"Lebih baik Silvia tidak mendapatkan tanah itu daripada bermusuhan dengan bi Baidah, Paman," ujar Silvia. Suaranya terdengar tulus. Dia mengucapkan itu sangat tenang. Tidak ada kemarahan yang tersorot dari matanya. Aku yakin dia sadar dan ikhlas menuturkan itu.Ia memilih tidak mendapatkan harta itu daripada berseteru dengan istri pamannya. Sikapnya semakin menambah nilai plus di mataku. Di luaran sana tidak sedikit orang berebut harta meski harus dimusuhi satu keluarga besar. "Tidak, Nduk. Tekad paman sudah bulat, Nduk. Kamu harus tetap mendapatkan jatah tanah itu. Urusan bibirmu itu biar menjadi tanggung jawab paman. Tidak seharusnya dia bersikap seperti itu. Itu tanah paman beli jauh sebelum menikah dengannya. Ditambah lagi itu dibeli saat bareng dengan bapakmu. Kamu berhak mendapatkannya, Nduk. Tidak boleh menolaknya." Aku melihat di depanku dua orang yang sama-sama baik. Silvia wanita sederhana yang tidak gila harta. Selama menjadi suaminya aku tidak pernah melihatnya membeli
Baca selengkapnya