"Wah, kalau Nay serius, Mas lebih serius lagi ini. Tinggal ngajak Nay bertemu sama mama dan papa saja nanti.""Hish, Mas Rafi ini lho. Bercanda terus dari tadi," dia tertawa mendengarkan aku yang mulai sewot. "Iya, Nay. Maaf-maaf. Sebenarnya Mas itu bukannya tidak masuk kantor, hanya saja sedang bolak-balik mengurus proyek yang baru. Ilham mana tahu soal ini, sedangkan pekerjaannya sudah banyak yang terbengkalai di kantor.""Benarkah seperti itu, Mas?" tanyaku penasaran. "Sudahlah, Nay. Mas jemput kamu sekarang, ya?""Iya, Mas. Kalau begitu, kita bertemu di ruko saja ya? Biar Nay naik ojek saja. Kan Nay sudah bilang kalau... ""Iya, iya. Tidak enak dilihat tetangga kan?" sahutnya sebelum aku menyelesaikan ucapanku. "Iya, maaf ya, Mas. Mas Rafi jangan tersinggung, ya?""Iya, tidak apa-apa. Mas juga mengerti, kok.""Terima kasih, Mas. Nay siap-siap dulu,ya?""Ya sudah, terserah kamu saja." Aku mengakhiri panggilan. Tak lama, akupun sampai di ruko tersebut. Kebetulan para pekerja ju
Last Updated : 2022-07-25 Read more