastian mau tambah.""Baik Nyonya." Bibi Ana mengambil piring Bastian dan mengisinya lagi dengan kare."Makan!" ucap Vio geli.beberapa saat."Nambah.""Bibi Ana." nyanyian suara Vio."Baik nyonya." Bibi Ana menjawab dengan rian
Read more

bab 28

"Jangan kuwatir nggak akan ketahuan, aku menggunakan nama anomim sebagai identitas di forum karyawan. Jadi tidak akan ketahuan."Suara yang muncul dari bibir merah seorang wanita, yang ditangannya tergenggam telpon seluler.["Baiklah. Aku hanya membantumu mendapatkan beberapa foto itu. Lakukan tugasmu dengan baik."] sahut suara wanita lain disebrang sana."Senang bekerja sama denganmu." ucap wanita berbibir merah, dengan senyum sinisnya.["Kelak jangan hubungi aku untuk urusan apapun. Kita saling menguntungkan, kau juga dapat tips."] suara Rena dengan senyum tipis.****"Vio!" panggil Davi dengan nada panik dan kuwatir."Ada apa?"Sahut Vio lemas."Lihatlah berita di forum karyawan."Vio terbangun dari sandarannya segera Vio membuka komputernya dan mengklik forum Karyawan."Aa-apaa ini?" pekik Vio, melihat forum berita disana yang menjadi tranding topik.Dalam berita di forum pekerja, Vio menjadi
Read more

bab 29

Bastian dalam perjalanan pulang ke mansionnya."Tuan!" panggil Fang melirik tuannya yang termenung dibelakang, "Apa anda ingin kembali memutar?"Bastian hanya terdiam."Jika melewati belokan di depan kita akan melewati kantor tempat Nyonya bekerja. Tapi kita akan memutar sangat jauh." ujar Fang dengan senyuman diwajahnya."Belok saja.""Ehehe.. Baik Tuan."Fang membelokkan kemudinya, Bastian masih terdiam di belakang."Tunggu!" suara Bastian menegakkan punggungnya, "Vio tidak suka dengan para pengawal dibelakang.""Tenang saja tuan, saya sudah menginstruksikan mereka menyebar kedepan dan beberapa meter dibelakang. Nyonya tidak akan menyadarinya." Senyum ramah Fang menjelaskan."Ng?" Fang melebarkan sedikit matanya, saat melewati depan Gerbang perusahaan tempat Vio bekerja."Krumunan apa itu?"Bastian melongok, melihat jelas keluar. Matanya membola, melihat istrinya tengah ditindas banyak orang.
Read more

bab 30

Vio masih berbincang dengan neneknya. Bastian mendekat, dan duduk berjongkok di depan nenek."Apa nenek senang?""Tentu saja. Terima kasih nak, sudah merawat Vio untuk nenek. Dan semua perhatian yang sudah kamu berikan pada nenek." ucap Nenek dengan senyum teduhnya."Nenek sangat menghargainya."Bastian membalasnya dengan senyuman ramah juga. "saya juga senang kalau begitu.""Nenek, boleh saya minta tolong untuk menjaga Vio sebentar untukku?" pinta Bastian lembut. Wajah vio terkejut."Apa kamu mau pergi?" tanya Vio."Iya, hanya sebentar.""Baiklah."Nenek menyetujui."Biar Nenek menjaganya untukmu.""Terima kasih Nek, Akan ku bawakan oleh-oleh untuk nenek nanti."janji Bastian ramah.Bastian berdiri menatap wajah istrinya."Kau mau pergi?" tanya Vio tak rela."Kemana?""Ada hal yang harus ku urus." kata Bastian mendekat."Tapi...""Aku akan menempatkan beberapa orang disin
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status