Home / Romansa / Jadikan Aku yang Kedua / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Jadikan Aku yang Kedua: Chapter 101 - Chapter 110

154 Chapters

Tolong Restui Aku

Alya terbangun sangat pagi kali ini, usai sholat subuh dia sudah bersiap. Memang dia sengaja membawa baju lebih banyak hari ini. Kemarin Gavin sudah mengingatkan kalau kemungkinan mereka akan bermalam beberapa hari.Alya menghela napas panjang saat melihat kebaya putih yang semalam sudah disiapkannya. Hari ini dia akan menikah dengan orang yang dicintai, seharusnya hari ini hari terindah baginya. Tetapi entah mengapa Alya merasa sedih apalagi kalau tahu kenyataan yang sebenarnya, ia harus merahasiakan pernikahannya ini.Alya memejamkan mata, bayangan wajah ayah dan ibunya berkelebatan di pelupuk matanya. Sungguh dia tidak ingin menjadi anak durhaka. Andai saja ayah dan ibunya tidak bersikap kolot dan mau menerima Gavin sebagai menantunya bukan hanya anak angkatnya pasti Alya tidak akan memilih jalan ini.Sebuah travel bag sudah siap dijinjing Alya keluar kamar. Alya yakin ibunya pasti akan bertanya-tanya jika dia membawa tas sebesar ini. Oleh sebab itu sengaja ia bawa keluar lebih dul
Read more

Menjadi Nyonya Gavin Mahendra

“Saya terima nikah dan kawinnya Alya Prameswari binti Baskoro Ahmadi dengan mas kawin tersebut dibayar tunai,” ucap Gavin dengan lantang melafalkan akad nikah mereka pagi ini.“Sah, sah, sah.” Kemudian tak lama terdengar celetukkan dari beberapa orang yang datang menandakan kalau pernikahan mereka telah sah hari ini. Lantunan doa segera dikumandangkan, tak lama Alya dihadirkan dan untuk pertama kali Gavin bertemu Alya sebagai suami istri.Gavin terdiam, terpukau saat melihat Alya keluar dalam balutan kebaya putih, jarit dan riasan yang sangat cantik. Baru kali ini Gavin melihat Alya dalam tampilan yang berbeda. Apa karena Alya sudah sah menjadi istrinya sehingga gadis manis itu terlihat sempurna di mata Gavin.Prosesi dilanjutkan dengan saling menyematkan cincin. Karena Gavin kemarin sudah melamar Alya maka dia tinggal memindah cincin di tangan Alya. Sementara Gavin sendiri sudah melepas cincin nikahnya dengan Yeni. Dia sengaja memesan ci
Read more

My First Time

Usai makan siang tadi, Alya terlelap pulas dan baru menjelang sore terbangun. Gavin tidak ditemuinya saat dia terbangun dari tidur, oleh sebab itu Alya memutuskan langsung mandi saja.Alya sudah keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan bathrobe. Dia memang lupa tidak membawa baju ganti saat masuk ke dalam tadi. Alya bergegas mengambil bajunya yang masih tertata rapi di travel bag. Dia memang belum sempat mengeluarkan bajunya.Tangan Alya masih sibuk mencari baju di travel bag saat Gavin masuk ke dalam kamar. Dia mengulum senyum saat melihat Alya duduk bersimpuh di lantai sibuk mengambil bajunya. Sebuah deheman Gavin menginterupsi kesibukan Alya.Gadis manis itu langsung menoleh dan menengadahkan kepala melihat suaminya sedang tersenyum sambil bersedekap di belakangnya.“Perlu dibantu, Babe?” tawar Gavin. Alya tertawa dan menggelengkan kepala. Entah mengapa dia merasa canggung dengan tawaran Gavin tadi.Gavin berjalan mendekat dan
Read more

It's Honeymoon

Suara desir ombak dan sepoi angin laut pagi ini sudah membuat Alya terjaga. Dia menoleh ke samping dan melihat Gavin sudah tidak ada di tempatnya. Alya mengerjapkan mata sambil menatap jendela kaca di depan kasurnya. Jendela itu terbuka dan Alya melihat ada bayangan yang sedang berdiri di sana.Perlahan Alya menyibak selimut kemudian memakai jubah tidurnya dan dengan tertatih berjalan keluar. Alya langsung tersenyum saat melihat Gavin sedang berdiri di balkon, bertelanjang dada sambil menatap laut.Alya berjalan menghampiri dan langsung memeluk Gavin dari belakang. Gavin sedikit terkejut saat ada tangan mungil yang melingkar di tubuhnya.“Sudah bangun, Babe?” sapa Gavin sambil mengelus lembut tangan Alya.Alya mengangguk sambil mengecup punggung Gavin berulang. Gavin tersenyum dan ikut mendekap tangan Alya. Kemudian dia sudah memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan Alya. Disapunya wajah manis yang tampak kusut di depannya ini. Gavin mengulum
Read more

Dua Sisi

Sekali lagi suara desahan sudah memenuhi seluruh kamar Gavin. Entah kali keberapa mereka melakukan penyatuan yang pasti Gavin dan Alya seakan tidak pernah bosan melakukannya. Berbagai macam posisi juga sudah mereka lakukan.Alya mendesah dengan peluh yang menetes memenuhi tubuh dan wajahnya. Rambut panjangnya berantakan dan tak beraturan namun, meski demikian tak menghilangkan kesan seksi padanya. Gavin sudah membalik tubuh Alya merubah posisinya di atas.Gadis itu tersenyum menggoda dan langsung duduk dengan manis di atas suaminya. Ia sudah menggerakkan pinggulnya naik turun menyesuaikan dengan ritme ciuman mereka. Baru beberapa hari melayani suaminya, Alya sudah sangat pandai kini dan membuat Gavin kesenangan. Mungkin karena adanya perbedaan saat awal nikah dengan Yeni dulu membuat Gavin ketagihan dan tidak mau sedetik saja lepas dari Alya.“Aahh ... ,” Gavin mendesah keenakan. Dia langsung menyambar dua gundukan lemak milik istrinya yang terus ber
Read more

Menahan Hasrat

[“Al, bukankah itu seperti suara Mas Gavin?”] tanya Yeni di telepon. Alya terdiam dan melirik ke arah Gavin yang sudah terbangun. Pria tampan bermata sipit itu hanya menatap Alya sambil memeluknya dengan erat. Matanya seakan bertanya ke Alya dengan siapa dia bertelepon.“Hmm ... sepertinya kamu salah dengar, deh. Aku sedang menonton film tadi,” bohong Alya. Dia tidak mau Yeni menaruh curiga kepadanya. Alya ingin Yeni tahu pernikahannya dengan Gavin tidak secepat ini.[“Oh ... aku kira itu suara Mas Gavin. Mungkin aku sedang merindukannya jadi teringat suaranya tiba-tiba,”] ucap Yeni kemudian.Alya hanya diam dan berwajah datar. Sementara Gavin terus melihatnya dengan tatapan bertanya.[“Ya udah kalau gitu, Al.”] Yeni sudah mengakhiri panggilannya dan tanpa menjawab Alya sudah mematikan ponselnya.“Siapa yang menelepon?” tanya Gavin kini sambil melihat ke arah Alya.“Istrimu, M
Read more

Godaan Istri Tua

Yeni spontan menoleh ke arah pintu dan melihat suaminya baru datang sedang berdiri mematung di depan pintu. Yeni tersenyum dan perlahan memakai satu persatu pakaian. Entah sengaja atau tidak, Gavin merasa Yeni melakukan ritualnya sehabis mandi begitu gemulai.“Mas baru datang?” tanya Yeni sambil berjalan mendekat. Ia sudah memakai celana dalam kini sudah memakai bra hanya belum mengaitkannya. Yeni terus berjalan sambil tersenyum menggoda Gavin.Gavin hanya diam sambil menganggukkan kepala. Pria berwajah tampan dengan mata sipit ciri khasnya itu hanya melihat ulah istri pertamanya ini dengan sudut mata.“Mas, minta tolong kaitkan bra-ku!” pinta Yeni dengan gerakan gemulai dan menggoda. Gavin masih diam dan menatap Yeni dengan datar kemudian tangannya sudah mengaitkan bra milik Yeni.Yeni masih berdiri di depannya dan kini menarik tangan Gavin agar menyentuh gunung kembar miliknya. Gavin menghela napas panjang. Dulu mungkin dia tidak
Read more

Nyerempet Bahaya

“Kamu semalam tidur di mana, Mas? Aku menunggumu semalaman,” cetus Yeni begitu melihat Gavin masuk ke kamar.Yeni tampak duduk di atas kasur dengan wajah yang ditekuk. Bibirnya sudah maju beberapa senti menunjukkan kalau dia sedang cemberut dan kesal dengan ulah Gavin semalam. Gavin hanya tersenyum nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.“Eng ... aku ketiduran di kamar Putri semalem. Aku kangen gak ketemu Putri hampir seminggu,” jawab Gavin memberi alasan. Dia memang sengaja memilih tidur di kamar Putri untuk menghindari Yeni.“Kamu kangen Putri, tetapi gak kangen aku, Mas?” protes Yeni kemudian. Gavin terdiam. Dia tersenyum miring sambil menatap Yeni dengan mata sipitnya.“Biasanya kamu juga tidak pernah merindukan aku, Yen,” sergah Gavin tak kalah pedas. Yeni terkejut mendengar jawaban Gavin. Padahal semalam dia sangat merindukan Gavin dan menginginkan sentuhannya, tetapi mengapa suaminya seol
Read more

Ngeri-ngeri Sedap

Alya berulang mendesah saat Gavin sudah memulai penyatuan mereka. Pria tampan bermata sipit itu memang sudah sangat nekat. Padahal kemarin saat Alya mengajaknya untuk melakukan di rumah ini, Gavin menolak. Kini malah Gavin yang menggodanya lebih dulu dan memulai penyatuan mereka.“Ah ... ah ... .” Alya mendesah tak karuan. Tubuhnya terus menggeliat, tangannya sibuk mencengkram bahu Gavin seakan sedang menahan sesuatu. Gavin tersenyum, ia semakin menggila saat melihat reaksi istri keduanya itu.Gavin semakin mempercepat gerakannya, pinggulnya naik turun dengan mata setengah terpejam membuat Alya semakin mendesah tak karuan. Gadis berwajah manis itu sudah menggigit bibirnya sambil terus mencengkram bahu Gavin. Kemudian tiba-tiba Gavin mendesah panjang, tubuhnya mengejang lalu spontan menyambar bibir seksi Alya.Gadis berwajah manis itu langsung membalas ciuman Gavin tidak kalah ganas. Dia terus memeluk Gavin dan menahan tubuhnya agar tidak buru-buru me
Read more

Pilihlah Aku

Keluar dari rumah tadi, Yeni langsung menuju apartemen Irwan. Yeni senang saat Gavin memberinya izin tanpa bertanya lebih banyak. Meskipun awalnya dia sedikit curiga, tetapi Yeni sudah berhasil meyakinkan Gavin. Yeni sudah memarkir mobilnya di apartemen Irwan dan bergegas masuk ke dalam kabin kamarnya.Pria berwajah manis itu langsung tersenyum saat melihat Yeni datang tepat waktu sesuai dengan ucapannya di telepon tadi.“Katamu ada acara keluarga akhir pekan ini. Mengapa tiba-tiba menghubungiku? Untung saja suamiku tidak curiga tadi,” dumel Yeni begitu sudah masuk ke dalam apartemen Irwan.Irwan, pria berwajah manis itu hanya tersenyum dan ikut duduk bersebelahan dengan Yeni. Dia terus menatap Yeni dengan tatapan menggoda seakan sedang menginginkan sesuatu dari wanita cantik itu.“Aku kangen kalau tidak menidurimu semalam. Makanya aku percepat acaranya,” gumam Irwan. Yeni hanya menggelengkan kepala sambil menatap Irwan dengan cemb
Read more
PREV
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status