POV AbimanaPagi ini aku harus bertemu pihak Batam yang sudah tidak bisa ditunda lagi, setelahnya aku ke Hayuda. Meta menghubungi agar aku segera ke sana begitu sampai Jakarta."Eh, Meta, nggak bisa lebih lembut kalau ngajarin? Cantik-cantik, kasar!""Bapak itu harus diajari seperti ini, biar cepat pintar, heran, sudah berkali diajari tetap saja belum paham!" Kudengar perdebatan antara Adip dan Meta saat aku hendak masuk ke ruangan Adip."Pantes jadi perawan tua, galak kayak singa!" "Bapak nggak ngaca? Umur berapa? Bahkan di luar sana orang seumuran Bapak sudah punya anak, dua malah!" "Ehm, pagi," sapaku masuk ke ruangan yang saat ini hanya diisi oleh Meta dan juga Adip."Pagi, Pak." Cepat Meta berdiri memberi hormat. "Gimana, Met, ada perkembangan?""Sedikit.""Sedikit?! Sedikit kamu bilang? Kau bahkan menyuruhku lembur setiap hari, Met?" sela Adip tak terima."Tapi belum sempurna, Pak.""Saya perhatikan kalian ribut dari tadi. Setiap hati seperti ini? Gimana ada titik temu? Kamu
Baca selengkapnya