"Kenapa tidak menyuruh Viona saja," sindirku. "Kamu itu apa-apaan sih, Nay. Lagi-lagi Viona. Kamu itu terlalu cemburuan sama dia.""Cemburu? Maaf ya, Mas. Aku sudah tidak punya lagi perasaan terhadapmu. Apalagi harus cemburu terhadap wanita murahan seperti itu.""Naya, kamu... ""Kalau kamu hanya ingin mengajakku bertengkar, aku akan segera pergi dari sini," ancamku. Dia yang tadi mulai meninggikan suaranya mendadak diam dan mengalah. Hari sudah sore, Alta belum juga bangun dari tidurnya. Kusentuh kembali keningnya, namun panasnya belum juga mereda. Tak lama Ratna muncul. Dia langsung menuju ke klinik begitu selesai kerja. "Bagaimana keadaannya, Nay?" Ratna juga terlihat cemas. "Badannya masih panas, Rat. Alta juga belum bangun dari tadi. Aku jadi cemas."Kulihat Mas Ilham segera beranjak keluar setelah mendengar gawainya berdering. Aku melihat dia berbicara di depan pintu, seperti sedang berdebat dengan seseorang. Terserahlah, aku sudah tidak perduli lagi. Apapun masalahnya,
Terakhir Diperbarui : 2022-07-28 Baca selengkapnya