"He eh, terserahlah," jawabnya pasrah. "Iya, terserah. Nay juga tidak perduli mau pacarnya satu, dua atau sepuluh sekalian. Toh sebentar lagi juga Nay akan berpisah.""Nah, gitu dong," ucapnya sambil tersenyum. "Sekarang kamu mau kemana?""Anu, Mas. Nay mau menggadaikan surat rumah. Buat bekal Nay nanti kalau sudah berpisah. Mas kan tahu sendiri kalau Nay ini tidak bekerja dan tidak punya penghasilan.""Kalau mau menggadai nanti urusannya repot, Nay. Jual saja. Kebetulan teman Mas ada yang mau membeli rumah. Kamu mau jual berapa?""Benar, Mas? Kira-kira rumah seperti itu laku berapa ya? Kalau Nay kasi harga tiga Milyar, ada yang mau tidak, ya?""Tiga milyar, ya? Ya sudah, sini mana nomer rekening kamu? Biar selanjutnya nanti Mas yang urus."Eh? Kenapa Mas Rafi enteng sekali bicara soal uang tiga milyar. Apa dia sedang mengejekku? Mana mungkin dia langsung memberikan uang sebanyak itu tanpa syarat-syarat atau apapun itu. "Kok melamun? Mana?""Apanya, Mas?""Kok apanya? Ya nomer reken
Last Updated : 2022-07-12 Read more