Bab 96: Bag! Bug! Gedebug! Aku melihat Ningsih ada di situ, berbaring di ayunan pantai. Ia sedang membaca sebuah buku, yang dengan perlahan ia tangkupkan ke dadanya sendiri saat menyadari kehadiranku. Ia tersenyum manis, lalu menjulurkan tangannya kepadaku. Tangan yang pada jari manisnya terdapat sebuah cincin kawin, dengan batu permata yang sinarnya berkerling. “Mas..,” panggilnya lirih. “Ning..,” sahutku pula seraya menunduk dan mendekatkan wajahku pada wajahnya. Ningsih memberiku sebuah ciuxman yang teramat dalam di pipiku. Dalam, lekat, semakin lekat, hingga kemudian terasa menggigit. Tiba-tiba.., Aku tersentak! Sesuatu yang kurasakan sebagai ciuxman Ningsih tadi ternyata adalah gigitan nyamuk. Pelan-pelan aku membuka mata, dan yang kulihat di sekelilingku hanyalah kegelapan. Suasana teramat lengang. Jika ada sesuatu yang kudengar itu hanyalah cengkerik jangkrik dari beberapa penjuru malam. Segera kusadari bahwa ternyata aku
Read more